
SYAKHRUDDIN.COM – Suasana beribadah di Masjid Besar Al-Abrar subuh hari ini, terlihat pemandangan yang kurang enak di pandang mata, selaku jamaah Masjid Besar Al-Abrar Makassar yang beralamat di Jalan Sultan Alauddin No 82 Makassar, menyaksikan suasana yang mengundang jamaah lainnya melongok ke sumber suara.
Kisahnya berawal ketika jamaah bertumpuk, untuk mengambil “Bassang Subuh” yang sedang diatur oleh remaja masjid yang ditata Sdr. Ilham dan Suhardi Dg Rurung bersama kawan-kawannya.
Walaupun pada akhirnya, Sang Remas (Remaja Masjid) yang mengurus dan membagi Bassang, tidak bisa menikmati gurihnya Bassang, karena kehabisan, sehingga hanya terlihat tempatnya saja, itupun masih bisa tersenyum bahagia….. luar biasa, Sang pembagi yang tidak kebagian Bassang.
Salah seorang jamaah bernama HR yang akan pulang ke rumah, kembali mengingatkan jamaah, supaya tertib antri mengambil Bassang Subuh.
Rupanya ini terlihat oleh jamaah HZ, dan langsung berdiri mendatangi Pak HR, sambil ngomel-ngomel disaksikan jamaah lainnya.
Tindakan HZ , rupanya masih berkaitan dengan insiden sebelumnya.
Dimana HR, pernah mengingatkan dan menarik jamaah, yang akan masuk dalam sela-sela jamaah yang memakai tanda silang berwarna Hitam.
Dijelaskan H.Guntur Masud Darusssalam dalam tulisannya di WA Grup Al-Abrar, sebelumnya, salah seorang jamaah bernama IDR di tarik saat akan sholat.
Karena sang jamaah yang bernama IDR, langsung masuk menyusup di sela jamaah yang sudah berdiri tertib dan kondisinya sudah iqamat.
Jamaah HR yang memang sangat disiplin dalam hal menjaga jarak, lalu menarik jamaah yang menyusup ke sela barisan dan mengingatkan, jaga jarak dan pakai masker.
Kondisi itu tidak terlalu 3 karena kelompok sektor kanan, yang dikomandoi HZ, HB dan HN yang senang memilih sholat untukl selalu rapat dalam berjamaah.
Sesuai dengan tuntunan agama dan keyakinan, bahkan dalam melakukan sholat lima waktu tidak perlu memakai masker.
Sementara di sektor kiri (bagian selatan) yang juga sangat patuh dengan himbauan pemerintah, jaga jarak dan pakai masker, mereka juga tetap teguh pada pendiriannya masing-masing, Penulis sendiri senang sholat, menjaga jarak dan pakai masker.
Bagi kami di Pengurus Masjid Besar Al-Abrar di Jalan Sultan Alauddin No 82 Makassar, dibawah Ketua H.Hilal Kadir, mengakomodir kedua kondisi jamaah dengan cara memberi akses.
Kalau mau rapat dalam sholat, silakan di kanan (bagian utara) dan bilamana mau jaga jarak, silakan bergabung di sebelah kiri (bagian selatana) dengan demikian kedua kelompok ini dapat melakukan sholat dengan tenang, tentu tak lupa mengisi kotak amal setiap selesai sholat berjamaah.
Persoalannya kemudian, jangan lagi ada insiden seperti subuh hari ini, Jumat 2 Juli 2021, sebagaimana dipertontonkan antara jamaah HZ dan HR
Kita bukan lagi seperti remaja yang sedang mencari jati diri, tetapi sudah memasuki usia lansia yang sebentar lagi akan meninggalkan dunia yang fana ini.
Sebagai pengurus, kami mengajak untuk selalu menjaga ukhuwah islamiyah diantara kita, sebagai satu keluarga besar. Andai saja sampai ada bentrok fisik diantara kedua jamaah, maka itu akan menjadi geger dan viral di media sosial.
Padahal saat ini Masjid Al-Abrar, sedang membangun citra bahwa mesjid besar Al-Abrar, tetap satu dalam perbedaan dan beda dalam persatuan.
Mau memilih jamaah tanpa masker dan rapat saat sholat, silakan di posisi kanan (sektor utara). Mau memilih protokol kesehatan, sesuai anjuran pemerintah, silakan di sektor kiri (sektor selatan) dengan ambang batas adalah belakang Imam, sebagai garis demarkasi.
Begitu indahnya perbedaan pandangan dalam beragama, sehingga tidak perlu berfikir sensitif, kolot dan mau menang sendiri, apalagi mau bentrok fisik, bila saling bertentangan paham, karena sekarang sudah bukan zamannya lagi.
Sekarang eranya menanti panggilan malaikat maut, kapan kita kembali dengan membawa pulang kain kapan tak berjahit, bersama nama harum dan amalan yang akan di kenang sepanjang hayat.
Selamat beribadah dan menjadi jamaah yang patut diteladani, wassalam
Jumat, 2 Juli 2021