SYAKHRUDDIN.COM – Komandan Satuan Tugas operasi pencarian Laksamana TNI Yayan Sofyan mengibaratkan kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 bak kerupuk yang dicengkeram dengan keras, sehingga hanya puing-puing ukuran kecil yang tersisa.
Menurutnya, kecelakaan pesawat kali ini berbeda dengan yang dialami maskapai Air Asia pada 2015 lalu. Kala itu, masih ada jasad korban yang ditemukan dalam terikat di kursi penumpang.
“Berbeda seperti dengan Air Asia misal menemukan beberapa Korban yang masih terikat di Kursi. Tiga orang. Sekarang berbeda,” kata Sofyan saat memberi keterangan di atas Kapal KRI Semarang, Kawasan Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin malam (11/1/21).
Dilansir dilaman CNN, Yayan menduga Sriwijaya Air SJ 182 jatuh dalam dengan menukik tajam, sehingga tubuh pesawat hancur hingga menjadi puing-puing kecil. Berbeda dengan kecelakaan pesawat Air Asia kala itu.
“(Air Asia) Pada saat jatuh tidak langsung menghujam. Ada landainya. Ini (Sriwijaya) kayak kerupuk dikremes, (sehingga) belum ada bongkahan besar. Kebanyakan puing-puing,” kata dia.
Yayan juga mengatakan kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 yang begitu parah membuat pencarian black box jadi lebih sulit. Padahal sonar dari KRI Rigel telah mendeteksi titik lokasi black box tersebut berada.
“Di situ masih ada bongkahan. Kita masih harus cari cara (menembus bongkahan). Karena ibaratnya pesawat menghujam ke permukaan laut. Situasinya seperti Itu,” kata dia.
Hingga Senin malam (11/1/21), Basarnas telah sebanyak 45 kantong jenazah hasil pencarian hari ketiga. Ada tambahan 27 kantong jenazah pada Senin (11/1/21).
“Hari ini kita mendapatkan 27 kantong jenazah yang berisi human remains, sehingga total hari ini yang sudah kita dapatkan berjumlah 45 kantong jenazah,” kata Kepala Basarnas Marsdya TNI (Purn) Bagus Puruhito di Pelabuhan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara (syakhruddin)