
SYAKHRUDDIN.COM – Warga Pinrang digegerkan dengan ulah seorang ibu bernama Mariyani (37) isteri Abdul Samad (40) yang memberi minum racun kepada dua buah hatinya, masing-masing Muh. Danil (8) dam Muh Naufal (5).
Mariyati (37) lalu gantung diri di depan pintu kamarnya, sebelumnya masih sempat menitip pesan melalui voice mail di handphonenya.
Peristiwa yang menggemparkan warga, telah dilaporkan secara resmi Babinsa Kel.Fakkie Kec. Tiroang Kab. Pinrang kepada Danramil1404 Paleteang, Senin 19 September 2022.
Kronologisnya, berawal saat suami Mariyati (37) bernama Abd. Samad (40) pekerjaan petani, bertempat tinggal di Lingkungan Ancol Barat Kel. Fakkie Kec. Tiroang Kab.Pinrang.
Pamit untuk pergi menangih utang.
Sekembalinya ke rumah, menyaksikan isterinya tewas tergantung di depan pintu kamar dan dua anaknya sudah tak bernyawa.
Sang suami panik, lalu lari ke rumah orang tuanya yang letaknya tidak jauh dari rumah korban. Berselang beberapa saat, datanglah keluarga dan sanak famili dari dari pihak sang suami.
Aksa, adik kandung Abd. Samad, setelah menyaksikan ketiga korban, berinisiatif melaporkan peristiwanya ke Polsek Tiroang.
Sementara warga mulai berdatangan menyaksikan peristiwa yang menimpa keluarga Abd. Somad.
Tak berselang lama, petugas lalu mengevakuasi ketiga korban ke rumah sakit Lasinrang untuk diotopsi.
Hasil pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada ketiga korban.
Sementara disisi dua anaknya, terdapat botol racun bermerek “sapu bersih”.
Kuat dugaan, kedua anaknya di racun sebelum Mariyati gantung diri.
Sejumlah tetangga yang datang ke rumah duka mengatatakan, jika keluarga korban tidak memiliki permasalahan dengan keluarga maupun tetangga lainnya.
Namun beberapa sumber menyebutkan, kalau hal ini terjadi akibat tekanan ekonomi.
Kondisi itu diperkuat dengan pesan melalui voice mail di HP korban yang diputar ulang dan di dengar anggota keluarganya, pesan almarhumah :
“Bapak semangatki, karena masih ada dua anakmu yang aku tinggalkan bersamamu.
Biarlah si kecil saya bawa, agar tidak menyusahkan kamu nanti , karena anakmu ini sering sakit.
Sudah seharian saya fikir, dan saya sudah janji untuk keluarkan emasnya Hj. Dahlia dari pegadaian, tetapi tidak adapi uang.
Saya minta maaf Bapak, saya sangat menyayangimu, pergilah ke Kak Amir, saya sudah bicara tadi subuh.
Minta tolong sama dia, karena dia orang baik, pasti dia tolong kamu.
Mataku sudah mulai gelap Bapak, maafkan saya, saya pergi bersama anak-anakmu, pesan voicemail terputus.
Kini ketiga korban telah ditangani pihak berwajib dan jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan (syakh/bs)