SYAKHRUDDIN.COM, KONGO – Serma Rama Wahyudi gugur akibat serangan itu. Sementara satu anggota TNI lainnya yakni Pratu Syafii Makbul mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan intensif.
Dilansir AFP, serangan terjadi saat Rama dan Syafii melaksanakan patroli bersama rombongan yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB di Kongo atau MANUSCO.
Mereka diserang kelompok bersenjata sekitar 20 kilometer dari Kota Beni di Provinsi Kivu Utara, Sy Koumbo.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi merespons keras insiden ini. Ia mengatakanm Dewan Keamanan PBB telah mengutuk keras serangan tersebut dan meminta hal itu diusut hingga meja hijau.
“DK PBB telah mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan,” kata Retno melalui keterangan persnya.
Retno juga menyampaikan berbelasungkawa atas gugurnya Serma Rama.
“Penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan,” ungkapnya.
Kepala MONUSCO, Leila Zerrougui, angkat bicara mengenai serangan tersebut. Ia mengatakan, kelompok ADF disebut bertanggung jawab atas serangan itu.
Kelompok itu merupakan gerakan yang muncul sejak 1990-an dan menentang pemerintahan Presiden Uganda Yoweri Museveni. Namun pada 1995, kelompok itu pergi ke Kongo dan menjadikan wilayah itu basis utama operasi mereka.
Selain itu, dilaporkan kelompok tersebut juga bertanggung jawab atas lebih dari 500 kematian sejak akhir Oktober 2019 di Kongo. Sementara, sejak Desember 2017, kelompok ini telah menewaskan 15 tentara PBB di markasnya yang dekat perbatasan Uganda.
Indonesia merupakan kontributor personel misi perdamaian PBB terbesar kedelapan di dunia. MONUSCO adalah misi PBB terbesar ke-2 di dunia. Saat ini terdapat 1.047 orang personel dari Indonesia yang ditugaskan di sana (sumberkumparan.com)