SYAKHRUDDIN.COM, PADANG – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Andre Rosiade mengungkap kasus prostitusi online di Kota Padang, Sumatera Barat.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gerindra itu menggerebek wanita pekerja seks di salah satu kamar hotel di daerah itu.
\
Dikutip dari akun twitter resmi milik Andre Rosiade @andre_rosiade, ia menyebutkan bahwa akan membongkar praktik prostitusi online di salah satu hotel di Kota Padang.
“Saya bersama aparat kepolisian, membongkar kegiatan praktik prostitusi online di salah satu hotel di Kota Padang. Ini kedepan harus menjadi pelajaran dan bahan evaluasi bagi kita. Ini bukan PR polisi saja. Namun PR kita semua.
Baik pemerintah kota dan provinsi, juga seluruh elemen masyarakat di Padang khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya,” tulisnya dalam postingan twitter yang diunggah berita video penggerebekan, Senin (27/01/2020).
Saya bersama aparat kepolisian, membongkar kegiatan
praktek prostitusi online di salah satu hotel di Kota Padang.
Ini kedepan harus menjadi pelajaran dan bahan evaluasi bagi kita. Ini bukan PR
polisi saja. Namun PR kita semua, ujarnya, sebagaimana dikutip Kumparan,
Lalu, Andre juga mengingatkan agar saling bekerjasama untuk memberantas Penyakit Masyarakat. “Mari kita saling bekerjasama memberantas penyakit masyarakat seperti prostitusi dan kegiatan yang meresahkan lainnya di Sumatera Barat,” katanya.
Hebohnya kasus pengungkapan prostitusi online yang digaungkan Andre Rosiade tersebut menuai pro kontra. Bahkan, penggerebekan terhadap wanita pekerja seks dengan inisial NN diduga direkayasa demi kepentingan politik.
Diketahui, pengungkapan kasus prostitusi sebelumnya yang pernah ditangani Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Barat dan juga Kepolisian Resor Kota (Polresta) Padang, pekerja seks yang diamankan ditetapkan sebagai korban dan dikirim ke Panti Sosial Karya Wanita (PSWK) Andam Dewi di Kabupaten Solok.
Namun, NN tak bernasib sama dengan pekerja seks yang sebelumnya ditangkap. NN harus mendekam di balik jeruji besi, dan harus menitipkan anaknya yang berumur satu tahun ke tempat penitipan anak.
Tidak hanya itu, NN juga ditinggal suaminya, serta ia harus berpisah dengan kedua orang tuanya.
Saat ini, dalam pengungkapan kasus prostitusi online di Kota Padang itu, dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka, yaitu NN yang berperan sebagai wanita pekerja seks dan AS berperan sebagai muncikari.
Berikut 5 fakta yang dirangkum terkait pengungkapan kasus prostitusi online di Kota Padang oleh Andre Rosiade:
- Para Tersangka Dijerat UU ITE ; Polda Sumatera Barat menjelaskan, muncikari berinisial AS dan NN sebagai PSK dijerat undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) jo pasal 506 KUHP. Keduanya kini telah mendekam di sel tahanan.
“Tersangka dua ya, dalam kasus ini. Alasan kami NN ikut tersangka karena dia sendiri yang meminta ke muncikari mencari pelanggan. Makanya dijerat undang-undang ITE,” kata Kabid Humas Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Rabu (05/02/2020).
Dalam transaksi di aplikasi media sosial MiChat, Satake Bayu mengklaim NN menggunakan akun miliknya sendiri. Maka dari itu status NN bukan korban, melainkan tersangka.
“Karena dia (NN) tidak punya uang, maka meminta ke muncikari (mencari) pelanggan. Sebelumnya juga sebagai itu, dan beberapa kali melakukan prostitusi,” ujarnya.
- Keterlibatan Andre Sebagai Informan ; Pihak kepolisian mengklaim keterlibatan Andre Rosiade dalam penggrebekan hanya sebatas sebagai informan atau pemberi informasi terkait adanya prostitusi di Kota Padang. Dari laporan itu, langsung ditindaklanjuti dengan melakukan penggrebekan.
“Andre adalah pemberi informasi, dan kita berterima kasih kepada Andre karena telah membantu tugas kepolisian. (Termasuk memberi tahu kamar) itu kita tidak ranah-nya sampai ke situ,” kata Satake Bayu.
Satake Bayu menegaskan, terkait proses penyelidikan tetap dilakukan oleh kepolisian dan tidak menggangu masyarakat yang melaporkan. Laporan itu dibuat model A yaitu anggota kepolisian sendiri di tempat kejadian perkara yang membuat laporan.
“Jadi penindakan dilakukan adalah polisi. Ini bukan penjebakan ya. Terkait pengajuan NN dibebaskan lihat perkembangan ya, jelas sekarang proses hukum dulu,” tegasnya.
- Petisi dan Pembelaan untuk NN ; Dukungan untuk NN terkait kasus yang menjeratnya muncul setelah kasus ini viral. Komunitas Nurani Perempuan Women’s Crisis Center serta jaringan peduli perempuan di Kota Padang menggalang petisi bebaskan NN.
