SYAKHRUDDIN.COM — Kanker kelenjar air liur merupakan tumor ganas bersifat kanker yang terjadi pada salah satu bagian kelenjar ludah.
Pada dasarnya kelenjar ludah berfungsi sebagai tempat memproduksi air liur yang mengandung enzim, untuk melembapkan mulut dan memproses makanan.
Dilansir di laman CNN, Manusia memiliki tiga jenis kelenjar air liur, menurut Cancer.org letaknya berada di bagian sisi wajah secara berpasangan. Kelenjar tersebut meliputi:
1. Kelenjar Parotis
Keberadaan kelenjar parotis ada di depan telinga dan kelenjar ini menjadi penyebab umum sebagai pemicu kanker ludah.
2. Kelenjar Submandibula
Sedangkan kelenjar submandibula posisinya di bawah rahang dengan ukuran lebih kecil dari parotis. Namun bisa juga berpotensi menyebabkan kanker.
3. Kelenjar Sublingual
Sementara itu kelenjar sublingual tepat berada di bawah lidah, tapi tidak berpotensi menyebabkan kanker.
Di Indonesia, jenis kanker ludah masih tergolong langka dan belum ada data valid yang menunjukkan prevalensinya.
Begitu pun di Amerika, kejadian kanker ludah ini jarang terjadi. Bahkan hanya tercatat kurang dari satu persen dari seluruh jenis kanker.
Secara umum, gejala awal kanker kelenjar air liur hampir tidak terlihat. Bahkan tandanya samar-samar mirip seperti sakit gigi.
Tapi perlu diperhatikan apabila merasakan hal-hal berikut ini karena bisa mengindikasikan masalah serius pada kelenjar ludah.
Terdapat benjolan sekitar sisi wajah
Nyeri pada area telinga, pipi, rahang atau bibir
Sulit menelan makanan
Tidak bisa membuka mulut dengan lebar
Ada cairan yang mengalir dari telinga
Mati rasa pada bagian wajah
Apabila merasakan gejala-gejala yang mencurigakan, maka bisa segera periksa ke dokter untuk mengetahui pasti penyebabnya.
Adapun serangkaian tes untuk mendiagnosis kanker atau tidak, biasanya akan dilakukan pemeriksaan fisik, MRI, CT Scan, ET Scan, endoskopi, dan biopsi sesuai arahan dokter.
Selain karena jenis kanker ludah ini jarang terjadi, asal mula penyebabnya juga belum diketahui secara pasti. Tapi, beberapa kondisi tertentu bisa saja berisiko terkena kanker ludah, mengutip Medical News Today.
Pasien terapi radiasi pada area kepala dan leher berisiko tinggi mengidap kanker ludah di kemudian hari.
Golongan usia 40 tahun ke atas lebih berpotensi terkena kanker ludah, meskipun tidak menutup kemungkinan menyerang kaum muda.
Faktor genetik juga berpeluang meningkatkan risiko, walau sedikit kasus yang ditemukan.
Terpapar zat karsinogenik di tempat kerja, misalnya debu silika, asbes, dan senyawa nikel. Profesi yang rentan antara lain penambang batu bara, tukang las, penambang asbes, pekerja konstruksi, mekanik.
Dikarenakan masih langka, kanker air liur tetap dapat ditangani dengan sejumlah pengobatan yang meliputi.
Operasi
Proses operasi pada kanker ludah berfungsi mengangkat seluruh kelenjar di bagian tersebut. Apabila kelenjar yang terkena kanker tidak parah, maka jaringan yang diangkat tidak banyak.
Salah satu efek samping dari operasi kanker ludah yaitu mengalami kerusakan pada saraf wajah, yang mengakibatkan lumpuh parsial.
Terapi Radiasi
Metode terapi radiasi berguna untuk memperlambat pertumbuhan dan menghancurkan sel kanker yang bermasalah.
Terapi radiasi umumnya dilakukan pasca operasi untuk memastikan tidak ada sel kanker yang tersisa.
Kemoterapi
Sama seperti terapi radiasi, kemoterapi juga bermanfaat untuk memperkecil atau membunuh sel-sel kanker. Tapi, pengobatan kemoterapi sering kali dijadikan terapi pendukung.
Pasien yang menjalani kemoterapi biasanya sudah masuk kategori stadium lanjut, bahkan selain kemo ada juga obat pendamping yang harus dikonsumsi seperti carboplatinatau 5-FU.
Walaupun tergolong kanker langka, sehingga cukup sulit untuk menemukan bentuk pencegahannya, para ahli kesehatan menyarankan melakukan hal-hal berikut:
Kurangi konsumsi alkohol yang berlebihan
Sebisa mungkin berhenti merokok karena kebiasaan ini berisiko memicu kanker
Apabila bekerja atau beraktivitas di ruangan berdebu atau mengandung zat radioaktif, selalu gunakan alat pelindung yang sesuai standar kesehatan
Batasi mengonsumsi makanan yang tinggi garam atau mengandung pengawet
Perbanyak makan-makanan sehat seperti sayur, buah, ikan, atau daging merah segar.
Pencegahan seperti apa pun memang bisa saja tak terhindarkan dari ancaman kanker kelenjar air liur. Untuk memastikannya dapat dengan medical check up yang dilakukan secara berkala (syakhruddin)