
SYAKHRUDDIN.COM ,JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, siklus hujan dengan intensitas ekstrem di Indonesia akan makin cepat datang akibat perubahan iklim.
Dwikorita menjelaskan awalnya siklus hujan ekstrem di Indonesia terjadi sekitar 10-20 tahun sekali. Kini siklus itu makin pendek menjadi sekitar 5 tahun sekali.
“Hujan
intensitas esktrem itu ada siklusnya, tapi tampaknya siklus itu semakin
memendek, yang biasanya 10 tahunan, 20 tahunan menjadi datang hanya dalam waktu
5 tahun atau kurang,” kata Dwikorita di Kantor BPPT, Jakarta, Jumat (3/1).
“Meskipun hujannya tinggi, tapi perubahan iklim itu yang mempercepat
siklus itu datang. Jadi ada pengaruhnya,” tambah dia.
Dwikorita
turut mengeluhkan sikap masyarakat yang tidak menghiraukan prakiraan
cuaca dari BMKG. Padahal, ia bercerita bahwa sejak 23/12/2019 lalu pihaknya sudah menyampaikan peringatan dini
atau prakiraan cuaca akan terjadi hujan ekstrem di kawasan Jabodetabek.
“Tanggal
23, 27, 28, terakhir kita bersama kepala BNPB tangal 30 Desember, ternyata kita
belajar, mungkin dianggap dampakan kurang dahsyat, ini pelajaran bagi
kami,” kata dia.
Dwikorita
mengatakan masyarakat selama ini menganggap prakiraan cuaca yang
diterbitkan BMKG secara berkala sama dengan perkiraan cuaca. Padahal kedua
istilah itu berbeda.
Ia menyatakan bahwa prakiraan cuaca yang kerap
diterbitkan BMKG memiliki akurasi yang tinggi sekitar 80-85 persen. Sebab,
prakiraan cuaca memiliki metode ilmiah tersendiri dengan menggunakan radar yang
diverifikasi dengan data lokal yang dimiliki BMKG.
“Itulah bedanya data prakiraan cuaca Indonesia dengan data internasional.
Indonesia sudah diverifikasi dengan data lokal. Sehingga mohon dengan sangat
percayalah prakiraan, memang bisa salah, perhitungan itu bukan tuhan,”
kata Dwikorita (syakhruddin)