Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Jumat (4/8) mengundang para purnabakti/mantan pejabat eselon II dan III lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Para undangan yang hadir di teras gubernuran sudah siap sejak pukul 08.30 Wita, dan selanjutnya SYL menyambut tamunya dengan mengajak sarapan pagi nasi kuning dan suguhan kopi dan teh dalam suasana yang penuh kehangatan.
Mungkin ada bertanya, apa agenda di balik undangan ini “ tutur SYL mengawali sambutannya”.
“Tidak ada, tegasnya”
“Saya memang sengaja, karena selama ini, kadang sulit ditemui, bahkan saya tanya-tanya staf, dimana mereka berada, padahal ikatte mi antu daeng, bantuka sejak awal kita membangun Sulsel” ungkap Syahrul dengan senyum khasnya.
Secara gamblang digambarkan tentang kemajuan yang diraih sejak masa pemerintahan awal hingga periode kedua.
Pada periode pertama kita sama-sama membangun dengan uang yang beredar saat itu sekitar 8,5 milyar, sekarang sudah mencapai 1,2 trilyun dan hasilnya kini menjadikan Sulsel yang terbaik di tingkat nasional.
Baik dari aspek stabilitas, kemajuan ekonomi maupun perkembangan sosial kemasyarakatan, Sulawesi Selatan diakui di tingkat nasional.
Terkait dengan para purna bakti aparat sipil negara (ASN), Tidak ada kata pensiun.
Karena itu, mari kita sibukkan diri. Dan kalau purnabakti bukan lagi uang yang menjadi target, akan tetapi bagaimana ada capaian kesibukan.
Oleh sebab itu, silakan buatkan perencanaan di masing-masing daerah.
Apakah mau memelihara tambak, atau kumpulan orang-orang yang bisa tercipta lapangan kerja dan di ujung kegiatan organisasi itu, ada tokoh yang muncul mewakili daerahnya, “ itu luar biasa, tutur SYL yang disambut tepuk tangan.
Para mantan pejabat eselon II dan III yang hadir juga diharapkan untuk hadir pada event-event yang dilaksanakan pihak provinsi, seperti perayaan Peringatan 17 Agustus, Hari Jadi Sulawesi Selatan dan Lovely Desember yang insya Allah akan dihadiri para petinggi negara baik Presiden RI maupun Pemimpin Negara Asean lainnya.
Usai pertemuan selanjutnya SYL menuju ke lokasi pembangunan Istana Negara di kawasan Central Point Of Indonesia (CPI) dan undangan lainnya kembali kediamannya untuk selanjutnya menuju mesjid untuk sholat Jumat (syakhruddin).