SYAKHRUDDIN.COM, JAKARTA – Sejumlah warganet di Twitter menggaungkan tagar #LockdownNow, hal ini dilakukan karena jumlah orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 semakin banyak. Warganet asal Indonesia pun ikut menyuarakan tagar tersebut.
Akun @moki_moki melalui cuitannya meminta pemerintah Joko Widodo untuk menerapkan kebijakan lockdown karena angka kematian orang Indonesia yang terjangkit Covid-19 semakin bertambah.
“Mbok wes sadar to (seharusnya sudah sadar) bapak-bapak yang berwenang, sudah saatnya Indonesia di lockdown, sudah banyak yang meninggal pak #LockdownNow,” kata dia.
Warganet lain membandingkan kebijakan pemerintah Malaysia, Filipina, dan Singapura yang sudah memutuskan untuk lockdown tapi tidak diikuti oleh Pemerintah Indonesia.
Di sisi lain, ada juga warganet yang tidak setuju dengan kebijakan lockdown.
Sebab, ketika kebijakan itu tidak diterapkan, harga dollar semakin meningkat,
sempat menembus angka Rp16.500.
“Mari kita berandai-andai. Kalau misalnya lockdown, apakah nilai ekonomi
Indonesia bakal stabil, yang tidak kemana-mana saja bisa sampai Rp16.500, apa
lagi lockdown 1-2 bulan bisa sampai Rp20.000 – Rp25.000. Maka dari itu jangan
minta pemerintah buat lockdown dulu lah #LockdownNow,” cuit @PemecahS.
Selain itu, pemerintah
Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara lain yang memutuskan untuk
lockdown. Akun @rear_36 mencuitkan lebih baik mengikuti instruksi pemerintah
yang telah ditetapkan.
“Ini yang minta #LockdownNow mungkin tidak mikir. Pasti pemerintah sudah
berupaya yang terbaik bagi Indonesia, jadi ikuti saja instruksi dari
pemerintah. Tidak apa-apa kalau Indonesia seperti Prancis yang semua tagihan
dibiayai pemerintah. Lah Indonesia, tidak meninggal karena corona, meninggal
kelaparan iya,” kata dia.
Sedangkan warganet @ahmdsamma lebih memilih untuk ‘rebahan’ di tengah wabah
corona.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan hingga saat ini belum berencana
melakukan lockdown atau karantina wilayah menyusul persebaran virus corona
(Covid-19). Jokowi beralasan telah mempelajari karakter hingga dampak sejumlah
negara di dunia yang melakukan lockdown.
“Ada yang bertanya kenapa kebijakan lockdown tidak dilakukan. Perlu saya
sampaikan setiap negara punya karakter yang berbeda-beda, budaya yang
berbeda-beda, kedisiplinan yang berbeda-beda, oleh sebab itu kita tidak memilih
jalan itu,” ujar Jokowi, Selasa (24/3/2020).
Jokowi mengklaim telah mengantongi analisis hasil lockdown dari beberapa
negara. Diketahui, sejumlah negara telah melakukan lockdown terkait covid-19 di
antaranya Denmark, Prancis, dan Italia.
Jokowi menegaskan, saat ini di Indonesia masih menerapkan physical distancing
atau jaga jarak. Penyebutan istilah ini berubah dari sebelumnya yakni social
distancing.
Jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona di RI sendiri bertambah
menjadi 686 orang pada Selasa (24/3/2020). Dari jumlah itu, korban
meninggal mencapai 55 orang, dengan jumlah yang sembuh 30 orang.
“Penambahan kasus baru 107 kasus. Sehingga total Jumlah korban jadi 686
kasus positif Corona,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan
Covid-19 Achmad Yurianto dalam keterangan persnya, di Jakarta, Selasa (24/3/2020).
Yurianto melanjutkan kasus positif Corona, per Selasa (24/3/2020), itu antara
lain berasal dari Bali (6 kasus), Banten (65), DI Yogyakarta (6), DKI
Jakarta (424), Jambi (1), Jawa Barat (60), Jawa Tengah (19), Jawa Timur
(51), Kalimantan Barat (3), Kalimantan Timur (11).
Kemudian Kalimantan Tengah (3), Kalimantan Selatan (1), Kepulauan
Riau (5), Nusa Tenggara Barat (1), Sumatera Selatan (1), Sulawesi Utara
(2), Sumatera Utara (7), Sulawesi Tenggara (3), Sulawesi Selatan (4),
Lampung (1), Riau (2), Maluku Utara (1), Maluku (1), Papua (3), dan dalam
proses verifikasi (5 kasus) sumberccnindonesia/syakhruddin