SYAKHRUDDIN.COM – Vaksin COVID-19 buatan Sinovac mendapat perhatian karena jadi vaksin Corona pertama yang rencananya digunakan di Indonesia.
Vaksin akan mulai disuntikkan ketika mendapat izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Kepala BPOM, Penny K. Lukito, menjelaskan EUA bisa diberikan setelah ada data uji klinis tingkat tiga yang menilai efikasi vaksin. Turki dan Brasil diketahui sudah melaporkan hasil uji klinis tersebut dengan data efikasi sekitar 78-91 persen.
Dilansir di laman CNN, Turki menyebut efikasi vaksin COVID-19 sinovac mencapai 91 persen, sementara Brasil menyebut efikasi vaksin COVID-19 Sinovac mencapai 78 persen.
Menurut Penny, perbedaan hasil uji nilai efikasi tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor yang unik di tiap negara. Oleh karenanya hasil pengujian tidak bisa dibandingkan secara langsung.
“Perbedaan efikasi antara uji klinik vaksin yang berbeda-beda di setiap negara tidak bisa dibandingkan. Artinya karena dipengaruhi faktor perbedaan jumlah subjek, pemilihan populasi subjek, karakteristik subjek, dan kondisi lingkungan masing-masing,” papar Penny dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual pada Jumat (8/1/21).
“Namun yang terpenting, kalaupun ada perbedaan nilai efikasi, regulasi persyaratan dari WHO adalah lebih besar dari 50 persen efikasi telah terpenuhi,” lanjutnya (syakhruddin)