SYAKHRUDDIN.COM, JENEPONTO – Bripka Herman (47 thn) memergoki isterinya Hasmiati (42 thn) berduaan dengan Serda Hasanuddin (46 thn) didalam kamar rumahnya.
Lokasinya BTN Syekh Yusuf Kolakolasa, Jalan Sungai Kelara, Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, waktunya sekitar Pukul 23.00 Wita Kamis 14 Mei 2020.
Masyarakat setempat mengenal Hasanuddin sebagai seorang prajurit TNI bertugas di Kodim 1425/Jeneponto dan merupakan Babinsa yang bertugas di Desa Jombe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, sebagaimana diberitakan Harian Fajar edisi 16 Mei 2020 pada halaman 7 kolom 1-4.
Dilansir dilaman detik.com, Seorang polisi, Bripka H, menembak istrinya dan 1 anggota TNI Serda H di Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel). TNI menyatakan penembakan itu dipicu masalah keluarga.
“Jadi permasalahannya itu permasalahan intern keluarga mereka. Sehingga institusi ini hadir untuk meredam ini walaupun persoalan intern keluarga,” kata Dandim 1425 Jeneponto Letkol Inf Irfan Amir saat dimintai konfirmasi, Jumat (15/5/2020).
Irfan mengatakan TNI dan Polri berkoordinasi untuk menyelesaikan kasus ini. Sebab, meski masalah keluarga, kasus ini tetap menyangkut dua institusi.
Sementara itu, dari laman Pojok Sulsel.com diberitakan, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV/Hasanuddin Kolonel Inf Maskun Nafik, menjelaskan persoalan oknum TNI di Jeneponto yang ditembak oleh oknum polisi.
“Yang jelas kejadian itu, benar adanya penembakan dari salah satu oknum polisi terhadap oknum TNI tadi malam (Kamis malam),” kata Kolonel Inf Maskun Nafik, Jumat siang (15/5/2020).
Ia mengatakan, kasus itu telah ditangani oleh Bidang Propam Polda Sulsel. Oknum polisi yang menembak sudah menjalani pemeriksaan.
Terkait kasus penembakan itu, Maskun Nafik mengatakan, Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe telah berkoordinasi dengan Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Andi Sumangerukka.
Kapolda Sulsel, kata Kapendam Hasanuddin, berjanji akan mengusut tuntas kasus penembakan yang dilakukan oknum polisi yang bertugas di Polrestabes Makassar itu.
Ia juga mengklarifikasi terkait dugaan perselingkuhan yang menjadi motif penembakan yang dialami oknum TNI.
“Kami klarifikasi, untuk terjadinya seperti perselingkuhan itu masih belum terbukti. Masih ada sangkaan,” ujarnya.
Perwira TNI AD tiga bunga itu mengatakan, jika oknum TNI masih punya hubungan kekerabatan dengan istri oknum polisi itu.
Ia juga membenarkan, jika oknum TNI yang ditembak itu berkunjung ke rumah istri polisi di Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
“Yang jelas S (oknum TNI) sama H (istri polisi) ini masih ada hubungan saudara atau sepupu. Yang bersangkutan ini berkunjung ke rumahnya. Baru ada suaminya H ini yang juga inisialnya H. Mungkin saat itu kondisinya lagi emosi,” jelas Maskun Nafik.
Dia mengatakan, proses hukum terhadap kasus penembakan oknum TNI di Jeneponto itu, diserahkan kepada pihak kepolisian. Prosesnya juga tetap akan dikawal.
Terkait kondisi korban, kata Maskun Nafik, sedang dalam perawatan intensif di RS Pelamonia Makassar. Korban mengalami luka tembak di dada yang tembus ke pinggul. Ada juga proyektil yang bersarang di pahanya.
Diketahui, oknum polisi menembak istri dan anggota TNI yang tepergok sedang berduaan di rumahnya. Oknum polisi yang melihat istrinya sedang bersama pria lain naik pitam.
Sehingga, menembak istri dan oknum TNI itu. Istrinya tertembak di paha. Sementara, oknum TNI mengalami luka di dada dan paha.
Kasus penembakan itu ditangani Bidang Propam Polda Sulsel. Oknum polisi yang melakukan penembakan sementara menjalani proses hukum di Polda Sulsel.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, Kapolda Sulsel dan Pangdam sudah berkoordinasi terkait insiden penembakan itu.
“Sekarang ini kita sudah berkoordinasi, Pak Kapolda, Pangdam dan Dandim bersama Kapolres sudah berkoordinasi agar tak ada efek yang muncul,” ujar Ibarim Tompo, Jumat pagi.
Kombes Ibrahim Tompo berharap, semua pihak bisa memahami kondisi saat ini. Sebab, peristiwa penembakan itu murni masalah pribadi yang melibatkan oknum dua institusi.
“Ini bukan permasalahan institusi. Tapi permasalahan personel,” tegas Ibrahim Tompo (berbagai sumber)