SYAKHRUDDIN.COM – Cita Citata menyampaikan klarifikasi terkait dana bantuan sosial (bansos) yang disebut mengalir kepada penyanyi dangdut itu sebagai fee atau bayaran.
Pihaknya mengaku tidak mengetahui sama sekali asal muasal uang yang diterima saat tampil di Labuan Bajo. Ia juga menegaskan bahwa kehadirannya di acara tersebut sebatas menjalankan pekerjaan.
Dilansir dilaman CNN, Hal tersebut disampaikan Cita Citata melalui manajernya Ririe Damayanthi pada Selasa (9/3/21).
“Jelas-jelas tidak benar. Kami mendapatkan tawaran dari EO untuk event di sana, jadi selayaknya pengisi acara hanya melakukan pekerjaan secara profesional,” kata Ririe kepada CNN lewat pesan Whatsapp pada Selasa (9/3/21).
Ririe juga menegaskan bahwa pihaknya tidak ada kaitan dengan asal usul uang yang diterima dari pihak penyelenggara acara.
“Tanpa kita tahu dan mengerti dan memang tidak menjadi urusan pihak kita perihal pembayaran itu uang dari mana asalnya,” lanjut Ririe.
Sebelumnya, nama Cita Citata muncul dalam keterangan Matheus Joko Santoso selaku Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan bansos sembako Covid-19 pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Kemensos.
Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Senin (8/3/21), Matheus menerangkan uang yang diserahkan kepada Juliari P Batubara–saat menjadi Menteri Sosial– sebesar Rp14,7 miliar.
Dalam keterangannya, Matheus menerangkan bahwa uang tersebut digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti membayar jasa pengacara hingga kunjungan kerja ke Semarang.
Selain mengalir ke sejumlah pihak di lingkungan Kementerian Sosial, uang juga digunakan untuk berbagai kegiatan kementerian seperti satu di antaranya untuk acara di Labuan Bajo di mana ketika pedangdut Cita Citata menjadi tamu undangan.
“Artisnya informasinya Cita Citata, saya juga enggak hadir,” kata Matheus.
Uang bansos, lanjut dia, juga digunakan untuk pembayaran hotel Biro Humas Rp80 juta; tes swab pimpinan kementerian Rp30 juta; seragam baju tenaga pelopor Rp80 juta.
“Pembayaran kegiatan di Mesuji Lampung Rp100 juta, pengerahan tenaga pelapor untuk monitoring gudang Rp80 juta, pembayar makan-minum rapat pimpinan awal-akhir Rp100 juta, pembayar makan minum tim bansos relawan dan tim pantau Rp200 juta, pembayar sapi Rp100 juta, sewa pesawat carter Labuan Bajo Rp270 juta, pembayaran artis untuk kegiatan rapat Labuan Bajo Rp150 juta,” lanjut Matheus (syakhruddin)