
SYAKHRUDDIN.COM – Pengabdian Bapak Abd Rauf Edje, ST dan Ny. Kartini Rauf telah tuntas diemban, seiring dengan penutupan tahun, Jumat 31 Desember 2021, Abd Rauf dan Ny Kartini bergelar Mantan (Manusia Tanpa Jabatan).
Keduanya telah mengabdi di Kelurahan Pa’Baeng-Baeng dengan bekerjasama para Ketua ORW,ORT, Toma, Toga dan Tomas dan beliau telah menyelesaikan tanggungjawabnya sebagai orang nomor satu di Kelurahan Pa’Baeng-Baeng.
Banyak kenangan yang pernah diukir, satu diantaranya kita bisa catat, penyaluran telepon genggam gratis yang dos teleponnya masih disimpan sebagai bukti inventaris milik negara, walaupun perangkat tersebut tehniloginya sudah ketinggalan zaman, sebahagian ada ganti kartu dan dipakai anak atau cucunya.
Kita pun pernah tugas bersama, baik sebagai petugas posko, kerja bakti bareng bahkan ngopi bareng dan bersenandung ria, dengan lagu kenangan masing-masing.
Profile lurah yang satu ini, cukup akrab di kalangan para staf dan mitra kerjanya, termasuk Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang selalu hadir dengan seragam TNI dan busana Polisi sebagaimana dengan potensi dan kewenangan masing masing.
Rasanya tak tega bila kita biarkan Pak Lurah tinggalkan daerah ini tanpa.ada acara lepas sambut, padahal awal kehadirannya dari Mannuruki dulu, disambut di Masjid Besar Al Abrar Makassar dan melepas Lurah Arief yang memasuki purnatugas.
Sehingga perlu segera diinisiasi oleh kita sebagai warga, untuk acara lepas sambut, soal dana, kita para ketua ORT dan ORW bisa mengumpulkan dana sesuai keikhlasan masing-masing.
Ayo, mari kita “Abbulo sibatang”, untuk melaksanakan amanah organisasi sekaligus menyambut kehadiran pemimpin baru Bapak Yudi Handoyo, S.Sos dan isteri, dalam kapasitas Lurah dan Ketua PKK Kalurahan Pa’Baeng-Baeng.
Selanjutnya kita akan membuka diri, menyambut dengan tangan terbuka, Bapak Yudi bersama isteri untuk memperbaiki apa yang belum selesai di era Pak Rauf.
Menyempurnakan bahkan mengembangkan apa yang sudah baik, termasuk melanjutkan dan melancarkan program Walikota, resetting RT dan RW, yang sebahagian memaknai sebagai penyingkiran RT dan RW yang dianggap memiliki catatan merah masa lalu.
Enam tahun lamanya bertugas di Kelurahan Pa’Baeng-Baeng dengan interval sekali mutasi ke Mannuruki karena kecelakaan sejarah, kemudian di kembalikan ke pos semula setelah penggantian pejabat walikota sementara, demikianlah birokrasi yang membuat aparatur harus tunduk pada aturan perundang-undangan yang berlaku.
Begitulah kehidupan silih berganti, bagaikan roda pedati kadang diatas dan kadang dibawah, sebagaimana orang bijak berkata,
” Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya”.
Begitulah kita dipertukarkan hingga akhirnya kita akan kembali kehadirat-Nya untuk mempertanggungjawabkan segala amal bakti kita di mayapada ini .