Surat Terbuka untuk para Relawan Tagana Indonesia
Berbahagialah kalian, karena mampu berada di tengah-tengah pengungsi dan memberikan dukungan bantuan, baik melalui Layanan Dapur Umum Lapangan, Layanan Dukungan Psikososial maupun membantu mereka, mengantarkan bantuan bagi yang jauh di pelosok dan tak terjangkau kendaraan, sehingga dirimu terpaksa jalan kaki.
Sahabatku Tagana, mereka yang tidak terjun langsung ke lokasi, bukan karena tak mau memberikan dukungan, tetapi disini aktif mengumpulkan bantuan dari para donatur dan simpatisan yang ingin juga berpartisipasi, namun tak sampai ke lokasi tujuan.
Sahabat Tagana, jaga dirimu di gelanggang pengabdian, karena selain memberi bantuan bagi korban bencana gempa, sesekali angin puting beliung datang menghempaskan tenda-tenda darurat yang di bangun warga, demikian halnya dengan susulan gempa, walaupun getarannya tak lagi mencapai magnitudo 6,2 tetapi membuat warga panik dan trauma.
Tugas-tugas menenangkan pengungsi, juga sisi lain dari pengabdian, demikian halnya dengan anak-anak yang sudah lama tidak sekolah karena Corona, kini harus bertarung lagi melawan dinginnya malam di tenda-tenda darurat.
Sahabat Tagana, tetaplah tabah dan pertahankan terus kondisi tubuh agar bisa prima, karena bila imun tubuhmu lemah, maka sang penolong menjadi orang yang harus di tolong lagi.
Sementara disini, di kota kita, rumah sakit, hotel dan tempat tempat perawatan penuh berisi orang–orang yang terdampak Covid-19. Isolasi mandiri dan stress, senantiasa melanda para penderita, sementara petugas Nakes tentu saja juga terbatas, dan diujung akhir perjuangan tentunya diantar ke Macanda untuk peristirahatan terakhir, nauzubillahi minzalik !!!
Sahabatku Tagana yang bertugas di Majene, Mamuju, Manado, Kalimantan Selatan, Sumedang dan Pontianak, begitu juga yang ada di Halmahera sana, kami hanya mampu mengirimkan doa-doa, untuk Anda semua, semoga sennatiasa dalam lindungan Tuhan YMK,
Diberi kekuatan untuk menolong sesama. Tetaplah jaga kondisi fisik hingga BNPB melaksanakan kegiatan rapid test Antigen yang dikhususkan pada relawan di lokasi pengungsian.
Dua pilihan yang harus dijalani, membantu orang lain, sementara dirimu juga harus mampu mempertahankan stamina untuk selalu bugar dan tetap prima.
Sahabat Tagana di lokasi pengabdian, mari kita serahkan segala amal pengabdian kepada Sang Maha Pencipta, tugas kita hanya menolong, hingga batas akhir pengabdian dan hasilnya kita serahkan kepada-Nya.
Ya Rabbi lindungilah para relawan, para Tagana dan petugas yang telah mewakafkan dirinya untuk membantu korban di lokasi yang terdampak bencana, baik gempa bumi, banjir, tanah longsor maupun terhadap mereka yang mengalami panasnya lahar dari Gunung Merapi.
Indonesia di rundung duka, Pertiwi Menangis dan Relawan yang mampu mengorbankan tenaga dan fikirannya untuk membantu sesama dan hasil akhirnya, hanya Allah Yang Maha Tahu.
Ini surat terbuka untukmu sahabat Tagana dan teruslah berkarya sebagaimana ikrar kita “ Pantang Tugas Tidak Tuntas “ dan dimana Ada Bencana, Disitu Ada Tagana,salamaki !!!
Makassar, 18 Januari 2021
by syakhruddin