SYAKHRUDDIN.COM – Pembelajaran tatap muka mulai digelar sejumlah sekolah di Padang, Sumatera Barat pada Senin (4/1/21) hari ini untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Meskipun sejumlah daerah lain masih memutuskan untuk menunda pembukaan sekolah dan melanjutkan pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19.
Dilansir di laman CNN, Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Habibul Fuadi menerangkan selain tatap muka, pembelajaran secara daring juga masih dilakukan. Mekanisme pembelajaran gabungan ini memungkinkan siswa masuk sekolah selama tiga hari dalam sepekan dan sisa hari lain dilakukan pembelajaran daring.
“Untuk persiapan belajar tatap muka semuanya sudah rampung, mulai dari tes usap seluruh guru hingga penyediaan fasilitas penunjang protokol kesehatan di sekolah,” kata Habibul Fuadi di Padang dikutip dari Antara.
Kapasitas kelas dipangkas hingga 50 persen dari situasi normal seperti ketentuan yang ditetapkan pemerintah pusat. Jadi setiap kelas hanya diisi 18 orang.
Kegiatan belajar tersebut hanya diberlakukan bagi siswa kelas tertinggi di setiap jenjang, yakni kelas IX untuk jenjang SMP dan V dan VI untuk SD.
“Jadi sifatnya masih gabungan antara tatap muka dan daring. Untuk waktu belajar tatap muka juga maksimal tiga jam saja dalam sehari,” tambah dia.
Habibul Fuadi menegaskan setiap sekolah yang melangsungkan pembelajaran tatap muka harus menyediakan fasilitas cuci tangan dan pengukur suhu tubuh. Siswa juga diwajibkan memakai masker selama sekolah.
Sementara Wakil Kepala SMPN 20 Padang Rifki Ferdiansyah mengaku pelbagai kendala dihadapi selama pembelajaran secara daring sehingga proses belajar pun dianggap tidak optimal.
Ia bercerita, tidak semua siswa mampu menyerap informasi dan memahami materi yang diberikan secara daring. Karena, kata dia, interaksi secara daring tak bisa disamakan dengan interaksi tatap muka sebagaimana keadaan normal.
“Tidak semua siswa bisa belajar daring. Ada yang terbatas tidak punya HP dan akses internet,” tutur Rifki.
Kendala serupa dialami sekolah-sekolah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Karena itu pula Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Carwinda berharap 11 Januari nanti sekolah bisa dibuka kembali.
Ia mengatakan telah menyiapkan mekanisme pembelajaran tatap muka dan telah menggelar simulasi di beberapa sekolah. Saat ini, pihaknya tinggal menunggu rekomendasi dari Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Bekasi.
“Kami sedang minta pertimbangan Satgas Covid Kabupaten Bekasi. Jadi tidak ada target sebenarnya, tapi syukur-syukur tanggal 11 sudah ada kepastian. Tapi sambil berjalan ya sementara belum ada ketetapan dilakukan secara daring,” katanya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
Carwinda menjelaskan, sekolah harus mengajukan permohonan kepada dinas pendidikan jika ingin melangsungkan pembelajaran tatap muka. Namun begitu hingga kini ia belum memastikan jumlah sekolah yang sudah mengajukan permohonan.
Carwinda sendiri menilai, pembukaan sekolah dapat dilakukan dengan aman sepanjang protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Menurutnya, kebijakan ini justru bisa melindungi siswa lantaran sebagian anak selama PJJ malah sering bermain di luar tanpa pengawasan Prokes.
“Kalau masuk sekolah kan dengan Prokes ketat. Datang diantar orang tua, tidak boleh pakai kendaraan umum. Juga diukur suhu, lebih dari 37,5 (derajat celcius) dibawa pulang atau ke Puskesmas. Masuk cuci tangan,” ujar dia.
Sementara di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), keputusan membuka sekolah akan dilanjutkan untuk semester genap tahun ajaran 2020/2021 yang dimulai hari ini.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah Mohammad Nazili mengatakan karena wilayahnya berada di zona kuning, aktivitas pembelajaran tatap muka sudah diperbolehkan sejak Agustus 2020 lalu.
“Maka kami di Lombok Tengah tetap melanjutkan kegiatan tatap muka bagi anak-anak kami di semua jenjang, dari TK, SD dan SMP,” kata Nazili kepada CNNIndonesia.com.
Ia memastikan pembelajaran tatap muka akan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Kegiatan belajar dilakukan enam hari dalam sepekan dengan sistem masuk bergiliran. Keputusan ini ditetapkan untuk seluruh sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan Lombok Tengah.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberikan diskresi pembukaan sekolah sepenuhnya kepada pemerintah daerah per Januari 2021.
Namun belakangan sejumlah daerah mengurungkan rencana belajar tatap muka bulan ini karena laju pandemi yang dinilai masih mengkhawatirkan.
Beberapa di antaranya termasuk DKI Jakarta; Jawa Tengah; Palembang, Sumatera Selatan; Kabupaten Cianjur, Jawa Barat; Kota Manado, Sulawesi Utara; dan Tangerang, Banten (syakhruddin)