SYAKHRUDDIN.COM – Bagi Rahma Ayyub, meraih gelar sarjana komunikasi, tidaklah mudah, terlebih kedua orang tuaNYA sudah tiada. Rahma harus membanting tulang, perjalanan hidupnya menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Ilmu Komunikasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, menuntut untu tetap tegar dalam tantangan.
Di acara ramah tamah yang berlangsung di Phinisi Ballroom, Hotel Claro Makassar, Jalan AP. Pettarani Makassar, Senin 26 September 2022, Rahma menceriterakan kisah suksesnya.
Rahma demikian ia biasa di sapa, dipanggil tampil ke depan, oleh Dekan FDK, DR Firdaus Muhammad, MA yang melakukan testimoni perjuangan, dari para mahasiswa yang berhasil melalui rintangan.
Sehingga berhasil meraih gelar sarjana dan hari ini, Selasa 27 September 2022, mereka akan menggunakan toga kebesaran, dihadapan keluarga dan pejabat di lingkungan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Silakan Rahma maju ke depan, dan menceriterikan perjuangan Anda kepada kita semua.
Namun sebelumnya, Kajur Ikom DR. Asni Djamereng, lebih awal memberikan komentar, seputar perjuangan Rahma Ayyub.
Dengan suara terbata-bata dan air mata yang mengalir dari balik kacamatanya, terkesan kalau Ibu Asni, sangat memahami perjuangan mantan mahasiswanya.
Rahma kesini Nanda, silakan sampaikan kepada kami semua tentang perjuanganmu.
“ Setelah memberi salam, Rahma lalu memperkenalkan diri “
Saya Rahma Ayyub, menyelesaikan pendidikan di kampus dengan sebatang kara.
Beruntung saya memiliki bestie (sahabat) dekat sejak dari SMA. Ia lalu menyapa sahabatnya untuk tampil mendampinginya.
Inilah orangnya yang membantu saya meraih gelar sarjana.
Banyak usaha saya lakukan untuk membayar uang kuliah Pak Dekan.
Selain mengumpul uang dari hasil penjualan kue, pernah juga menjadi karyawan paruh waktu di salah satu perusahaan percetakan di kota ini, bahkan menikmati profesi sebagai pengemudi Ojek Online (Ojol).
Bagi saya, yang penting halal dan bisa menyelesaikan pendidikan di kampus bermartabat, sembari menyeka air mata.
Dukungan dari Kajur saya, Ibu Asni Djamereng dan para dosen yang terus memberikan spirit, membuat saya tegar menjalani proses perkuliahan hingga dapat meraih predikat seperti hari ini.
Terima kasih sahabatku dan terima kasih atas dukungan semua pihak dan akhirnya, saya bisa sampai disini dan berbicara di depan peserta ramah tamah wisuda sarjana, tuturnya penuh haru.
Acara sambutan Dekan FDK, kali ini polanya di rubah, selain memperkenalkan para Wadek, KTU, jajaran staf dan dosen luar biasa, yang telah lama mengabdi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Tak berhenti sampai di Rahma, Firdaus malah menampilkan perwakilan dari masing-masing jurusan, untuk menyampaikan sukses story dari mahasiswa yang sangat hebat, karena mampu menyelesaikan pendidikan ditengah tantangan yang menghadangnya.
Dekan lalu memanggil seseorang yang bernama Pak Baba dari Wajo.
Silakan Pak, bagaimana upaya Bapak dalam menyekolahkan anaknya di Fakultas Dakwah.
Pak Baba yang tak pernah menyangka akan didadak seperti ini, beliau sedikit kagok berbicara, bahkan di pancing untuk berbicara dalam bahasa daerah Bugis.
“Anu Pak, bicara ugi maki” Pak Baba lalu menyerahkan maik kepada isterinya. Iye, bicaralah, katanya singkat.
Ketika Pak Dekan kembali melanjutkan arahannya, barulah diketahui kalau Pak Baba dari Keera, masih terbilang dalam hitungan Omnya sendiri.
Masih segar dalam ingatan Firdaus, ketika Pak Baba memberikan levis baru, saat Firdaus menempuh pendidikan di pesantren, sementara di pesantren saat itu, hanya memakai sarung.
Suasana yang mengharu biru, mewarnai acara ramah tamah wisuda ke-76 yang diketuai DR. Tasbih,MA dan didukung sepenuhnya oleh Kabag Tata Usaha, Hasni Sadir yang mengerahkan seluruh jajarannya demi suksesnya acara ini.
Episode ramah tamah wisuda diwarnai dengan penampilan “Gambus Maramis, salah seorang diantara pemain adalah putra dari Bapak Usman Djasad yang akrab disapa Ujas.
Penampilan tarian etnis Toraja dari semester III Jurusan Manajemen Dakwah serta pencak silat yang pernah melambung nama UIN di kancah nasional , termasuk penampilan lagu daerah yanag dibawakan perwakilan jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).
Yang dinakhodai Kajur Prof. H. Hasaruddin, M.Ag dan Sekretaris, DR Sakaruddin Mandjarreki dan operator handal, Ady Casanova yang sampai sekarang masih berstatus jomblo (syakhruddin)