Menurut Plt Nurani Perempuan Women’s Crisis Center, Rahmi Merry Yenti, NN hanyalah korban dalam kasus prostitusi demi kepentingan politik. “Persoalan ini sangat disayangkan, apalagi memang ini ada rencana untuk dipolitisir,” katanya.
Merry mengungkapkan, apabila kasus ini demi kepentingan politik seharusnya tidak mengorbankan perempuan. Apalagi, NN memiliki seorang anak yang masih berusia satu tahun.
“Nah harusnya tidak mengorbankan perempuan seperti ini. Karena ini dialami perempuan, dia punya anak kecil terus sedangkan kasus ini seperti dijebak,” sesalnya.
Nurani Perempuan Women’s Crisis Center menilai, aksi penggrebekan yang dilakukan pihak kepolisian bersama Andre Rosiade dianggap pelecehan.
Apalagi, dari pengakuan NN ia menyayangkan kenapa dirinya dipakai terlebih dahulu kemudian baru digerebek.
“Ditambah digerebek seperti itu dengan beberapa wartawan. Ini kami anggap seperti pelecehan. Tambah juga kebijakan kita belum ke perempuan, karena sampai sekarang untuk pria yang memakai jasanya, pasal apa yang menjerat dia, sekarang belum diproses,” ungkapnya.
Merry menduga kasus prostitusi ini sengaja dilakukan Andre Rosiade. Pihaknya akan menggandeng Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang untuk memberikan kuasa hukum kepada NN.
“Misalnya memang iya NN membutuhkan, kami dan LBH Padang mendorong NN dan akan mendampinginya agar dapat dijadikan tahanan luar,” kata dia.
- Tak Saling Mengenal, Transaksi Hanya Via MiChat ; AS, muncikari NN, mengaku baru dua minggu menjalani profesi sebagai muncikari prostitusi online.
Bahkan, wanita yang dikenalkan kepada pria hidung belang juga baru satu, yaitu NN yang saat ini juga ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Sumbar.
“Kenal NN melalui aplikasi MiChat, awalnya dia itu ingin short time, sambil iseng-iseng cari tamu. Dia bilang bisa cari tamu sendiri. Namun, tidak lama kemudian, saya di-chat, minta dicarikan tamu oleh NN,” ujarnya saat diwawancarai di Mapolda Sumbar, Rabu (5/2/2020).
Menurut AS, pemesanan dalam MiChat yang digunakan adalah akun miliknya. Atas pemesanan tersebut, akhirnya membuat ia tertangkap dan harus berurusan dengan pihak kepolisan.
Di aplikasi tersebut, menurut AS yang memesan atas nama Eri. “Aplikasi milik saya dan yang pesan terakhir itu atas nama Eri, untuk kamar hotel, tamu itu yang pesan,” jelasnya.
Sebenarnya, kata AS, ia tidak kenal sama sekali dengan pemesan, hanya komunikasi via MiChat. “Saya tidak kenal sama yang mesan itu. Percaya, karena dilihat dari kunci kamar, bahwa tamu ada di kamar tersebut,” ucapnya.
Kesepakatan pembayaran dengan tamu, menurut AS, tamu akan membayar Rp 800 ribu untuk jasa NN, sementara ia mendapatkan jatah sebesar Rp 200 ribu. Pembayaran diserahkan cash kepada NN.
- Beredar Kuitansi Kamar Atas Nama Andre Rosiade ; Usai viralnya kasus prostitusi ini, kemudian beredar kuitansi pemesanan kamar yang menjadi lokasi penggrebekan tersebut.
Diketahui, dalam kuitansi tertulis kamar yang dipesan sebanyak dua unit bernomor 606 dan 608 atas nama Andre Rosiade/Bimo.
Untuk mencari kebenaran kuitansi itu, mencoba mengkonfirmasi kepada General Manager Hotel Kyriad Padang, Fadjri. Namun sayangnya, Fadjri enggan berkomentar terkait hak itu.
Diakuinya, pimpinan pusatnya telah memerintahkan untuk tidak ikut dalam memberikan komentar terkait kasus prostitusi.
“Kami hanya fokus untuk mengembangkan bisnis secara Syariah. Kami tidak ingin ikut berkomentar dalam kasus ini. Tahu sendiri Bapak, politik,” ujarnya.
Fadjri mengarahkan pemberitaan sesuai yang beredar saja. Tapi soal memberikan statement dengan ditemukannya kuitansi itu, ia enggan untuk menanggapi.
“Jadi kalau kuitansi beredar, ya sesuai itu aja. Tapi dari saya, belum bisa memberikan statement,” katanya.
Untuk memastikan beberapa data yang telah diperoleh, Langkan.id sudah berupaya untuk mengkonfirmasi kepada Andre Rosiade. Namun, telepon di-reject, bahkan WhatsApp tak dibalas (kumparan)