
SYAKHRUDDIN.COM – untuk mengikuti Sertifikasi Peksos, maka Anda diwajibkan untuk membuat DD (Deskripsi Diri) dan berikut adalah salah satu contoh bagaimana cara membuat DD itu, selamat membaca, salamaki
Deskripsi Kasus 1
a. Masalah yang ditangani?
b. Kapan dan dimana masalah tersebut terja1di?
c. Pihak-pihak yang terkait dengan masalah tersebut
d. Mengapa masalah itu terjadi
Deskripsi Diri (DD) untuk Sertifikasi Tahun 2020
Bencana sosial kebakaran di Jalan Pasar ikan Kelurahan Kunjung Mae Kota Makassar, 5 Maret 2012 mengakibatkan 30 buah rumah ludes terbakar, saat itu posisi saya dalam kapasitas Kepala Bidang Bantuan & Jaminan Sosial (Banjamsos) pada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, setahun kemudian purnatugas dan lanjut menjadi Dosen Luar Biasa (LB) pada Fakultas Dakwah & Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM). Dalam peristiwa kebakaran ini pihak terkait adalah Pemadam Kebakaran Kota Makassar, Dinas Sosial Kota Makassar, Camat Mariso dan Lurah Kunjung Mae serta Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK).
Peristiwa yang menghanguskan rumah warga yang berpenduduk padat terjadi akibat arus pendek (korsleting) listrik menghanguskan 30 buah rusak berat, 5 buah rusak sedang dan 5 lainnya rusak ringan, mengakibatkan 200 jiwa menderita, dengan rincian 40 KK kehilangan rumah, dengan profesi sebagai pedagang dan buruh bangunan. Dari jumlah penduduk yang rumahnya terbakar terdapat 5 orang luka bakar, satu patah kaki karena meloncat dari atas rumah. (152 kata)
- Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.
Sebagai langkah awal yang dilakukan menugaskan petugas pendata secara terpadu dari level provinsi, Dinsos Kota Makassar di bantu TKSK dan Karang Taruna setempat serta menugaskan Anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membuka Posko Induk serta membuka Dapur Umum Lapangan (Dumlap) untuk memberikan layanan kepada para korban bencana sosial kebakaran.
Warga terdampak segera memperoleh bantuan tahap awal berupa tenda biru, makanan siap saja dari warga masyarakat serta publikasi yang intens baik melalui saluran televisi maupun media cetak lainnya.
Dari hasil pendataan yang akurat (by name by adrees) termasuk foto rumah korban, sehingga para penentu kebijakan dalam kesempatan pertama melaporkan ke pihak Kementerian Sosial untuk mendapatkan BBR (Bantuan Bahan Rumah) (108 kata)
Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah
1) Identifikasi masalah:
2) Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan
Hasil identifikasi masalah, perlu segera mendapatkan bantuan BBR untuk dapat membangun rumahnya kembali agar dapat beraktifitas seperti sediakala. Dari laporan yang disampaikan pihak Kementerian Sosial mengunjungi lokasi kebakaran dan kembali mengklarifikasi daftar yang telah dikirim dan dalam waktu tidak terlalu lama, bantuan berupa balok, tripleks dan seng sudah tiba di lokasi.
Masalah berikut yang muncul adalah biaya tukang dan ongkos kerja, akhirnya dilaksanakan pertemuan warga dan disepakati oleh para korban untuk kerja bakti dan pemilik rumah hanya membayar kepala tukang saja dan sisanya adalah kerja bakti secara bergiliran.
Potensi/sumber yang tersedia, adalah hadirnya TNI/Polri yang melaksanakan kegiatan abdi masyarakat dalam bentuk kemanunggalan TNI/Polri dan masyarakat yang bahu membahu membangun kembali rumah warga (112 kata)
Rencana pemecahan masalah
Dengan pemberian bantuan BBR (Bantuan Bahan Rumah) maka permasalahan lain yang perlu mendapat pemecahan masalah adalah soal modal kerja yang digunakan sebagai modal awal dalam berdagang, dengan kehadiran Lembaga Amil Zakat yang memberi modal kerja sebesar Rp 1,5 juta per KK diharapkan dapat membantu warga terdampak, demikian halnya dengan kehadiran Yayasan Kalla yang memberi kursus gratis menjahit telah memberi dan menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda dan tak kalah pentingnya adalah pembinaan mental dari ibu-ibu yang tergabung majelis taklim telah menambah keyakinan warga terdampak untuk bangkit dari keterpurukan dan selanjutnya dengan menghimpun diri dalam suatu kelompok kerukunan berbasis kearifan lokal untuk saling membantu satu sama lain, dengan konsep hidup yang berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing, telah menyelesaikan masalah yang muncul. (122)
- Melaksanakan pemecahan masalah
Proses pembangunan kembali rumah rumah panggung milik warga yang terdampak kebakaran, dilakukan dengan pola gotong royong. Pemilik rumah hanya membayar kepala tukang sementara untuk pekerjaan lain berupa pengangkutan bahan, dan pemasangan balok, dan lain-lain dilaksanakan dengan dukungan TNI/Polri yang melaksanakan kerja bakti bersama organisasi sosial kemasyarakatan.
