SYAKHRUDDIN.COM, JAKARTA – Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe resmi menyatakan mundur pada Jumat (28/8/2020). Abe mengatakan, penyebab pengunduran dirinya adalah masalah kesehatan.
Belakangan ini kondisi pria 65 tahun itu memang dikabarkan menurun, dan dia sempat diperiksa di rumah sakit selama 7 jam.
Dilansir di laman Kompas, kronologi PM Jepang Shinzo Abe masuk rumah sakit dua minggu lalu, hingga meletakkan jabatannya hari ini. Ia dilaporkan telah diperiksa lebih dari tujuh jam, dan pergi dengan mobil tanpa mengatakan sepatah kata pun, menurut tayangan televisi lokal yang dilansir AFP.
Di rumah sakit itu dulu Abe sempat dirawat karena kolitis ulseratif (peradangan usus besar). Sebuah laporan dari majalah mingguan pada Juli mengklaim, Abe muntah darah.
Namun, Juru Bicara Pemerintah Yoshihide Suga bersikeras bahwa perdana menteri sehat. Kemudian tak lama setelahnya, kesehatan pria 65 tahun ini dipertanyakan lagi karena dia enggan mengadakan konferensi pers.
Padahal, kritik sedang deras mendera Pemerintah Jepang atas penanganannya terhadap virus corona dengan jumlah kasus yang melonjak.
Para analis mengatakan, Abe kesulitan menjawab pertanyaan di depan umum, dan salah satu stasiun televisi setempat melaporkan bahwa Abe berjalan lebih lambat akhir-akhir ini di kantor perdana menteri.
“Saya menjalani pemeriksaan medis untuk memastikan kesehatan saya dalam kondisi baik. Sekarang saya siap untuk kembali bekerja dan melakukan yang terbaik,” kata Abe kepada wartawan saat memasuki kantornya.
Media setempat mengutip sumber dari pemerintah melaporkan, PM yang menjabat di dua periode itu akan menerima hasil pemeriksaan kesehatannya sepekan lalu. “Kali ini untuk mendengarkan hasil pemeriksaan kesehatan,” kata seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar Yomiuri.
Kabar mengejutkan ini disampaikan media-media lokal “Negeri Sakura”, termasuk TV Nasional NHK meski belum ada konfirmasi dari pemerintah. “Abe hendak mengundurkan diri karena penyakitnya memburuk dan dia khawatir hal itu akan menimbulkan masalah” dalam memimpin negara, lapor NHK yang dikutip AFP.
Seperti dilansir dari BBC, Shinzo Abe telah menjadi perdana menteri Jepang sejak Desember 2012 setelah menang telak dalam pemilihan umum Partai Demokrat Liberal (LDP).
Sementara itu, detiknews mengulas, Ketika Abe memenangkan pemilihan cepat tahun 2017, itu membuka jalan baginya untuk menjadi perdana menteri terlama di Jepang.
Dikenal sebagai elang sayap kanan, dia berasal dari keluarga politik terkenal. Ayahnya, Shintaro Abe, adalah mantan menteri luar negeri dan kakeknya adalah mantan Perdana Menteri Nobusuke Kishi.
Abe memenangkan kursi pertamanya di parlemen pada 1993. Diangkat ke kabinet untuk pertama kalinya pada Oktober 2005, dia diberi peran penting sebagai sekretaris kabinet.
Ketika dia menjadi perdana menteri setahun kemudian, dia dipandang sebagai seorang pria yang mirip dengan citra pendahulunya Junichiro Koizumi – telegenik, blak-blakan dan dengan daya tarik populer serupa bagi para pemilih.
Tetapi serangkaian skandal dan kesalahan merugikan pemerintahannya, termasuk pengungkapan bahwa pemerintah telah kehilangan catatan pensiun yang mempengaruhi sekitar 50 juta klaim.
Kerugian besar bagi LDP dalam pemilihan majelis tinggi pada Juli 2007 menjadi katalisator bagi keputusannya untuk mundur. Dia kembali ke panggung politik Jepang pada 2012, memperbarui mandatnya pada pemilu 2014.
Abe terkenal karena sikap kerasnya di pertahanan Jepang, terutama dalam baris teritorial. Pada tahun 2015 ia mendorong hak Jepang untuk pertahanan diri kolektif, yang merupakan kemampuan untuk memobilisasi pasukan di luar negeri untuk mempertahankan diri dan sekutu yang diserang.
Kini, seperti dilansir AFP, Jumat (28/8/2020), Abe kembali mengumumkan pengunduran diri dari jabatan yang dipegangnya selama nyaris delapan tahun terakhir. Abe mengaku bahwa alasannya mundur karena kondisi kesehatannya yang memburuk (syakhruddin)