SYAKHRUDDIN.COM – Peristiwa ini terjadi di rumah duka Hj. Yulia Dg Sanga (65) yang meninggal dunia Sabtu 21 Mei 2022 karena sakit. Sepakat keluarga untuk memakamkan almarhumah, Minggu 22 Mei 2022 ba’da dhuhur, di Pekuburan Islam Nipah-Nipah Antang.
Sejak pagi berdatanganlah sanak famili ke rumah duka, baik dari pihak Andi Ridwan Rasyid (Puang Atjo), maupun dari rumpun keluarga dari Hj. Yulia Dg Sanga (almarhumah).
Sekitar jam 10.00 datanglah Masdar bersama isterinya Yanti.
Setelah duduk, Yanti lalu memperkenalkan dirinya kepada Achmad Bata Dg Jarre dari Moncobalang, Kakak dari Almarhumah.
“Saya anaknya almarhumah Bollo”
Oh ya …. Iya Nak, silakan duduk.
Di sudut depan kiri, ada Awal, anak almarhum, melihat Masdar datang lalu bertanya dalam hati.
“Mungkin Pak Masdar datang jenguk ibuku, karena Om Tiar sedang mengerjakan proyek di DPR Provinsi Sulawesi Selatan.
Keduanya lalu saling bertanya-tanya, barangkali kita itu keluarga, kenapa Pak Masdar datang.
Setelah usut punya usut ternyata benar. Ananda Tiar yang selama ini mengerjakan proyek di DPRD Sulsel, tidak saling kenal, kalau kedua pertautan bisnis ini, ada hubungan keluarga dari pihak isteri.
“Barulah mereka sadar”
Ternyata keluarga di sangka tamu.
Bahwa kita akan bersua kalau ada kematian, atau pesta perkawinan dan dari sanalah baru kita tahu, bahwa sesungguhnya kita masih satu rumpun….. Orang Makassar bilang “Abbija tedong maki”
Beda dengan pendahulu kita dahulu, setiap pergi bertamu ke rumah sepupunya, dia bawa anak-anaknya, sembari memperkenalkan !
Iyanne pindu nu, gassing ka siciniko di arangan, tena na nu siasseng “
Ini pindumu – siapa tahu bertemu di jalan dan tidak saling kenal.
Maka silaturahmi kelaurga, betapa mereka junjung tinggi, sehingga mulai dari Pinta – Pindu – Cikali, masih seperti saudara, bahkan ada yang menjodohkan sesama rumpun keluarga.
Itu dimasa zaman Kolonial, di era milineal, semua berubah menjadi, hubungan lewat jalur facebook, instagram dan whaatsApp.
Lain halnya dengan teman sekolah saya, namanya Hasbollah.
Ini Syakhruddin kan ??? katanya di dalam Masjid Nurul Hidayah, menjelang sholat dhuhur berjamaah.
Kita teman sekolah di Labuang Baji dulu.
Teman kita ada Syahrir, ada Dolo, Ada Muhlis dan Saya Hasbollah.
Kita sebenarnya masih satu rumpun keluarga, hanya baru 50 tahun baru bertemu.
Saya dari pihak Bollo – sementara kita dari pihak Babba Itung, jadilah saling teletabis ketika rambut sudah sama memutih.
“Jadi saya yang bawa Ngemba pindah naik bertempat tinggal di Lambengi – kebetulan isteri almarhum Ngemba masih punya kaitan dengan saya, Subhanallah.
Ini fakta lapangan yang saya peroleh, di rumah duka Hj Yulia Dg Sanga di Kompleks Perumahan Jalan Kajenjeng Dalam 11 Blok 6 No 95 Perumnas Antang Makassar.
Seusai sholat dhuhur, dilanjutkan sholat jenazah untuk almarhumah Hj Yulia Dg Sanga (65) kemudian dinaikkan ke ambulans menuju ke Pekuburan Islam Nipah-Nipah Perumnas Antang Makassar.
Di samping pusara almarhumah, saya dipercayakan mewakili keluarga untuk menyampaikan pidato duka cita seraya menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pengantar jenazah, yang telah meluangkan waktu dan kesempatannya, mengantar almarhumah sampai ke tempat peristirahatannya yang terakhir, Al-Fatihah (***)