SYAKHRUDDIN.COM,FILIPINA- Sebanyak 66 ribu penduduk Filipina dilaporkan mengungsi akibat banjir yang dipicu oleh curah hujan tinggi ketika dilanda Topan Kammuri. Kawasan yang terdampak paling parah adalah Pulau Luzon.
Seperti dilansir AFP, Minggu (8/12/2019), sejumlah kawasan di Pulau Luzon masih terendam banjir akibat luapan air sungai setempat.
Di beberapa wilayah terjadi longsor yang memutus jalan
raya dan membuat sebagian perkampungan terisolasi.
“Ini adalah salah satu banjir terbesar selama
beberapa puluh tahun,” kata petugas informasi Provinsi Cagayan, Rogelio
Sending.
Sebagian penduduk dievakuasi menggunakan perahu akibat banjir. Sampai saat ini
dilaporkan ada 13 orang meninggal ketika Topan Kammuri menerjang.
Filipina dihantam oleh rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, menewaskan
ratusan orang dan menempatkan orang-orang di daerah rawan bencana dalam keadaan
kemiskinan konstan.
Topan Kammuri yang menerjang Filipina pekan ini
telah merusak 135 sekolah dan menghancurkan hampir 1.200 rumah. Dengan total
kerugian di daerah yang paling parah diterpa topan ini diperkirakan mencapai
hampir US$16 juta (sekitar Rp224,4 miliar; kurs Rp14.029,90).
Topan Kammuri juga membuat setengah dari pertandingan SEA
Games pada di Manila dan kota-kota terdekat terhambat. Selain itu, topan ini juga sudah menewaskan 13
orang, Kamis (5/12). Namun, mereka tak merinci penyebab kematian 13 orang
akibat badai tersebut.
Sebelumnya pada Rabu (4/12), Pihak berwenang mengatakan satu
orang korban tewas tenggelam, sementara tiga korban lain tewas ditimpa pohon dan benda-benda yang
beterbangan.
Topan Kammuri yang membawa angin kencang telah menggulingkan
pohon-pohon dan meratakan rumah-rumah tipis di seluruh bagian utara negara itu,
Selasa (3/12/2019). Topan
ini juga menyebabkan bandara internasional Manila ditutup selama 12 jam.
Mark Timbal, juru bicara Badan Penanggulangan Bencana
Nasional setempat mengatakan, mereka
belum menemukan tubuh korban tewas lain.
Ia menyebut angka ini kemungkinan masih akan terus
bertambah. Sebab, saat ini para petugas masih melakukan penyelamatan dan
verifikasi di lapangan. “Ada
kemungkinan jumlah bertambah, tetapi kami berharap tidak melakukannya,”
kata Timbal kepada AFP.
Ratusan ribu orang yang tinggal di daerah terbuka atau
dataran rendah, sudah
dievakuasi dari rumah mereka sebelum Kammuri menghantam pada Senin (2/12/2019) malam. Tindakan ini menurut
pemerintah telah mencegah jatuh korban yang lebh besar lagi (berbagai sumber)