
Padam 15 jam, kondisi emergency pada posisi N-3 : Di Taiwan, gelap gulita pada Selasa malam (15/8/2017) listrik padam 78 persen wilayah Negara tersebut. Merasa bertanggungjawab, Menteri Perekonomian Lee Chich Kung, mengundurkan diri dari jabatannya saat itu juga.
Di Jakarta, padam 15 jam siapa yang bertanggungjawab ? Publik masih dibuat penasaran dengan peristiwa yang terjadi hingga menyebabkan listrik padam massal melingkupi Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Tengah.
Direktur Pengadaan Strategis 2, Djoko Raharjo Abumanan menjelaskan, penyebab utamanya adalah kelebihan beban listrik di wilayah barat Pulau Jawa khususnya Jakarta, Bekasi, dan Banten.
“Beban itu yang terbesar ada di sekitar Bekasi, Jakarta, dan Banten,” kata dia di Kantor PLN Pusat Pengatur Beban (P2B) Gandul, Depok, Jawa Barat, Ahad (4/8/2019).
Sayangnya, selama ini pasokan listrik yang ada di barat Pulau Jawa, belum bisa memenuhi kebutuhan daya listrik yang begitu besar di 3 wilayah itu.
Sehingga selama ini kebutuhan listrik di barat Pulau Jawa turut dipasok juga dari sejumlah pembangkit di wilayah Timur Pulau Jawa.
“Karena di Barat hanya andalkan (pembangkit listrik) Suralaya, Cilegon dan Muara Karang. Muara Karang pun tidak continue, hanya sebagai peyetabil saja,” jelas dia.
Siang ini, lanjut Djoko, ada indikasi konsumsi listrik di Jakarta, Bekasi dan Banten melonjak cukup tinggi namun tak bisa diimbangi dengan kemampuan pasokan listrik yang ada.
Akibatnya, sistem transmisi kelistrikan Ungaran dan Pemalang 500 kV yang melayani Pulau Jawa mengalami gangguan.
Ibarat listrik rumah tangga, bila beban konsumsi melonjak melebihi daya yang tersedia maka akan otomatis padam.
“Nah kalau terjadi salurannya ini, listriknya itu terganggu, ini langsung kolaps sistem yang ada disebelahnya di beban ini satu kawatnya langsung turun tegangannya.
Kalau dia turun, pembangkit-pembangkit di sisi barat langsung kolaps semua karena dia tidak seimbang,” tegasnya.
Kondisi inilah yang terjadi tadi siang sekitar pukul 11.47 WIB. PLN terus melakukan perbaikan agar masyarakat bisa kembali terlayani aliran listrik.
Plt. Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara(Persero) Sripeni Inten Cahyani mengatakan gangguan aliran listrik terjadi pada pukul 11.45 lewat 27 detik pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi atau SUTET Ungaran-Pemalang.
Di sana, kata dia, terjadi gangguan pada sirkuit satu.
“Kemudian disusul sirkuit kedua terjadi gangguan.
Akibatnya terjadi penurunan tegangan menyebabkan jaringan Depok, Tasik mengalami gangguan. Jadi imbas dari Ungaran dan Pemalang sirkuit tadi lepas, turun tegangannya menyebabkan Depok dan Tasik gangguan,” kata di kantor Unit Induk Pusat Pengatur Beban Gandul, Depok, Ahad (4/8/2019).
Hal itu, kata dia yang menjadi awal pemadaman di sistem Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
Menurut dia, pada pukul 11.45 detik 27 Jawa Timur dan Bali normal. Begitu juga dengan Jawa Tengah, namun hanya Brebes yang gangguan.
“Jadi 11.48 aman Jawa Timur, Bali aman. Jawa Barat, Banten, dan Jakarta black out,” ujarnya.
Dia mengatakan langsung memimpin recovery di Gandul, Jawa Barat.
Dia berupaya agar pasokan dari Timur ke Barat untuk tersuplai untuk mendukung kelistrikan di barat.
“Kami ingin mengabarkan pukul 16.27 listrik Jawa Timur masuk ke Saguling dan Cirata memiliki dua peran sebagai penstabil tegangan karena listrik berasal dari Jawa Timur,” kata dia.
Masuk kemudian PLTA Cirata dan Saguling berfungsi menstabilkan.
Pada pukul 16.27, dari Cibinong masuk ke Depok dan pasokan sudah masuk ke Gandul.
GM Unit Induk Pusat Pengatur Beban Edwin Nugraha Putra menjelaskan soal N minus 3.
Dia mengatakan N minus 3 artinya terdapat 3 yang terganggu. Yaitu, kata dia, di Pemalang-Ungaran terdapat dua sirkuit listrik di sistem utara.
Kemudian di sisi selatan atau di Depok dan Tasialaya ada pemeliharaan 1 sirkuit.
“Sehingga ada total ada tiga sirkuit. Nah dua sirkuit di atas gangguan.
Jadi langsung ada tiga sirkuit totalnya, disebut N minus 3. Gangguan N minus 3 tadi, terjadi satu kondisi yang disebut tegangan turun dengan cepat sehingga sirkuit yang bertahan tadi lepas.
Akibatnya terlepaslah sistem barat dan timur,” kata Edwin. “Ini makanya kita sekarang emergency”.
Dampak gangguan listrik yang berlangsung 15 jam mengakibatkan kepanikan di kalangan warga, semoga kejadian ini menjadi pelajaran yang sangat berharga, sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade minta kepada Jokowi untuk member sanksi kepada manajemen PLN (bs/syakhruddin)