SYAKHRUDDIN.COM – Berbagai cara yang dilakukan untuk peningkatan kapasitas dan luaran dari Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Konsentrasi Kesejahteraan (PMI/Kessos) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Selain melakukan pelatihan TAGANA, praktikum diberbagai instalasi sosial baik yang dimiliki Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan maupun Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Kementerian Sosial, termasuk pada panti-panti asuhan yang di kelola swasta.
Salah satu upaya yang cukup memberikan kontribusi pengalaman seorang calon social worker adalah dengan pelakukan safari ilmiah atau study tour keluar negeri.
Untuk tahun 2018 mendatang, pihak jurusan sudah mencanangkan untuk melaksanakan study tour di Jakarta, Malaysia dan Bangkok.
Sebagai upaya sosialisasi kepada para calon peserta, untuk tahap awal sudah mendaftar 35 orang mahasiswa, belum termasuk dosen pembimbing, para pendamping dan penggembira yang setiap tahunnya bervariasi antara lima sampai sepuluh orang.
Adapun rancangan perjalanan akan dimulai dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar di Mandai lalu menuju ke Jakarta.
Lanjut ke Malaysia selama dua malam dan terus ke Bangkok dan akan diterima dengan resmi oleh Duta Besar Indonesia di Bangkok yang kebetulan mantan dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Alauddin Makassar.
Persiapan Mahasiswa : Pertanyaan yang muncul kemudian, apa yang harus dipersiapkan mahasiswa ?
Menjawab pertanyaan diatas, maka yang paling penting sekarang adalah mengurus paspor dengan membawa serta dokumen berupa, KTP, Kartu Keluarga, Ijazah SMA yang ada nama orang tuanya.
Membayar biaya administrasi sebesar Rp 300 ribu, mengisi formulir dan menulis nama dengan tiga rangkaian kata, termasuk didalamnya bin atau binti, sehingga paspor yang masa aktifnya lima tahun dapat digunakan untuk pelaksanaan umrah ke tanah suci.
Hasil kalkulasi sementara, setiap mahasiswa yang akan keluar negeri supaya mempersiapkan anggaran untuk tiket pesawat dan hotel sebesar Rp 6,5 juta dan mereka pada umumnya tidak berkeberatan untuk membayar sejumlah uang dimaksud.
Study tour dalam negeri : bagi mereka yang dananya tidak mencukupi masih bisa ditempuh cara kedua dengan melakukan study tour dalam negeri diantaranya ke Jakarta – Bandung – Yogyakarta dan Surabaya dengan estimasi biaya Rp 4 juta sampai Rp 5 juta rupiah.
Untuk rute dalam negeri disepakati, di awali kunjungan resmi di Kementerian Sosial RI Jalan Salemba Raya No 28 Jakarta lalu ke Kementerian Agama serta rekreasi ke Monas dan shoping di Mol Mangga Dua dan sekitarnya.
Dari Jakarta menuju Bandung menggunakan bus pariwisata menuju ke Sekolah Tinggi Ilmu Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung dan meninjau beberapa lokasi setting praktikum mahasiswa STKS Bandung termasuk binaan yang dikelolanya.
Dari Bandung naik kereta api menuju Yogyakarta, tepatnya pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga serta Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta dan melanjutkan perjalanan menuju ke Sunan Ampel di Surabaya.
Setelah selesai mengikuti rangkaian acara, peserta dapat melaksanakan rekreasi di Surabaya dan shoping di pusat perbelanjaan di Surabaya sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Kota Makassar.
Bagaimana dengan mahasiswa yang tingkat pendapatan orang tuanya pas-pasan ??? hal ini bisa disiasati dengan melaksanakan praktikum di Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Gowa.
Selanjutnya akan ditempatkan di desa-desa yang terpencil untuk mengajar mengaji anak-anak dan memberikan materi dakwah kepada masyarakat yang jarang tersentuh dakwah.
Pendek kata, semua strategi telah disiapkan bagi mahasiswa yang orang tuanya tergolong mampu maupun mereka yang berpenghasilan pas-pasan.
Intinya melalui kegiatan praktikum, study tour dan berbagai pelatihan diharapkan mampu melahirkan calon social worker yang handal dibidangnya, salamaki (syakhruddin HP 081 2424 5938)