SYAKHRUDDIN.COM – Kepala Laboratorium Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga Ketua Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB Heri Andreas mengungkapkan potensi bencana gempa bumi dan tsunami megathrust selatan Jawa.
Megathrust ini dapat menghasilkan gempa dengan kekuatan sangat besar dan menimbulkan tsunami.
Dilansir dilaman CNN, Heri menjelaskan, gempa bumi sifatnya berulang. Artinya, gempa yang telah terjadi akan terjadi lagi di masa kini dan yang akan datang atau secara bahasa keilmuannya disebut earthquake cycle.
“Salah satu sumber gempa bumi adalah megathrust selatan Jawa. Megathrust ini dapat menghasilkan gempa dengan kekuatan sangat besar dan saat ini tengah berada di ujung siklus atau perulangan.
Dengan kata lain berpeluang terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi,” tutur Heri dalam keterangan tertulis, Senin (16/8/21).
Dia mengatakan, data Global Navigation Satellite System (GNSS) mengkonfirmasi adanya akumulasi energi di bagian megathrust Selat Sunda hingga Pelabuhan Ratu dan selatan Parangtritis hingga selatan Pantai Jawa Timur.
Jika gempa terjadi, lanjut Heri, kekuatannya dapat mencapai 8.7 Mw hingga 9.0 Mw dan bisa jadi diikuti tsunami hingga 20 meter tingginya.
“Gelombang tsunami berdasarkan hasil pemodelan ternyata bisa sampai di pesisir Jakarta dengan ketinggian 1 meter hingga 1,5 meter.
Dibandingkan dengan 20 meter tentunya 1 meter adalah kecil. Namun demikian fakta saat ini pesisir Jakarta wilayahnya sudah ada di bawah laut hingga minus 1-2 meter, ini artinya potensi tsunami akan lebih besar,” tuturnya.
Heri menuturkan, berdasarkan hasil simulasi model, run up tsunami dapat mencapai sebagian besar Pluit, Ancol, Gunung Sahari, Kota Tua hingga Gajah Mada.
“Kalau kita perhatikan modelnya ternyata nyaris menyentuh Istana (Presiden),” ujarnya.
Dengan simulasi model tsunami megathrust selatan Jawa itu, Heri ingin menekankan bahwa tanggul pantai atau laut di Jakarta akan berperan sangat penting.
Tidak hanya mencegah banjir rob, tetapi juga memproteksi Jakarta dari tsunami.
“Untuk itu kita harus mendukung pemerintah dalam mempercepat upaya pembangunan tanggul sepanjang pesisir Jakarta,” kata dia.
Heri menambahkan, fakta ancaman tsunami megathrust selatan Jawa yang diungkapkan meski terkesan menakut-nakuti, harus sikapi dengan bijak dan waspada.
“Gempa bumi dan tsunami merupakan bencana alam yang hampir tidak mungkin Kita cegah kecuali dengan doa. Apa yang bisa kita perbuat adalah bagaimana kita bersiap menghadapinya,” cetusnya.
“Seperti di Jakarta, tanggul pantai atau laut adalah salah satu bentuk kesiapsiagaan kita menghadapinya.
Untuk itu sekali lagi Kita harus mendukung pemerintah dalam mempercepat proses pembangunan tanggul di pesisir Jakarta, takutnya tsunaminya keburu datang, karena saat ini tengah di ujung perulangan,” pungkas Heri (sumbercnnjkt)