SYAKHRUDDIN.COM – Seorang pemuda bernama Muhammad Yusril Mahendra (18) meninggal setelah tertimpa tugu di anjungan Toraja, Pantai Losari, Makassar. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa korban diduga tertimpa huruf “T” dari tugu anjungan Toraja saat beraktivitas pada Selasa, 25 Juni 2024 pagi, jenazah almarhum sudah dibawa ke rumah duka di Kampung Gontang Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Provinsi Sulawesi Selatan dikenal dengan kuliner lezat seperti Pisang Epe, Es Pisang Ijo, Barongko, Coto Makassar, Sop Konro, Ikan Bakar Parape, dan Songkolo Bagadang. Provinsi ini menyajikan pengalaman unik yang tidak dapat ditemui di tempat lain.
Suku Bugis, Makassar, dan Toraja menghuni provinsi yang memiliki luas sekitar 82.768 km². Suku Bugis dan Makassar mendiami pesisir pantai selatan, timur, dan barat, sedangkan suku Toraja mendiami dataran tinggi atau area pegunungan dengan ketinggian 700-1.200 meter di atas permukaan laut.
Anjungan Sulawesi Selatan menampilkan tiga rumah adat, yaitu Rumah Tongkonan dari suku Toraja, Rumah Balla Lompoa dari suku Makassar, dan Rumah Bola atau Souraja dari suku Bugis.
Di area Bugis-Makassar, rumah bangsawan memiliki detail yang berbeda dengan rumah rakyat biasa. Di dalamnya terdapat Rakkeang (Bugis) atau Pammakkang (Makassar) untuk menyimpan benda-benda pusaka, padi, dan persediaan makanan.
Ada pula Kale Balla yang terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, dan ruang makan, serta Awasao atau Passiringan untuk memelihara ternak dan menyimpan alat-alat pertanian.
Selagi di sini, pengunjung dapat menjelajahi Sulawesi Selatan lewat peragaan hasil perburuan dan hasil hutan, serta anyaman dan peragaan busana dari masing-masing suku.
Sementara itu, rumah adat Toraja umumnya menghadap ke utara, dengan atap yang berbentuk perahu wangka (Bugis) dan dihiasi ukiran berwarna merah, putih, kuning, dan hitam. Tanduk kerbau di depan rumah menunjukkan jumlah kerbau yang digunakan dalam upacara pemakaman adat.
Suku Toraja memiliki upacara pemakaman yang lebih mahal dibandingkan upacara pernikahan. Ornamen di depan rumah mencerminkan status pemiliknya, dengan tiga pasang kepala kerbau (Kabonga) menjadi simbol kebangsawanan, dan deretan lumbung padi (alang) berukir menunjukkan status kekayaan pemilik rumah.
Tahukah Kamu?
Dalam pandangan orang Toraja, kerbau, khususnya tedong bonga, dianggap sebagai makhluk magis. Kerbau dihormati sebagai kendaraan roh di perjalanan akhirat, sehingga perannya sebagai kurban upacara pemakaman menjadi tak ternilai.
Pada upacara pemakaman khusus untuk bangsawan, tak jarang, jumlah kerbau dan babi yang dipotong mencapai ratusan ekor (sdn)