SYAKHRUDDIN.COM – Polda Papua telah siap untuk menanggapi permintaan uang dari kelompok bersenjata (KKB) Papua terkait sandera pilot Susi Air, Philip Mehrtens, jika permintaan tersebut memang ada.
Namun, polisi menegaskan bahwa mereka tidak akan memenuhi tuntutan jika yang diminta adalah senjata atau status merdeka.
Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri, Kapolda Papua, menyatakan bahwa yang terpenting saat ini adalah pembebasan sandera yang merupakan warga negara Selandia Baru.
Menurutnya, permintaan uang bisa dipertimbangkan, tetapi tidak dengan senjata atau status merdeka.
“Kami tidak akan memenuhi kedua permintaan tersebut (merdeka dan senjata). Namun, kami akan menyiapkan dan menyerahkan uang yang diminta kepada Egianus Kogoya, warga negara Selandia Baru yang menjadi sandera, setelah ia dibebaskan dan diserahkan kepada aparat keamanan,” ujar Mathius Fakhiri di Jayapura, seperti yang dilansir dari Antara.
Mathius mengungkapkan bahwa negosiasi masih berlangsung dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga Egianus Kogoya.
Dengan melibatkan keluarga tersebut, diharapkan pimpinan KKB mau melepaskan sandera yang telah disandera sejak tanggal 7 Februari 2023.
Mathius berharap agar KKB Papua tidak benar-benar melaksanakan ancamannya dengan menembak Philip jika tuntutan mereka tidak dipenuhi dalam batas waktu tertentu.
Kami berharap Egianus tidak akan mewujudkan ancamannya dengan menembak pilot Susi Air pada tanggal 1 Juli mendatang, tambahnya.
Selain itu, Mathius juga berharap keluarga dapat membantu meyakinkan Egianus untuk tidak melaksanakan eksekusi terhadap Philip.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau KKB membantah bahwa mereka meminta senjata dan uang sebagai syarat pembebasan pilot Susi Air, Philip Mehrtens, yang telah disandera sejak 7 Februari 2023.
“Kami tidak pernah meminta uang dan senjata untuk menukar pembebasan pilot Philip Mark Mehrtens,” ungkap juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, seperti dilaporkan oleh Asia Pacific Report pada bulan Maret.
Menurutnya, klaim tersebut hanyalah propaganda dari aparat keamanan. KKB Papua sendiri menganggap masalah ini sebagai isu politik, dengan pilot asal Selandia Baru dianggap sebagai jaminan untuk negosiasi politik.
Namun, pada akhir bulan Mei, KKB Papua memang mengancam akan menembak Philip. Dalam sebuah video yang tersebar dan telah dikonfirmasi keasliannya, Philip dalam penjagaan KKB membacakan pernyataan bahwa ia diancam akan ditembak jika negosiasi tidak terjadi dalam waktu dua bulan.
“Dalam dua bulan jika negosiasi tidak terjadi, mereka mengancam akan menembak saya,” ujar Philip.
Dalam video tersebut, Philip Mehrtens tampak kurus sambil memegang bendera Bintang Kejora, simbol kemerdekaan Papua Barat, dan dikelilingi oleh anggota KKB yang mengacungkan senjata (sdn)