Nama lengkapnya, Dr Drs M Idrus Marham, M.Sc lahir di Pinrang Sulawesi Selatan, 14 Agustus 1962. Lahir dari keluarga yang sangat kontras dengan status sosial yang disandangnya. Berbagai pekerjaan yang telah dilalui termasuk pernah menjadi loper koran sebuah media di Kota Makassar.
Kehidupan keluarga yang kekurangan, menuntutnya mencari tambahan penghasilan, semuanya demi menambah ekonomi keluarga.
Orang tua Idrus, Haming (ayah) dan Marjain (Ibu) hanya petani penggarap milik orang lain, Marham dibelakang namanya merupakan gabungan nama orang tuanya Marjain-Haming (Marham).
Kehidupan yang sulit membuat cara pandang Idrus untuk menerima tantangan dan cobaan dan membuat mental dan kedewasaannya dalam menyikapi setiap persoalan.
Sejak sekolah Dasar (SD) di Pinrang hingga SMA di Kota Niaga Parepare, lalu melanjutkan pendidikan di IAIN Alauddin Makassar (Sekarang UIN) .
Bagi Idrus yang senang tantangan menapaki setiap derajat hidup yang lebih baik . Di lingkungan mahasiswa, Idrus dikenal sebagai aktifis yang mumpuni.
Demi menopang hidupnya di kota daeng pernah menjadi loper koran dan menulis opini di beberapa koran lokal di Makassar.
Belum puas dengan predikat yang diperolehnya kemudian melanjutkan pendidikan di IAIN Walisongo dan menjadi mahasiswa lulusan terbaik tahun 1983.
Mantan dosen Universitas Islam Attahiriyah (1986-1992) menilai, ada yang keliru dalam pemahaman masyarakat soal politik.
Politik kini kerap diidentikkan dengan praktek haram dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tujuan. “Padahal, justeru dengan berpolitik, kita bisa berjuang mengubah kehidupan bangsa atau menuangkan ide.” tuturnya
Setelah memiliki karier cemerlang di bidang akademis, lima tahun berselang Idrus masuk dunia politik. Ia terpilih menjadi anggota MPR RI mewakili unsur pemuda.
Dia memang aktif di berbagai kegiatan kepemudaan. Dia dikenal aktivis masjid, bahkan tercatat menduduki Ketua Umum Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI).
Pria kelahiran Pinrang, Sulewesi Selatan, 14 Agustus 1962 ini sejak kecil terbilang anak yang berprestasi. Banyak prestasi dia peroleh dari kecil hinggga dewasa. Saking sibuknya, ia baru menikah dengan Ridro Ekasari pada usia 47 tahun.
Idrus termasuk anak yang dibanggakan oleh keluarganya. Meski dari daerah, ia membuktikan keberhasilannya. Selepas menamatkan pendidikan SMA, ia melanjutkan sarjananya di Falkultas Syari’ah IAIN Alauddin Makassar Sulawesi Selatan.
Sedangkan masternya diselesaikan di Falkultas Syari’ah IAIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah. Di tengah kesibukannya, dia juga kuliah di UGM, Yogyakarta. Bahkan gelar doktor ilmu politiknya diperoleh dengan predikat cumlaude.
Karier Idrus dimulai di Jakarta. Dia memulai sebagai dosen di beberapa perguran tinggi. Dia mengajar di Universitas Tarumanegara, Universitas Islam Attahiriyah (UNIAT), dan Universitas 17 Agustus’45 Jakarta. Bahkan dia juga pernah menjabat sebagai Purek III UNIAT Jakarta tahun 1987-1992.
Kemudian ia melanjutkan karier politiknya dengan menjadi Wakil Koordinator Bidang Kompol LPP DPP Golkar tahun 2002. Pada tahun yang sama, ia menjadi ketua umum DPP KNPI, Wasekjend PP AMPG, anggota dewan penasehat DPP AMPI tahun 2003, dan Wakil Presiden World Assembly Of Youth (WAY) pada 2005.
Melalui Partai Golkar, ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk tiga periode berturut-turut, yaitu 1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2014.
Pada periode awal 2009-2014, Idrus masuk anggota Panitia Khusus Angket Century yang diragukan kapasitasnya, namun dia membuktikannya dengan keseriusaannya. Pada periode ini pula, Idrus memilih mundur dari anggota DPR.
Ia mundur ingin konsentrasi pada partai karena dipilih oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie untuk menjadi Sekjen Partai Golkar periode 2009-2014.
Namanya makin menasional saat mengendalikan Partai Golkar. Dia sekjen pertama Golkar dari kalangan sipil, yang sebelumnya selalu dari kalangan militer.
Pada munas berikutnya di Denpasar, Bali, dia dipilih kembali menjadi Sekjen Partai Golkar mendampingi Aburizal Bakrie periode 2014-2016.
Konflik Golkar mengharuskan partai ini menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Bali pada 2016. Pada Munaslub tersebut terpilih Setya Novanto sebagai Ketua Umum,.
Hari Rabu 17 Januari 2018, Presiden Joko Widodo melantiknya sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang akan bertarung sebagai kandidat Cagub Jawa Timur.
Kamis 18 Januari 2018 serah terima jabatan di gedung serbaguna Aneka Bakti Kementerian Sosial Jalan Salemba Raya No 28 Jakarta, tempat dimana Idrus Marham akan berkantor selama menjadi menjadi Menteri Sosial, selamat bekerja (syakhruddin HP 081 2424 5938)