Pemberitaan dan dukungan dari sektor lainnya seperti pihak Yayasan Kalla, dan PT. Pertamina yang memberikan fasilitas berupa perlengkapan rumah tangga turut meringankan beban korban untuk melanjutkan kehidupannya dimasa mendatang.
Penataan jalan setapak yang selama ini menjadi slaah satau sehingga pihak Pemadam Kebakaran sulit menjangkau lorong-lorong yang padat penduduk, mulai di tata dengan mengharapkan kesediaan pemilik lahan untukmenyerahkan lahan pekarangan sekitar setengah meter demi akses menuju jalan utama. (113)
- Mengevaluasi hasil yang dicapai dan belum dicapai
Dari rangkaian proses pemberian bantuan sejak dari pendekatan awal hingga proses pembangunan dan penyelesaian pekerjaan,, berkat dukungan dan kerjasama semua pihak dan adanya kerelaan dan kesiapan warga terdampak mau memberikan sebahagian lahannya untuk dijadikan jalan setapak, dengan demikian maka akses jalan dapat di lalui dengan saling terkoneksi antar gang/lorong sehingga memudahkan penyaluran bantuan.
Kehadiran TKSK dan partisipasi warga yanag tinggi serta pengawasan dari berbagai unsur telah memberikan dukungan dan bantuan untuk kelancaran penyelesaian tugas. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pengurus Majelis Taklim dan unsur PKK cukup berkontribusi dalam mempersiapkan ketahanan keluarga untuk membangun kembali rumah layak huni, walau masih banyak pula yang dicapai berupa peningkatan keterampilan SDM terutama dalam peningktan kualitas hidup dan terbatasnya lahan bermain anak disebabkan kepadatan penduduknya (kata 112)
- Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah
Dari keseluruhan rangkaian pertolongan sejak dari pendekatan awal, penyiapan kondisi untuk melakukan pembangunan kembali (rehabilitasi) , penyaluran bantuan berupa BBR (Bahan Bangunan Rumah), pemberian motivasi kepada warga dan dukungan administrasi yang mumpuni telah memberi kontribusi besar dalam penyelesaian masalah.
Dengan telah selesainya pembangunan kembali dan hadirnya TKSK setempat dan Lurah bersama jajarannya yang memberi pendampingan, dukungan ntar warga dalam suatu organisasi pada level rukun warga (RW) mengantar menuju pengakhiran penanganan kasus korban bencana sosial kebakaran yang telah membuat pemiliknya terguncang, namun dengan advokasi dan stimulus dari pekerja sosial untuk mau berubah dan siap untuk membangun kembali, menikmati proses secara bersama dan selanjutnya proses pertolongan berakhir untuk selanjutnya hidup mandiri dan bertanggungjawab atas kesejahteraannya. (Kata 101)
- Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah ini sekurang-kurangnya 100 kata.
- Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/ konsep yang relevan).
Dalam penanganan korban bencana sosial berupa kebakaran, pekerja sosial telah menggunakan konsep pengetahuan yang relevan, bahwa pemberirian bantuan dan dukungan warga pekerja sosial mempergunakan pengetahuan ilmiah yang telah diperoleh di ruang kelas, pengetahuan sudah teruji. Dalam melakukan aktifitas dilapangan maka nilai profesinya, nilai warga yang memperoleh bantuan dan nilai institusi (lembaga) yang menjadi naungan pekerja sosial dan nilai masyarakat senantiasa dijunjung tinggi dan hal itu harus selara dengan kondisi masyarakat setempat.
