Makassar, Syakhruddin.com — Dampak pembatasan bisnis yang diterapkan pemerintah Amerika Serikat kepada Huawei disebut tak sebesar yang dikhawatirkan selama ini. Kendati demikian, pendapatan Huawei dari lini bisnis ponsel pintar tahun ini diakui lebih rendah US$10 miliar atau sekitar RP142 triliun.
Semula pendiri sekaligus CEO Huawei, Ren Zhengfei pada Juni lalu memperkirakan sanksi AS akan mengurangi pemasukan perusahaan sebanyak US$30 miliar.
“Sepertinya akan sedikit lebih rendah dari itu. Tetapi Anda harus menunggu sampai hasil kami muncul pada Maret,” ucap deputy chairman Huawei, Eric Xu dalam sebuah konferensi media seperti dilansir Reuters.
Sejak pertengahan Mei lalu, bisnis Huawei dengan nilai US$100 miliar terkena dampak besar. Seperti diketahui Presiden Trump memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perusahaan yang dilarang berbisnis dengan perusahaan AS.
Sebagai upaya adanya kemungkinan terburuk, Huawei berupaya mengurangi ketergantungan pada teknologi asing.
- Ulang Tahun Spesial di Ruang Cuci Darah: Kasih Sayang Para Perawat di Rumah Sakit Siloam Makassar”
- Kerja Bakti di Kawasan ORW 08 Kelurahan Pa’Baeng-Baeng
- “Kericuhan dan Vonis Terhadap Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Pengadilan Tipikor”
- “Silaturahmi dan Dialog Sentuh Hati Camat Tamalate di Kelurahan Pa’Baeng-Baeng”
- Laporan Progres Shelter Warga Kelurahan Pa’Baeng-Baeng Bulan April-Juni 2024
Divisi perangkat konsumer Huawei – termasuk di dalamnya bisnis ponsel – bahkan buru-buru mengembangkan sistem operasi, Harmony untuk menyikapi kemungkinan mereka tak bisa langi menggunakan OS Android.
Disamping itu, Huawei juga telah mengembangkan cip Ascend 910 yang telah didukung teknologi kecerdasan buatan. Cip Ascend 910 kabarnya akan dipakai untuk menyokong ponsel buatan Huawei.
“Namun pengurangan (penjualan) lebih dari US$10 miliar bisa saja terjadi,” ucap Xu.
Sebagai perbandingan, divisi perangkat konsumer Huawei pada 2018 lalu mencatatkan pendapatan 349 miliar yuan atau sekitar US$49,1 miliar. Pada paruh pertama 2019 Huawei melaporkan mengantongi pendapatan 221 miliar yuan dari divisi konsumer.
AS sendiri kembali menunda aturan pemblokiran terhadap Huawei selama 90 hari sampai 19 Agustus. Pemerintahan Trump kembali menunda pemblokiran untuk kedua kalinya selama 90 hari.