Susunan pimpinan pusat Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia atau Partai Gelora Indonesia secara resmi rampung disusun, Minggu (10/11/2019/).
Dari nama-nama itu, sederet eksponen kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendominasi jajaran pimpinan pusat Partai Gelora.
Inisiator Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Gelora resmi dijabat oleh Muhammad Anis Matta. Diketahui, Anis merupakan bekas Presiden PKS periode 2013-2015.
Selain itu, jabatan Wakil Ketua Umum Partai Gelora akan diduduki oleh Fahri sendiri. Fahri pernah menjadi kader PKS dan duduk sebagai Wakil Ketua DPR periode 2014-2019.
Sementara Mahfudz Siddiq, akan menempati posisi Sekretaris Jenderal. Mahfudz sendiri pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS di DPR RI pada tahun 2004-2009.
Untuk posisi Bendahara Umum, Partai Gelora menempatkan Achmad Riyaldi. Achmad
merupakan salah satu anggota DPR Fraksi PKS periode 2009-2014.
“Kami berempat pernah jadi anggota DPR,” ujar Fahri di Kawasan
Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (10/11/2019).
Fahri mengatakan, Partai Gelora saat ini tengah menggodok struktur partai
hingga ke tingkat wilayah. Salah satunya, kata dia, Gelora sedang menggodok
struktur pendiri Partai dari pusat hingga daerah.
Fahri mengatakan eks Politikus Demokrat, Deddy Mizwar
nantinya akan menempati posisi tersebut.
“Terus terang kami tidak mau gembar-gembor dulu, yang penting penguatan
struktur sampai wilayah kita perkuat,” kata Fahri. Fahri menargetkan deklarasi resmi Partai Gelora Indonesia pada awal Bulan
Januari 2020 usai merampungkan dokumen pendaftaran kepengurusan partai di
Kementerian Hukum dan HAM.
“Kami berharap, Januari seluruh dokumen dari Kementerian Hukum dan
HAM yang menyatakan bahwa Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau Gelora
Indonesia ini sudah sah menjadi peserta Pemilu,” kata dia.
Fahri mengklaim sumber pendanaan Partai Gelora tak melibatkan cukong politik
sama sekali. Ia mengatakan sumber pembiayaan Gelora, berasal dari
urunan anggota partai.
“Terus terang kami mau bantah asumsi lama soal politik, politik itu harus
ada cukong, ini tidak ada. Itu adalah pasar ide. Ini yg penting ide dulu udah
ada, bagaimana artikulasi masyarakat tersampaikan,” kata dia.
Penggagas Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfudz Siddiq menegaskan, Deddy Mizwar belum resmi bergabung dengan Partai Gelora Indonesia.
Menurutnya, mantan Gubernur Jawa Barat tersebut akan resmi bergabung setelah Partai Gelora Indonesia memiliki badan hukum partai politik yang disahkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
“Resmi bergabung nanti, ini (Partai Gelora Indonesia) belum berbentuk badan hukum partai politik. Jadi kalau mau dibilang (resmi) bergabung partai, ya partainya belum punya badan hukum,” kata Mahfudz di sela-sela acara konsolidasi Partai Gelora di Jakarta Selatan, Sabtu (9/11/2019).
Kendati demikian, kehadiran Deddy dalam acara penandatangan akte notaris pendirian Partai Gelora Indonesia yang berlangsung di salah satu hotel itu telah menunjukkan bentuk keseriusan.
“Beliau tadi
menghadiri penandatanganan akte, menunjukkan bahwa beliau serius
bergabung,” ucap Mahfudz.
Senada, Deddy membenarkan hal tersebut. Menurutnya, proses administratif untuk
resmi bergabung baru bisa dilakukan setelah Partai Gelora Indonesia memiliki
badan hukum yang sah di Kemenkumham (bs/syakhruddin)