
SYAKHRUDDIN.COM – Gempa tersebut terjadi di bagian barat negara, khususnya 35 km (20 mil) barat laut dari kota Herat. Sayeeq, juru bicara Kementerian Bencana Taliban, dalam pesannya kepada Reuters mengonfirmasi angka kematian yang meningkat menjadi 2.445 orang, sementara jumlah korban luka mengalami revisi menjadi lebih dari 2.000 orang.
Sebelumnya, laporan menyebutkan 9.240 orang terluka. Selain itu, gempa ini juga merusak atau menghancurkan sebanyak 1.320 rumah.
Bencana ini menjadi salah satu gempa bumi paling mematikan di dunia tahun ini, dengan jumlah korban jiwa yang jauh lebih besar daripada gempa serupa yang terjadi di Turki dan Suriah yang menewaskan sekitar 50.000 orang.
Sayeeq mengungkapkan bahwa 10 tim penyelamat telah dikerahkan ke daerah yang berbatasan dengan Iran, sedangkan 12 desa di sekitar wilayah gempa di Afghanistan bagian barat mengalami kerusakan parah hingga rata dengan tanah.
Para korban gempa menggambarkan momen mengerikan ketika bangunan-bangunan di sekitar mereka runtuh. Tim penyelamat bekerja tanpa henti sepanjang malam untuk mencari dan menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan.
Situasi medis di Afghanistan sangat memprihatinkan, dengan fasilitas medis yang sangat terbatas. Rumah sakit menghadapi kesulitan dalam merawat para korban luka. Untungnya, PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya telah segera memberikan bantuan darurat kepada korban.
Korban yang paling terdampak adalah mereka yang tinggal di daerah terpencil dan rumah-rumah yang terbuat dari lumpur. Seorang warga Herat, Bashir Ahmad, menggambarkan bagaimana semua rumah di desanya runtuh akibat gempa pertama.
Menteri Kesehatan Masyarakat Taliban mengunjungi Herat untuk mengevaluasi dampak bencana ini, sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa setidaknya 465 rumah telah hancur.
Kapasitas rumah sakit tidak mampu menampung semua korban, sehingga banyak pasien harus diinfus di luar gedung utama rumah sakit. Gambaran lain menunjukkan puing-puing yang menghalangi jalan di distrik Injil Herat, yang menghambat upaya penyelamatan.
Situasi ini sangat mengerikan, dan banyak orang mengungkapkan ketakutan dan kepanikan mereka. Herat, yang terletak 120 km timur perbatasan Iran, adalah ibu kota budaya Afganistan dan dihuni oleh sekitar 1,9 juta orang.
Perlu diingat bahwa Afganistan adalah negara yang sering dilanda gempa bumi, terutama di wilayah pegunungan Hindu Kush karena posisinya yang dekat dengan persimpangan lempeng tektonik Eurasia dan India.
Pada Juni 2022, Provinsi Paktika juga dilanda gempa berkekuatan 5,9 skala Richter yang menewaskan lebih dari 1.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal (sdn)