Wakil
Presiden Ma’ruf Amin meminta pada semua pihak agar lebih waspada
terhadap berbagai hal mencurigakan pasca bom bunuh diri di
Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019).
Menurut Ma’ruf, peristiwa bom bunuh diri itu mengingatkan pada penusukan mantan
Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu yang tak terduga.
“Saya kira kita harus lebih waspada menghadapi apa saja, memang kita tidak
boleh suuzan, tapi sekarang ini perlu juga kecurigaan-kecurigaan
ya, karena ternyata yang pembawa bom bunuh diri itu menggunakan atribut
ojol,” ujar Ma’ruf di Sentul International Convention Center, Jawa Barat.
Ma’ruf mengimbau, agar RT/RW lebih proaktif
dalam mengawasi lingkungannya. Dengan demikian, kejadian seperti bom bunuh diri
di Medan dapat dicegah lebih cepat.
“Semua instrumen kita optimalkan untuk mewaspadai kemungkinan kelompok
teroris itu. Sampai RT/RW kita fungsikan untuk bisa memonitor keadaan sekitar,
sehingga bisa dicegah lebih dini,” katanya.
Diketahui ledakan bom bunuh diri terjadi di Mako Polrestabes Medan pukul 08.45
WIB tadi. Satu orang dilaporkan tewas yang diduga merupakan pelaku.
Kejadian ini juga mengakibatkan enam orang lainnya mengalami luka, serta
merusak empat kendaraan.
Di samping itu, Ma’ruf menyatakan upaya penanggulangan kemiskinan masih menjadi
pekerjaan rumah bagi pemerintah.
Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS), kata Ma’ruf, angka kemiskinan per Maret 2019
tercatat sebesar 9,41 persen atau setara 25,14 juta orang.
“Kita tak boleh puas diri, penurunan tingkat kemiskinan harus lebih cepat
lagi dan berlangsung menyeluruh. Meski tingkat kemiskinan satu digit tapi
kemiskinan masih cukup besar, sekitar 25 juta orang,” ujar Ma’ruf.
Ma’ruf mengatakan, terdapat sejumlah prioritas yang dapat dilakukan untuk
menekan angka kemiskinan. Salah satunya melalui pembiayaan UMKM yang mudah dan
penyederhanaan perizinan.
Selama ini, menurutnya, produktivitas UMKM masih sangat rendah. Hal ini tak
lepas dari rendahnya tingkat pendidikan, pemanfaatan teknologi yang terbatas,
minim akses bahan baku hingga akses pemodalan.
“Keuangan berbasis bank dan mikro dapat memudahkan usaha mikro kecil untuk
memperoleh pembiayaan. Bisa juga dilakukan penyederhanaan atau mungkin
penghapusan izin regulasi yang menghambat,” katanya.
Ma’ruf mendorong perbaikan reformasi birokrasi sebagai upaya menanggulangi
kemiskinan. Ia pun meminta pada seluruh pejabat daerah agar mau bekerja sama
demi mencapai hal tersebut.
“Tanpa bekerja bersama, koordinasi yang kuat antara pusat dan daerah, maka
produktivitas Indonesia maju akan sulit menjadi kenyataan,” tuturnya
(bs/syakhruddin)