SYAKHRUDDIN.COM – Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, di Istana Kepresidenan Jakarta setelah pemungutan suara Pilpres 2024.
Pertemuan antara keduanya menjadi perbincangan hangat mengingat NasDem masih tergabung di kabinet Jokowi dan mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Pilpres, sementara Jokowi tampaknya memberikan dukungan tidak langsung kepada Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, seagaimana dilansir CNN Jakarta.
Berikut beberapa fakta menarik tentang pertemuan ini:
1. Tertutup dan Dadakan
Pertemuan tersebut diselenggarakan secara tertutup pada Minggu 18 Februari 2024 malam, tanpa kehadiran awak media massa yang tidak dapat meliput langsung kejadian tersebut. Elite Partai NasDem, Sahroni, membocorkan informasi beberapa menit sebelum pertemuan dimulai, menyebutkan bahwa Surya dipanggil ke Istana oleh Jokowi pada pukul 18.00 WIB. Pertemuan berlangsung selama satu jam.
2. Permintaan Khusus
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menyatakan bahwa pertemuan tersebut diadakan atas permintaan khusus dari Surya Paloh. Jokowi disebut sengaja mengosongkan jadwalnya untuk menyambut pertemuan ini. Namun, Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim, membantah pernyataan tersebut, menegaskan bahwa Jokowi yang mengundang Surya ke Istana.
3. Pembicaraan Agenda Kebangsaan
Pertemuan membahas berbagai agenda kebangsaan, termasuk pemilu. Ari menyatakan bahwa pertemuan ini sesuai dengan pernyataan Jokowi sebelumnya tentang silaturahmi dengan berbagai tokoh masyarakat, membicarakan tantangan global, dinamika politik, dan pemilu.
4. Kapasitas Sebagai Pendukung Pemerintahan
Sahroni menegaskan bahwa pertemuan tidak membahas pilpres. Dia mengingatkan bahwa Surya Paloh tetap menjadi pemimpin partai pendukung pemerintahan Jokowi. Kehadiran Surya di Istana diklarifikasi sebagai memenuhi undangan makan malam yang diselenggarakan oleh Presiden.
5. Jokowi Sebagai Jembatan
Jokowi, usai pertemuan, mengungkapkan isi perbincangan dengan Surya Paloh. Dia menggambarkan dirinya sebagai jembatan di antara politisi dan menyatakan bahwa ia tidak ingin ikut campur dalam urusan politik. Namun, ia bersedia menjadi penengah di berbagai poros politik.
Dengan demikian, pertemuan ini menjadi sorotan publik karena melibatkan tokoh-tokoh penting dari pemerintah dan partai politik yang mendukung pemerintahan Jokowi, sementara spekulasi tentang dukungan politik pada Pilpres 2024 tetap menjadi perhatian utama (sdn/cnn)