Olh sebab itu proses pemberian dan penyaluran bantuan menggunakan kode etik sebagai tuntunan dan perilaku pekerja sosial yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas pengabdiannya di tengah masyarakat dengan cara melindungi reputasi profesi, meningkatkan kompetensi serta melindungi warga dari penyalahgunaan bantuan
- Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus 1
Dalam penanganan kasus kebakaran ini, maka Pekerja Sosial bersama teman sejawat melakukan metode pengembangan masyarat dalam sistim pelayanan, sebagaimana disarankan Brager (1987) dan Holloway (1978) dalam taktik pemberian bantuan berupa ;
Tehnik yang diberikan harus terencana dengan baik, Tehnik yang dipergunakan telah dipilih karena merupakan hasil musyawarah yang mendapatkan respon positif dari warga serta melibatkan interaksi dengan stakeholder lainnya dalam proses perubahan dan pemilihan tehnik ini digunakan dengan tujuan yang berorientasi pada tujuan. Dimana warga yang terdampak dalam waktu relatif singkat dapat kembali mendapatkan tempat tinggal yang layak. Karena adanya dukungan dan kerjasama tiga pilar antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha dalam menyelesaikan permasalahan diatas. (kata 101)
- Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 1
Dalam proses pemberian dan penyaluran bantuan kepada korban terdampak, maka pekerja sosial dalam penerapan aktifitasnya di lapangan dilandaskan pada nilai kemurnian dan bertindak sesuai dengan keselarasan. Bahwa pemberian bantuan dilakukan dengan kejujuran untuk membantu korban dilandasi dengan prosedure dan aturan perundang-undangan untuk kepentingan kelancaran pertolongan dan proses interaksi dengan warga terdampak trjalin dengan baik.
Dengan demikian pekerja sosial dalam melakukan proses pemberian bantuan / pertolongan benar-benar menjadi bagian yang tak terpisahkan. Rasa empati ini merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki pekerja sosial sehingga penyaluran bantuan berlangsung dengan terbuka dilandasi dengan kepercayaan yang tinggi di dalam masyarakat. Dengan demikian warga terdampak dapat menyelesaiakan masalah yang dihadapi dengan kemampuannya sebagaimana motto profesi, membantu masyarakat untuk dapat membantu dirinya sendiri (kata 118)
Kasus kedua :
Deskripsi Kasus 2
a. Masalah yang ditangani?
b. Kapan dan dimana masalah tersebut terjadi?
c. Pihak-pihak yang terkait dengan masalah tersebut
d. Mengapa masalah itu terjadi
Bedah Rumah Milik Janda (N 40 th) memiliki dua anak, Nurdin (15 th) & Suri (13 thn) alamat Desa Kacci-Kacci Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, dilaksanakan pada Hari Ulang Tahun (HUT) Taruna Siaga Bencana (Tagana) ke-14 Tingkat Kabupaten Gowa, salah satu kegiatan yang dilaksanakan dengan melakukan “Bedah Rumah Janda”
Selaku Instuktur Tagana pada Kampus UIN Alauddin Makassar dan pekerja sosial dengan berkolaborasi Dinas Sosial Kabupaten yang dinakhodai Drs H Syamsuddin Bidol melakukan bedah rumah. Selain melibatkan instansi sosial, Tagana,Kepala Desa Bontonompo Selatan dan para relawan melakukan bedah rumah janda (N 40 thn) karena kondisinya sudah nyaris rubuh, dan terpilihnya rumah milik (N 40 th) setelah melalui seleksi yang ketat dilakukan secara terpadu antara pihak Tagana, Kampus UIN dan Dinas Sosial Kabupaten Gowa. Kondisi yang memprihatinkan telah mengusik rasa kemanusiaan, terlebih Janda (N 40 th) adalah profil guru sukarela pada Taman kanak-Kanak di Bontonompo Selatan yang menuntut tanggungjawab untuk mempersiapkan generasi mendatang, melalui pendidikan jalur Taman Kanak-Kanak
- Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.
Dari kasus diatas maka langkah penangannya diawali dengan seleksi rumah-rumah kumuh yang layak rehab dalam rangka memperingati HUT Tagana ke-14 tgl 24 Maret 2018, Terpilihnya rumah Janda (N 40 th) karena selain kondisi rumahnya yang sudah reok, di dalamnya anak dua orang anak N (15 th) dan S (13 th), Ketika hari hujan, dari atap yang bocor persis di tempat mereka tidur bertiga, lalu bergeser ke ruang tamu. Bagian dapur sudah tidak bisa dipergunakan lagi karena sudah hancur tiar penyanggahnya. Dari data yang diterima selanjutnya didiskusikan secara bersama antara Tagana, Dinsos Gowa dan Instruktur Tagana / Pekerja Sosial.
