
SYAKHRUDDIN.COM, Kisah inspiratif yang dikutip dari Achievement, Smith lahir di Memphis, Tennessee. Keluarga Smith adalah keluarga kaya, tetapi ayah Frederick meninggal ketika dia baru berusia empat tahun, dan anak lelaki yang sedang tumbuh itu harus bergantung pada bimbingan ibu dan pamannya.
Saat kuliah di Universitas Yale, Fred Smith menulis makalah tentang perlunya layanan pengiriman dalam semalam yang andal. Profesornya menganggap idenya itu mustahil. Dia bahkan mendapatkan nilai C untuk idenya itu. Namun idenya itu tetap dia simpan di otaknya.
Dilansir dilaman detikfinace, Smith setelah lulus mendaftar di Korps Marinir dan menjalani dua tugas militer di Vietnam.
Sebagai anak orang kaya yang berpendidikan di Yale, Letnan Smith harus menyesuaikan diri terhadap realitas perang. Namun ada satu nasihat dari seorang sersan Marinir yang selalu dia ingat.
“Hanya ada tiga hal yang harus Anda ingat: tembak, bergerak, dan berkomunikasi.”
Saat berada di militer, letnan muda ini ternyata mengamati prosedur pengadaan dan pengiriman barang militer dengan sangat hati-hati. Dia sangat tertarik dengan hal itu.
Smith bertekad ingin mewujudkan mimpinya tentang bisnis logistik dengan jaringan luas yang menjamin pengiriman sampai dalam semalam.
Smith mendapat kesempatan ketika dia telah menyelesaikan wajib militer dan dia memulai bisnis pengiriman ekspresnya pada tahun 1971.
“Saya ingin melakukan sesuatu yang produktif setelah meledakkan begitu banyak hal,” kata Smith.
Pengusaha muda itu pun berhasil mengumpulkan modal sekitar US$ 80 juta untuk mendirikan Federal Express, atau yang saat ini lebih dikenal sebagai FedEx. Bisnis jasanya itu dimulai dengan pengiriman paket kecil dan dokumen.
Pada malam pertama beroperasi, perusahaannya sudah mengoperasikan armada yang terdiri dari 14 pesawat dengan 186 paket. Di dua tahun pertama, bisnisnya rugi US$ 27 juta. Perusahaan pun di ambang kebangkrutan.
Smith hampir kehilangan seluruh modalnya yang dia dapat dari berbagai pihak, mulai dari investor hingga uang saudaranya sendiri. Tetapi Smith ternyata berhasil menegosiasikan kembali pinjaman banknya dan mampu menjaga perusahaan tetap bertahan.
Tidak seperti banyak wirausahawan, Fred Smith juga merupakan manajer yang aktif, yang mengarahkan setiap aspek strategi perusahaan.
Sejak awal dia menegaskan bahwa FedEx memandang bahwa informasi tentang asal paket, keberadaan paket saat ini, tujuan, perkiraan waktu kedatangan, harga dan biaya pengiriman kargonya sama pentingnya dengan pengiriman yang cepat.
Prinsip lain yang diterapkan Smith di FedEx adalah memastikan setiap karyawan merasa bahwa mereka dapat ikut ambil bagian dalam kesuksesan perusahaan.
Manajer FedEx dilatih dengan cermat untuk memastikan rasa hormat bagi semua karyawan, dan kinerja mereka bisa dipantau.
Meski begitu manajer dievaluasi setiap tahun oleh bos dan pekerja untuk memastikan hubungan yang baik antara semua tingkatan perusahaan.
Smith percaya bahwa perlakuan yang adil akan menanamkan loyalitas perusahaan, dan loyalitas perusahaan selalu terbayarkan.
Dosennya yang merupakan seorang Profesor mungkin tidak melihat perlunya pengiriman dalam semalam, tetapi dunia bisnis saat ini ternyata memiliki ketergantungan yang besar pada bisnis semacam FedEx, yang bisa mengirimkan semua jenis barang ke seluruh dunia dengan cepat dan andal.
Armada MD11 dan A300 milik Smith telah mengelilingi dunia membawa segala macam barang. Mulai dari lobster Maine, ceri Jepang, bunga Hawaii, obat-obatan, monitor jantung, lensa kontak, pisau bedah, sepatu tenis, papan sirkuit, darah segar, suku cadang traktor, bumper mobil, parfum Eropa, hingga suku cadang jam tangan Swiss.
Pada tahun 1997, Smith mengakuisisi perusahaan bernama Caliber System sebesar US$ 2,7 miliar. Perusahaan itu dijadikan anak usaha untuk angkutan darat menggunakan truk. Perusahaan itu memiliki armada sebanyak 13.500 truk.
Pengiriman darat itu meningkatkan margin keuntungan FedEx, karena armada darat lebih murah untuk dioperasikan daripada pesawat terbang. Hal ini juga memberikan FedEx kekuatan ekstra yang dibutuhkan jika ada kebijakan larangan terbang.
Upaya Fred Smith untuk menanamkan loyalitas perusahaan membuahkan hasil. Saat UPS mengalami pemogokan, FedEx dibanjiri 800.000 paket tambahan setiap hari.
Ribuan karyawannya pun merasa loyal kepada perusahaan dan tak keberatan untuk bekerja seharian penuh. Saat itu Smith pun secara terbuka mengucapkan terima kasih kepada karyawannya itu yang dimuat dalam iklan satu halaman penuh, di 11 surat kabar berbeda.
Setelah kejadian mogok di UPS selesai, FedEx berhasil menggaet 2 poin persentase pangsa pasar milik UPS. Saat itu FedEx tercatat menguasai pangsa pasar mencapai 43%.
Pasar saham pun merespon keuntungan FedEx. Sepanjang tahun, harga saham perusahaan naik hampir 70%. Sementara UPS menghadapi hubungan yang tidak baik dengan pegawainya terutama pilot. Sebaliknya pilot FedEx ternyata termasuk yang mendapat kompensasi terbaik di industri penerbangan.
Pada tahun 2001, FedEx membuat kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Kantor Pos Amerika Serikat. Perusahaan mendapatkan kontrak untuk mengangkut kiriman surat besar untuk Kantor Pos
Tiga tahun kemudian, FedEx juga menerima kontrak untuk melakukan pengiriman ekspres internasional dari Kantor Pos. Lalu di 2004, FedEx membeli perusahaan layanan dokumen Kinko’s, yang kemudian namanya diganti menjadi FedEx Office yang memiliki kantor di lebih dari 1.800 lokasi di seluruh Amerika Serikat.
Pada bulan April 2015, FedEx mengakuisisi perusahaan saingan mereka TNT Express senilai US$ 4,8 miliar, perusahaan pun memperluas operasinya di seluruh Eropa.
Saat ini, FedEx Corporation adalah penyedia transportasi ekspres terkemuka di dunia. Lebih dari 400.000 anggota tim FedEx di seluruh dunia mengirimkan 656 armada pesawat dan lebih dari 150.000 kendaraan bermotor lainnya, mengirimkan lebih dari 12 juta paket setiap hari kerja, ke lebih dari 220 negara dan wilayah. Pada 2016, pendapatan tahunan FedEx melebihi $ 50 miliar. Sementara kekayaan Fred Smith mencapai lebih dari US$ 4 miliar (syakhruddin)