Seorang siswa SMA Negeri 1 Padangan, Bojonegoro memanjat tiang bendera untuk memasang tali pengait bendera yang lepas saat upacara Hari Guru. Video itu kini viral di media sosial Facebook dan aplikasi percakapan WhatsApp.
Nama Mahmud Sulthon Aulia menjadi perbincangan setelah video aksinya memanjat tiang bendera saat Upacara Hari Guru viral di media sosial. Ia mengaku jiwanya terpanggil saat melihat tali bendera lepas.
memanjat tiang bendera untuk memasang tali pengait bendera yang lepas saat upacara Hari Guru. Video itu kini viral di media sosial Facebook dan aplikasi percakapan WhatsApp.
Nama Mahmud Sulthon Aulia menjadi perbincangan setelah video aksinya memanjat tiang bendera saat Upacara Hari Guru viral di media sosial. Ia mengaku jiwanya terpanggil saat melihat tali bendera lepas.
“Melihat tali bendera itu jatuh, hati ini rasanya langsung ingin bantu seketika itu. Saya langsung lari ke depan dan copot sepatu dan berusaha naik ke tiang setinggi 17 meter sambil gigit tali. Jujur ya dredeg rasanya pas naik,” kata Mahmud kepada wartawan, Selasa (26/11/2019).
Menurut Mahmud, rasa khawatir dan deg-degan sempat
menyelimuti saat ia memanjat tiang bendera. Namun dorongan semangat dari para
peserta upacara membuat ia semakin percaya diri menyelesaikan aksinya itu.
“Alhamdulillah sampai di pucuk tiang
bendera dan langsung aku kaitkan tali, terus turun aku. Meski capek dan
deg-degan rasanya, ada semangat dari peserta upacara, jadi rada hilang
takutnya,” imbuhnya.
Dalam video berdurasi sekitar 2 menit Itu,
tampak siswa tersebut dengan percaya diri memanjat tiang bendera. Tanpa
diperintah oleh guru, ia langsung melepas sepatu dan memanjat sambil menggigit
pengait bendera yang lepas.
“Iya kemarin itu kejadiannya pas upacara
Hari Guru, ramai di media sosial WA group juga. Patut kita
apresiasi anak didik ini, karena keberaniannya, apalagi tanpa diminta dan
diperintah Bapak-Ibu Guru,” ucap salah satu guru di Bojonegoro, Aris,
kepada wartawan, Selasa
(26/11/2019).
Siswa SMA Negeri 1 Padangan itu ternyata punya keahlian memanjat pohon. Jadi, saat melihat tali bendera lepas, ia langsung terpanggil untuk memasangnya kembali dengan cara memanjat tiang bendera.
Terlepas dari aksi heroiknya memanjat tiang bendera, Mahmud merupakan siswa dari keluarga kurang mampu. Ia merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Bapaknya bernama Zainudin dan ibunya Suparti. Ia tinggal di Desa Kuncen, Kecamatan Padangan, Bojonegoro.
Setiap hari kedua orang tuanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Mereka berjualan sosis goreng dan mi gulung dari satu SD ke SD lainnya. Sedangkan saat sore menjelang, mereka pindah ke Taman Pendidikan Alquran di kampungnya.
“Saya anak keempat dari delapan bersaudara. Bapak tiap
hari jualan keliling di sekolah-sekolah SD, sosis goreng biasanya, juga mi
gulung. Ibu juga gitu, jadi kadang gantian jualannya,”
lanjutnya.
Mahmud ternyata punya keahlian memanjat pohon.
Jadi saat melihat tali bendera lepas, ia langsung terpanggil untuk memasangnya
kembali dengan cara memanjat tiang bendera (bs/syakhruddin).