Disepakati bahwa pembelian material berupa Seng dan tiang rumah ditanggung Dinas Sosial, Dapur Umum Lapangan (Dumlap) disiapkan oleh Tagana dan tenaga kerja dipercayakan Kampus UIN Jurusan Kesejahteraan Sosial dan lama waktu pengerjaan 5 (lima) hari.
- Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah
1) Identifikasi masalah:
2) Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan
Identifikasi masalah yang dihadapi Janda (N 40 th), rumahnya tidak layak huni, nyaris roboh, Pekerjaan dan tanggungjawabnya sebagai Guru Taman kanak-Kanak pada Yayasan Bontonompo Selatan dengan penghasilan tidak menentu, tergantung kebaikan hati kepala sekolah. Sepeninggal suaminya, Janda (40 th) banyak mengurung diri, dua anaknya di ajar dengan pendidikan dalam rumah tangga, sambil sama-sama mencari uang dengan berjualan kue keliling kampung.
Tetangga Janda N adalah kakak ipar dari mantan suaminya, sementara disisi kanan, rumah mertuanya yang juga sudah Lansia. Semasa hidup suami, lahan tempat tinggal sudah dibagi dan Janda N mendapat pembagian di sektor belakang dengan ukuran 4 x 12 m, terletak disudut kampung Kacci-Kacci yang dihubungkan dengan jalan setapak
- Rencana pemecahan masalah
Adapun rencana untuk pemecahan masalahnya, diawali dengan meyakinkan Janda N (40 th) bahwa dalam waktu lima hari akan mendapatkan rumah sederhana yang layak huni. Semula agak ragu, melalui pendekatan dan komunikasi personal, memperlihatkan detail perencanaan akhirnya Janda (N 40 th) meneteskan air mata di hadapan Pekerja Sosial. Rasa haru dan bahagia berkecamuk dalam tubuhnya. Sementara dua orang anaknya akan didaftarkan dalam Program Keluarga Harapan (PKH) setelah melengkapi persyaratan administrasi yang diminta oleh Pendamping Sosial.
Terhadap tetangga / Ibu mertua yang tergolong Lanjut Usia juga akan diprogramkan menjadi pembinaan Lanjut Usia luar panti bekerjasama dengan salah satu Yayasan Sosial yang bergerak di bidang pembinaan Lansia Luar Panti
- Melaksanakan pemecahan masalah
Pada hari yang telah disepakati dengan Tim, maka pekerjaan akan dimulai hari Senin 5 Maret 2018 s/d Jumat 9 Maret 2018. Hari pertama langsung diturukan Dapur Umum Lapangan (Dumlap) agar para pekerja dapat menikmati layanan makan minum langsung dari umum tanpa merepotkan pemilik rumah. Selanjutnya tim kerja melakukan pembongkaran rumah lama (karena sudah reyok) maka setelah ditarik penyanggah belakang langsung bergemuruh runtuh. Kondisi lahan dilakukan pembersihan. Hari kedua pemasangan pondasi keliling dilanjutkan dengan cor, di hari ketiga pemasangan tiang dilanjutkan dengan pemasangan atap, warga yang datang berkerumun berdecam kagum melihat Tagana yang kompak bekerja dari pagi hingga petang hari, pada hari keempat melaksanakan perampungan dan hari terakhir setelah sholat Jumat, kunci rumah diserahkan kepada Janda (N 40 thn) ditandai dengan syukuran keluarga dan Tagana.
