SYAKHRUDDIN.COM – Kementerian Luar Negeri RI menyatakan telah menjadikan Sekolah Indonesia di Yangon sebagai tempat penampungan sementara WNI terdampak krisis politik akibat kudeta di Myanmar.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan situasi di Myanmar masih dipandang belum mendesak sampai harus mengevakuasi WNI keluar dari Myanmar.
Dilansir dilaman CNN, Meski begitu, Judha mengimbau kepada seluruh WNI yang tak memiliki keperluan mendesak di Myanmar untuk segera pulang ke Indonesia.
“KBRI Yangon telah menyiapkan Sekolah Indonesia Yangon sebagai lokasi shelter sementara bagi WNI. Kemlu dan KBRI juga akan membantu pengurusan charter flight jika memang opsi tersebut diminati para WNI,” kata Judha melalui pernyataan pada Selasa (16/3/21).
Judha mengatakan baru saja melakukan pertemuan virtual bersama WNI di Myanmar. Ia mengatakan seluruh WNI dalam kondisi relatif aman.
“Ada beberapa aksi demo maupun penetapan martial law di lokasi tempat tinggal mereka, namun tidak ada serangan langsung yang ditujukan kepada para WNI,” ujar Judha.
Judha mengatakan saat ini masih tersedia penerbangan khusus bagi para warga Indonesia di Myanmar menggunakan maskapai Singapore Airlines (SQ) dan Myanmar Airlines. Sejauh ini, katanya, sudah ada 50 WNI pulang menggunakan relief flight tersebut.
“Kemlu dan KBRI terus memonitor perkembangan terakhir dan telah menyediakan akses hotline untuk membantu para WNI,” ucap Judha.
Gerakan pemberontakan sipil terhadap junta militer Myanmar terus meluas di penjuru Myanmar sejak kudeta berlangsung pada 1 Februari lalu. Aparat keamanan pun semakin brutal menanggapi aksi para demonstran.
Sejauh ini, lembaga pemantau hak asasi manusia, Assistance Association for Political Prisoners (AAPP), melaporkan setidaknya total 140 orang telah tewas dalam bentrokan antara demonstran dan aparat.
Pemadaman internet juga berlangsung untuk ketiga kali setelah junta militer menetapkan darurat militer di kota Hlang Tahyar, Yangon, dan Swepyitha pada Minggu (14/3/21).
Sehari sebelum memutus akses internet, aparat keamanan melakukan penyisiran terhadap pendukung Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mencari pendukung Aung San Suu Kyi hingga ke kota kecil tempat tinggal Lynn (***)