Manuver Partai NasDem berlanjut. Usai mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, NasDem kini merapat ke markas PKS.
Kunjungan NasDem ke Kantor DPP PKS berlangsung pada Rabu (30/10/2019) sore.
Ketua Umum NasDem Surya Paloh datang dengan didampingi elite NasDem lainnya
seperti Sekjen NasDem Johnny G Plate, Bendum Ahmad Ali, Ketua DPP Rachmad
Gobel, dan Majelis Tinggi Anggota Lestary M.
Pertemuan 60 menit ini menghasilkan beberapa
kesepahaman. Poin pertama berjuang bersama-sama dalam memperkuat fungsi
pengawasan di DPR.
Kedua partai menghargai pilihan politik masing-masing tapi tetap berjuang
bersama memperkuat demokrasi.
“Perbedaan sikap politik kedua partai tersebut tidak menjadi penghalang bagi NasDem dan PKS untuk berjuang bersama menjaga demokrasi agar tetap sehat dengan memperkuat fungsi checks and balances di DPR.
Demokrasi yang sehat itu penting untuk mengatasi tantangan-tantangan yang
dihadapi bangsa Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, keagamaan,
pendidikan, kesehatan, budaya dan lainnya,” kata Sekjen PKS Mustafa Kamal
dalam jumpa pers di kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jaksel.
Poin kedua kesepahaman antara PKS dan NasDem
ialah soal kedaulatan NKRI. Mereka juga tidak akan memberi tempat untuk
separatisme hingga radikalisme.
Serta tidak memberikan tempat kepada tindakan separatisme, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan lainnya yang bertentangan dengan 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketiga, PKS dan NasDem menyadari bangsa ini diperjuangkan oleh para pendiri bangsa dari kelompok nasionalis dan kelompok Islam. PKS dan NasDem ingin generasi penerus dari kedua pendiri bangsa itu melanjutkannya.
PKS merasa tersanjung karena disebut Surya Paloh saudara tua NasDem. Kemungkinan kerja sama antarkedua partai pun terbuka di waktu depan.
Surya Paloh mengatakan setiap kemungkinan bisa terjadi dalam politik. Termasuk kemungkinan NasDem akan berhadapan dengan pemerintah hingga bekerja sama dengan PKS.