SYAKHRUDDIN.COM – Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Mayjen TNI Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad(K) telah ditunjuk untuk mengisi posisi Menteri Kesehatan menggantikan Nila F Moeloek dalam Kabinet Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf 2019-2024.
Hal tersebut dibenarkan oleh dr Terawan dan ia juga telah membahas beberapa masalah kesehatan seperti BPJS Kesehatan dan stunting.
Terawan juga disebut akan mengundurkan diri dari jabatan Mayor Jenderal TNI, usai dilantik sebagai Menkes nanti.
Pria berusia 55 tahun ini lahir di Yogyakarta 5 Agustus 1964, sempat menimbulkan kontroversi dalam dunia medis Indonesia.
Pasalnya, terapi ‘cuci otak’ yang menggunakan alat Digital Subtraction Angiography (DSA) disebut dinilai belum teruji secara ilmiah karena DSA sebetulnya alat diagnosis.
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) pada bulan April 2018 menetapkan dr Terawan melakukan pelanggaran kode etik dengan sanksi pemecatan sementara.
Isu pemecatan dr Terawan ini meledak, menarik perhatian berbagai pihak. Banyak dukungan datang untuk dr Terawan.
“Sebenarnya DSA alat untuk diagnosis. Di dr Terawan dijadikan alat untuk terapi bahkan prevensi. Analoginya, apa bisa kalau batuk dirontgen terus batuknya sembuh?
Itu kan untuk diagnosis,” kata Prof Dr dr Moh Hasan Machfoed, SpS(K), MS, yang saat itu menjabat ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI).
“Baru dihubungi,” kata dr Terawan, dengan singkat mengaku baru dihubungi untuk datang ke Istana. Pria bernama lengkap Terawan Agus Putranto ini pernah populer karena kontroversinya, dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Bermula dari aktivitasnya menjalankan terapi ‘cuci otak’ dengan menggunakan alat Digital Substraction Angiography (DSA). Kini akan menjabat Menteri Kesehatan.
Lalu bagaimana dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang pernah akan memecatnya ??? biarlah waktu yang akan menjawabnya (bs/syakhruddin)