Payabo dan Revolusi Sosial
Payabo (Paboya botolo) yang semula banyak didominasi anak-anak di bawah umur, mencari botol-botol plastik bekas, untuk di timbang di tempat penampungan barang rongsokan.
Subuh hari ini, ketika akan menuju Masjid Besar Al Abrar, menemukan Payabo, menggunakan becak yang dimodifikasi seperti gerobak panjang, lalu di kayuh dengan tenaga manusia.
Sasarannya pun berubah, dari plastik bekas beralih ke papan dan balok jenis bayam, untuk selanjutnya di jual ke pembuat kusen yang bertebaran di Kawasan Jln. Alauddin dan sekitarnya,
Karena itu, kepada Binmas Pa Baeng-Baeng, ini sebagai laporan awal, untuk selanjutnya bersama-sama kita awasi dengan ketat, dan melaporkan dengan foto dalam kesempatan pertama.
Keterlibatan semua RT dan RW dalam sistim pengawasan, menjadi bekal untuk pengusutan lebih jauh, sebagaimana permintaan koordinator FKPM.
Kami memang tak bisa menangkap dan mengintrogasi mereka, tapi kita punya jaringan untuk tempat melapor.
Sementara Payabo, memiliki keluarga untuk diberi makan dan minum, sehinggga harus berjuang sejak dinihari,
hanya disayangkan, bila barang yang diambil adalah untuk keperluan bangunan orang lain yang buka haknya.
Maka menjadi tugas pemerintah dan kita semua, untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih manusiawi dan bermartabat.
Bukan dengan mendatangkan Tenaga Kerja dari Cina dengan pendapatan yang luar biasa tinggi, sementara warga negara kita, menjadi penonton di negeri sendiri.
Bila kondisi ini terus-menerus berlangsung, maka dikhawatirkan, kelak bisa terjadi revolusi sosial di akar rumput, waspadalah dan mari terus menjaga marwah NKRI sebagai negara yang berdaulat.
Dan kepada TNI-lah benteng terakhir pertahanan bangsa untuk tetap menjaga kokoh tegaknya NKRI yang kita cintai, renungkanlah dan waspadalah !!!
Al- abrar ba da subuh
Minggu 3 Maret 2019
by syakhruddin dn