SYAKHRUDDIN.COM , TIMIKA – Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab, mengakui, ada 11 senjata api dari berbagai jenis tidak ditemukan tim yang melakukan evakuasi di kawasan Pegunungan Mandala, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
“Memang benar dari laporan yang diterima terungkap senpi yang dibawa korban tidak ditemukan,” kata Asaribab, di Jayapura, Sabtu (15/2/2020).
Dari laporan itu, Asaribab mengatakan ada 11 senjata organik TNI AD yang kemungkinan dibawa masyarakat yang berburu. Pihak TNI akan melakukan pendekatan agar senjata dikembalikan.
“Kami akan melakukan pendekatan agar ke 11 pucuk senjata api itu segera dikembalikan,” ujarnya.
Senjata api yang hilang di antaranya 7 jenis senapan serbu SS-1, tiga pistol dan satu pelontar granat alias GLM.
Heli M-17 hilang kontak pada Jumat, 28 Juni 2019, saat terbang dari Bandara Oksibil, Papua. Helikopter saat itu terbang menuju Bandara Sentani, Jayapura.
Helikopter mengangkut 12 orang, terdiri atas 7 orang kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Woroagi. Heli ini digunakan dalam misi pengiriman logistik ke pos udara pengamanan perbatasan (pammtas) di Distrik Okbibab, Pegunungan Bintang.
TNI telah akhirnya berhasil mengevakuasi 12 jenazah korban kecelakaan helikopter MI-17 di Pegunungan Mandala, Oksibil, Papua. Ke-12 jenazah saat ini sudah dibawa ke Jayapura.
“Jenazah sudah diterbangkan ke Jayapura,” kata Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi kepada wartawan, Sabtu (15/2/2020).
Proses evakuasi hari ini dilakukan sekitar pukul 06.00 WIT. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan 2 unit heli Penerbad dan 1 unit heli PT Intan Angkasa. Ke-12 jenazah, kata Sianturi, sudah tiba di Jayapura pada pukul 10.00 WIT.
Sementara, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, bersyukur korban dan helikopter MI-17 sudah ditemukan. Dia pun mengapresiasi semua pihak yang telah membantu TNI dalam proses penemuan dan evakuasi jenazah para korban penumpang Heli MI 17 Penerbad No Reg HA 5138.
“Hari ini kita patut bersyukur atas ditemukannya 12 jenazah korban Heli MI 17 yang dinyatakan hilang sejak Juni tahun lalu,” kata Herman.
“Sebagai pimpinan Kodam XVII/Cenderawasih, saya mengucapkan terimakasih dan memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bupati Pegunungan Bintang, bapak Costan Oktemka, beserta jajaran pemerintah daerahnya.
Terimakasih juga kepada para tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama Kab. Pegunungan Bintang pada umumnya dan masyarakat Distrik Oksop pada khususnya, yang telah membantu kami sejak awal pencarian sampai ditemukannya jenazah korban hari ini.
Tidak lupa terimakasih saya sampaikan kepada PT Demonim Air dan PT Intan Angkasa yang telah mengerahkan heli beserta crew-nya untuk mendukung proses pencarian maupun evakuasi korban hingga sekarang,” imbuh dia.
Secara khusus, Herman juga menyatakan rasa bangga dan hormat kepada para prajurit TNI dan Polri. Menurutnya, para prajurit tersebut telah bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan proses SAR dan evakuasi di medan yang sangat ekstrem.
“Mengingat medan yang demikian sulit, apa yang para prajurit lakukan bukanlah hal yang mudah, bahkan sesungguhnya tugas ini sangat beresiko tinggi terhadap keselamatan diri mereka.
Saya sangat bangga dengan dedikasi yang telah ditunjukkan baik prajurit TNI maupun Polri yang terlibat dalam proses pencarian dan evakuasi ini,” pungkas Herman.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab menegaskan, helikopter milik TNI AD MI-17 yang jatuh di pegunungan Mandala, Pegunungan Bintang, Papua, murni karena faktor cuaca.
“Saya perkirakan pilot sudah berusaha untuk membawa helikopter ke lokasi semula. Tetapi karena situasi cuaca yang berkabut di daerah pegunungan saat itu sehingga pilot memutuskan untuk kembali tetapi saat memutar heli terjadi insiden kecelakaan menabrak gunung,” ujar Mayjen TNI Herman Asaribab didampingi Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw di RS Bhayangkara Kota Jayapura, Sabtu (15/2/2020).
Mayjen Herman menyatakan duka cita mendalam kepada keluarga korban yang sudah datang menjenguk jenazah di rumah sakit Bhayangkara. Kecelakaan yang dialami 12 prajurit TNI dalam heli MI-17 menurut Mayjen Herman, merupakan kecelakaan murni.
“Atas nama pribadi, prajurit dan keluarga besar Kodam XVII/Cenderawasih saya ikut berduka cita atas gugurnya prajurit TNI dalam bertugas di wilayah Papua,” sambungnya.
Seusai mengantar jenazah 12 prajurit korban kecelakaan helikopter MI-17 dilakukan pertemuan dengan keluarga korban di rumah sakit Bhayangkara.
Helikopter buatan Rusia, itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalyon Infanteri 725/WRG.
Para personel pesawat helikopter Mi-17 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).
Kemudian anggota Batalyon Yonif 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis).
Kemudian, prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4) (sumber detikcom)