SYAKHRUDDIN.COM, MAKASSAR – Andai saja maut tak cepat datang, maka pada hari Senin nanti, bertepatan penanggalan 13 Juli 2020. Almarhum Hamdan Rasyid Daeng Tayang, akan memperingati Hari Ulang Tahunnya ke-48.
Bersama anak tertuanya dan kerabat terdekat telah merencanakan untuk memasuki rumah barunya, sekaligus mengundang sanak famili dan sekali berulang tahun ke-48.
Akan tetapi itulah rencana manusia. Karena dipagi hari menjelang subuh di Hari Senin 6 Juli 2020, sekitar pukul 05.00 mengeluh sakit di bagian dada.
Rasa sesak yang menyiksa dan sakit maag makin nyeri memaksakan dirinya jalan kaki dan naik ke mobil pribadinya, untuk diantar ke RS. Awal Bross Makassar.
Di mobil masih sempat bercanda sama anaknya “ Bisa jako mengemudikan mobil ???, Bisa ji Bapak, na hati-hatiko nah”
Sambil tersenyum di kulum, sembari menahan rasa sakit yang kadang menyerang secara tiba-tiba lalu memegang dada kirinya.
Tak berselang lama di ruang gawat darurat, petugas emergency melakukan tindakan darurat dengan memompa dada, nafas yang tersengal-sengal perlahan lemah dan terus melemah.
Hingga petugas menghentikan tindakan daruratnya, akhirnya pihak dokter yang menangani, Ananda Hamdan Bin Rasyid Daeng Tayang (48 thn) dinyatakan meninggal dunia.
Info WA melalui jalur keluarga sudah dikirimkan, ada yang bahkan tidak percaya sehingga mengulang kembali untuk mengecek kebenaran informasi itu.
Demikian halnya di kalangan tetangga, seakan tidak percaya, “Karena kemarin masih sempat bercanda gurau membahas soal hewan qurban” di Mesjid Al-Anshar” tempat dimana almarhum menjadi bendahara masjid, di kawasan Kampung Campagaya Kelurahan Panaikang Kota Makassar.
Jenazahpun dinaikkan ke ambulans Rumah Sakit lalu diantar ke rumah kediamannya. Memasuki kawasan perkampungan, semua warga yang mendengar bunyi serene, berdiri di depan rumah masing-masing seakan menyambut tamu kehormatan, dan itulah bentuk simpatik dari warga yang selama ini diayomi untuk selalu berqurban.
Hamdan Rasyid Dg Tayang (48 tahun) benar-benar telah meninggalkan kita semua dalam usia yang masih sangat produktif.
Kawan-kawannya pada Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan agak shock mendengar berita duka, tapi demikianlah ketentuan dari Allah Swt.
Manusia yang hidup PASTI mati dan kematian itu adalah rahasia Allah Subhana Wataalah, innalillahi wa inna ilahi rajiun.
Diantara kerabatnya di masjid, ada yang bertugas di Kawasan Pekuburan Sudiang Makassar. Dari inisaitf sahabatnya ini, meminta supaya almarhum digalikan liang lahat di bagian depan dekat masjid blok H.1 No 29.
Ini juga semua rahmat, karena melalui persahabatan akhirnya mendapat lokasi liang lahat bagian depan, sebuah tempat yang sangat mudah di dapat bilamana berkunjung untuk ziarah kubur.
Dari pengumuman keluarga, in sha Allah Selasa malam 7 Juli 2020 dilaksanakan “Takziyah yang hanya berlangsung satu malam saja” sebagai penghargaan kepada keluarga, kerabat dan handai tolan sekaligus menghibur keluarga yang berduka.
Begitulah Allah selalu memberikan tanda-tanda kebesarannya, ada yang lahir dan ada yang meninggal, begitulah kehidupan manusia. Karena itu, jangan pernah lahir ke mayapada kalau takut meninggal dunia.
Sebagai insan yang beriman, maka mari kita mempersiapkan diri di setiap kesempatan karena kematian itu adalah misteri, salamaki !!!