
Seorang berkwarganegaran Swedia mengklaim bahwa duitnya hilang di Bank Mandiri, dan tetap bersikeras bahwa uang kiriman dari Raja Salman itu benar-benar ada dan bukan hoax.
Nasabah bernama Michael Olsson ini bahkan mengaku punya catatan transaksi perbankan antara Bank Mandiri dengan Barclays Bank di London, Inggris senilai Rp 800 triliun itu.
Dia mempertanyakan sikap Bank Mandiri yang tak menyertakan pesan SWIFT terkait transaksi yang dipermasalahkan dalam konferensi pers Jumat (30/08/2019) lalu.
Keluarga Raja Salman disebut-sebut mengirim sejumlah uang melalui Barclays Bank, London kepada Bo Michael Olsson.
Uang sebesar 50 miliar euro atau setara dengan Rp 800
triliun tersebut dikirim ke rekening PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) atas nama PT
Shields Security Solution.
Menanggapi itu, Corporate Communication Bank Mandiri Rohan
Hafas menegaskan ada dua hal yang menjadi perhatian.
Pertama, nilai dana yang disebutkan sangat tidak masuk akal
dan kedua hal ini sudah pernah disampaikan pada April lalu dan diulang kembali
di bulan ini.
“Pagi ini saya ingin meluruskan berita saja, tidak
mengklarifikasi, tidak perlu karena dari beritanya sudah agak aneh.
Ada nasabah mengaku dapat transfer Rp 800 triliun atau setara dengan 50 miliar euro dari Barclays Bank.
Anehnya dana ini diakui oleh nasabah setelah sebelumnya dia menanyakan ke kami di April.
Saya dapat dari Barclays benar apa tidak itu tidak
benar,” kata Rohan di Plaza Mandiri, Jumat (30/8/2019).
Rohan menjelaskan, Bo Michael Olsson menyebutkan dana dengan
jumlah fantastis itu dikirimkan dari Swedia ke rekening di Bank Mandiri atas
nama PT Shield Security Solution, perusahaan outsourcing di bidang jasa
keamanan.
Bank Mandiri mengambil langkah yaitu berkomunikasi langsung
dengan Barclays hingga dua kali. Saat dikonfirmasi hal tersebut, pihak
Barclays memastikan jika tidak mengenali referensi pembayaran yang disebutkan.
“Saya telah memeriksa serangkaian tanggal dan kami tidak
mengenalinya. Harap jangan berpartisipasi dalam transaksi apa pun, terkait dengan
pesan di bawah ini. Barclays tidak mengakui pembayaran yang diklaim ini dan
tidak akan bertanggung jawab atas hal ini,”
Demikian yang diungkapkan pihak Barclays saat diminta konfirmasi oleh Bank Mandiri. Jauh sebelum kasus ini mencuat kepermukaan, Olsson pernah mendatangi Bank Mandiri Cabang Cempaka Mas pada (01/04/2019). Kala itu dia menanyakan transfer dana tersebut.
Kemudian, pada (02/04/2019) yang bersangkutan
mengirimkan email ke Bank Mandiri Cabang Cempaka Mas
serta surat ke Kantor Pusat Bank Mandiri
di tanggal (18/04/2019), yang keduanya
menanyakan hal sama.
Bank Mandiri mengirim surat balasan pada (24/04/2018) yang berisi penjelasan bahwa tidak ada
transaksi tersebut. Hingga akhirnya pada hari berikutnya, (25/04/2019)Bank Mandiri mengundang Olsson ke Kantor Cabang
Cempaka Mas dengan maksud validitas transfer.
Keadaan makin memanas, saat Bank Mandiri
menerima somasi pada tanggal (07/05/2019) dari Olsson
dengan mengatasnamakan, PT Shields
Security Solutions melalui Kantor Pengacara Jamil Hamid & Partner dengan
surat somasi no.
0276/JHP-JH/Surt-Som/BM/IV/2019 tertanggal (30/04/2019) dan no. 0279/JHP-JH/Surt-Som/BM/V/2019 tertanggal (06/05/2019).
Tak cukup sampai disitu, pada tanggal (28/08/2019) Olsson dikabarkan melaporkan Bank Mandiri ke kepolisian terkait hal yang sama dan menyebarkan informasi tersebut ke media-media nasional, dan menyebut tentang transfer uang sejumlah Rp 800 triliun itu.
Menurut Olsson, bantahan Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas justru mempermalukan Presiden Jokowi karena Bank Mandiri berstatus BUMN. Dia juga mempertanyakan sikap Rohan yang tak mau berkomunikasi.
Olsson berpendapat, seharusnya Rohan mau berkomunikasi dengannya serta mengikuti protokol transaksi yang sudah disepakati Bank Mandiri dengan Barclays Bank melalui sistem pembayaran SWIFT.
“Kepada media kamu mengklaim bahwa aset Bank Mandiri tidak cukup menampung transaksi yang saya sebut, tentu saja kebohongan.
Saya justru melihat, ini sebagai bukti bahwa Bank Mandiri tak bisa menemukan transaksi tersebut yang berarti dana itu hilang,” kata Olsson lagi.
Rohan sebelumnya mengungkap kronologi pengakuan Olsson ihwal hilangnya transfer dana sebesar Rp 800 triliun ini yang diakui berasal dari keluarga Raja Salman.
Pertama, Olsson disebut sudah pernah bertanya mengenai kasus ini pada 2 April dan (18/04/2019). Setelah itu, Bank Mandiri menyampaikan jawaban pada (24/04/2019) bahwa kabar adanya transfer dana senilai Rp 800 triliun untuk Olsson adalah informasi tidak benar.
Namun, Bank Mandiri lantas mendapat somasi pada (07/05/2019) dari Olsson. Dia mengajukan somasi atas nama PT Shields Security Solutions.
Somasi itu kemudian ditanggapi emiten perbankan berkode BMRI ini dengan menyebut, tak pernah ada transfer dana sebesar 50 miliar euro dari Barclays Bank ke Bank Mandiri untuk Olsson atau perusahaannya.
Setelah mendapat penjelasan tersebut, WNA asal Swedia ini tiba-tiba mengadukan masalah ini ke kepolisian pada Rabu (28/08/2019) Atas laporan tersebut maka Bank Mandiri menegaskan pernyataannya soal kasus ini.
“Kalau memiliki Rp 800 triliun, logika saja sudah jadi orang terkaya di dunia yang bersangkutan. Pemerintah juga mau pindah Ibukota, biayanya Rp 420 triliun, jadi bisa dua kali pindah kalau Rp 800 triliun,” kata Rohan. Bank Mandiri juga telah berkomunikasi dengan Barclays Bank, yang diklaim Olsson sebagai tempat asal pengiriman dana Rp 800 triliun untuknya. Dalam komunikasi melalui surat elektronik, Barclays Bank menyebut informasi Olsson tidak benar