- Mengevaluasi hasil yang dicapai dan belum dicapai
Dengan pencapaian hasil kerja tim dengan kolaborasi berbagi pihak maka dapat dipastikan bahwa setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk berubah dan menentukan nasibnya sendiri, Janda (N 40 th) yang selama ini dipandang sebelah mata, kini telah mendapatkan pengangkuan dari warga bahwa ketulusan dalam mengajar anak-anak TK telah berbuah manis, Janda (N 40 th) tetap memiliki prinsip hidup untuk maju dan masyarakat harus memberikan akses, demikian halnya dengan kedua anaknya yang harus terus dibina agar mampu tumbuh kembang dan pekerja sosial sebagai motivator, dinamisator dan fasilitator mampu menghubungkan dengan pengeloa Program Keluarga Harapan (PKH) untuk kelanjutan pendidikan dan hal-hal yang belum mampu dicapai adalah belum tersedianya anggaran untuk mampu membuka kios kecil di depan rumahnya agar mampu mencari tambahan kehidupan
- Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah
Setelah bedah rumah yang berlangsung 5 (lima) hari selesai dan memfasilitasi keberlanjutan pendidikan anak-anaknya melalui program keluarga harapan (PKH) membuka akses dengan berbagai layanan sosial melalui dukungan Tenaga Kesejahtraan Sosial Kecamatan (TKSK), Karang Taruna setempat dan mendaftarkan dalam program Wanirta Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) dan Lembaga-Lembaga Sosial yang mampu bersenirgi maka terminasi terakhir menyerahkan kepada Kepala Desa Bontonompo Selatan untuk menerima hasil pengabdian dan kepada Janda N (40 thn) kami persembhakan hasil Bedah Rumah sebagai wujud dan bukti nyata keberadaan Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang bukan saja hadir di saat bencana terjadi, melainkan mampu memosisikan diri pada situasi sebelum, saat dan pascabencana terjadi.
- Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/ konsep yang relevan).
Dari pengetahuan konsep yang sangat relevan dalam bentuk, model pengembangan masyarakat lokal yang mendorong partisipasi untuk mengambil bagian aktif, agar permasalahan sosial yang ada didaerahnya baik itu kemiskinan, anak putus sekolah maupun penangan Lanjut Usia untuk mampu ikut membantu melalui partisipasi aktif dan bukan menjadi penonton perubahan, Selain itu menekankan pada proses perubahan melalui perencanaan sosial . Dimana pekerja sosial sebagai perencana atau ahli dibidangnya untuk mampu mengumpulkan data valid dengan berbagi varian pendukung yang dapat di kelola. Pada gilirannya dapat dilaksanakan melalui model aksi sosial, upaya ini dilaksanakan dimana pekerja sosial penggerak, pemberi semangat juang atau partisipan melakukanaksi lapangan yang mendapatkan sukungan dari lintas lembaga.
- Teknik teknik yang digunakan dalam penanganan kasus 2
Dalam penerapan model pendekatan untuk kegiatan bedah rumah yang sifatnya spesifik, menurut Brager (1987)dalam pemilihan taktik pemberian pelayanandapat menggunakan tehnik dan taktik yang terencana dengan baik. Dengan pilihan yang digunakan untuk mendapatkan hasil sebagai respon spesifik seperti dalam kasus bedah rumah, pemilihan teknik seperti ini dengan melibatkan interaksi sosial dengan orang lain, organisasi dan lembaga penjamin sehingga kolaborasi terhadap pemilihan tehnik ini untuk menghasilkan interaksi dan kerjasama dalam pencapaian tujuan. Integritas dalam proses perubahan ini merupakan hal yang penting dimiliki pekerja sosial dan dilakukan dengan arah dan tujuan yang ingin dicapai. Bahwa dari proses yang telah dilaksanakan kesepakatan dan konsensus pemilik rumah sepakat untuk melakukan perombakan secara total guna mendapat rumah sederhana yang refresentatif
- Nilai nilai/ kode etik yang diterapkan dalam penanganan kasus 2
Dalam penanganan kegiatan bedah rumah janda (N 40 thn) di Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, Pekerja Sosial melakukan kegiatan dalam kerangka nilai dan pandangan hidup serta budaya Orang Makassar untuk giat melaksanakan aktifitas, Kerangka nilai berfungsi untuk membimbing dan mengarahkan Pekerja Sosial melakukan komunikasi dan hubungan yang profesional. Untuk melakukan perubahan ini, maka pekerja sosial harus memiliki pengetahuan yang lengkap tentang kondisi masyarakat, pngetahuan yang yang jelas tentang prosedure yang harus dilalui sebelum melaksanakan aksi lapangan serta melaksanakan interaksi ke dalam tim untuk mencapai kesepakatan bersama dalam kapasitasnya sebagai koordinator dan instruktur Tagana di Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Makassar, 11 Desember 2020
Deskripsi Diri TKS,
Drs H SYAKHRUDDIN DN MSi