Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, mempercayakan ke polisi untuk mengusut tuntas ambruknya SDN Gentong di Jalan Kyai Sepuh, Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Khofifah juga minta semua pengelola pendidikan di Jatim lebih berhati-hati. “Ini kan ada puslabfor Polda, ada Polres. Kita beri kesempatan karena itu kewenangan beliau,” kata Khofifah usai melayat ke rumah Irza Almira, siswi yang menjadi korban meninggal tragedi atap ambruk, Selasa (5/11/2019).
Khofifah meminta semua pengelola pendidikan di Jatim menjadikan peristiwa SDN Gentong Pasuruan, sebagai pelajaran. Ia berharap kejadian serupa tak terulang.
“Ini pembelajaran kita. Semua pengelola lembaga pendidikan di Jawa Timur tidak hanya SD, SMP SMA, semuanya, karena sudah musim hujan saya mohon semua pengelola mengecek kembali struktur bangunan di lembaga pendidikannya. Ini jadi pembelajaran kita bersama,” tandas Khofifah.
Pihak kepolisian mengatakan ambruknya SDN Gentong bukan karena faktor alam, seperti hujan dan angin. Berdasarkan penyelidikan sementara, kejadian tersebut disebabkan spesifikasi bangunan atap galvalum yang tak layak.
Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Agus Sudaryatno, sebelumnya mengatakan konstruksi yang diduga tak layak menjadi penyebab ambruknya atap. Saat peristiwa terjadi pukul 08.30 WIB, tak ada angin dan hujan.
“Kita melihat rangka bangunan tidak sesuai spesifikasi. Bangunan ini (atap) baru selesai 2017. Jadi baru dua tahun sudah ambruk,” kata Agus saat jumpa pers di TKP, Selasa, siang.
Kementerian PUPR mengecek bangunan gedung SDN Gentong, Kota Pasuruan yang atapnya ambruk. Hasilnya bangunan tersebut sudah tak layak dan harus dirobohkan demi keamanan.
“Kami sudah melihat bangunan gedung, belum bisa memastikan tahun berapa dibangun. Yang jelas sudah lama.
Kalau kita lihat khusus bangunan yang atapnya ambruk,
saya beranggapan ini bangunan tak bisa dipakai lagi, harus dirobohkan untuk
keamanan para siswa,” kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jatim
Kementerian PUPR, Dardjat Widjunarso, di loaksi, Selasa (5/11/2019).
Dardjat mengatakan, gedung yang atapnya ambruk,
gedung kelas-kelas yang lain harus diperiksa kelayakannya. Kalau memang tak
layak, sebaiknya kelas ditutup dan murid dipindahkan.
“Kelas-kelas yang lain juga harus dilihat
keretakannya, kelayakannya. Jadi kalau memang tak layak dipakai, kelas ditutup
dan murid dipindahkan,” tandas Dardjat.
Pihak PUPR sendiri akan
membantu membuatkan jika harus membangun sekolah baru.
“Kami bisa siapkan desain rencana daripada
sekolah yang baru. Tentunya ini akan kita diskusikan dengan diknas kota,
mungkin nanti dengan wali kota kita berdiskusi bagaimana membangun sekolah ini
yang baru,” terangnya.
Terkait kepastian kapan renovasi atap galvalum di gedung
yang ambruk dilakukan, Dardjat menyerahkannya polisi.
Polisi mengatakan renovasi dilakukan pada 2017.
Sementara pihak diknas bersikeras menyebut renovasi dilakukan pada 2013.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melayat dan
menjenguk korban tragedi atap SDN ambruk di Pasuruan. Khofifah mendatangi rumah
duka dan rumah sakit tempat korban luka dirawat.
Khofifah tiba di rumah Irza Almira (8), siswi
kelas II SDN Gentong yang meninggal. Khofifah tiba di rumah duka Jalan Kyai
Sepuh Gang SD, Kelurahan Gentong Kecamatan Gadingrejo, menjelang maghrib. Turut
serta sejumlah pejabat pemprov dan Pemkot Pasuruan.
Di rumah yang berjarak sekitar 100 meter dari
TKP SDN ambruk itu, Khofifah langsung menyalami ayah korban, Zubair dan
memberikan pelukan pada ibu korban, Umul Khoiroh. Khofifah juga menyalami
kerabat yang hadir.
Kepada orang tua korban, Khofifah menyampaikan
belasungkawa dan dukungan moral. Tak lama gubernur berada di rumah duka Irza.
“Kita berduka. Inna lillahi wa inna ilaihi
raji’un… Hari ini kita semua berduka kehilangan ananda Almira dan juga ibu
guru.
Saya tadi juga sudah takziah ke rumah ibu guru. Saya
juga sudah nengok yang ada di rumah sakit,” kata Khofifah usai melayat ke
rumah Irza, Senin (5/11/2019).
Khofifah juga memastikan semua yang dirawat di
rumah sakit mendapatkan penanganan terbaik dan tak dipungut biaya, katanya (bs/syakhruddin)