Kata orang bijak, Apa arti sebuah nama. Akan tetapi sebuah NAMA selain menjadi DOA bagi pemiliknya, sekaligus menjadi dambaan dan harapan untuk hidup yang lebih sejahtera. Demikianlah dengan nama SYAKHRUDDIN, dahulu ketika namanya diupacarakan dalam acara aqiqah diberi nama SYACHRUDDIN.
Akan tetapi seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan, terutama perkembangan dan perubahan Bahasa Indonesia, beberapa kata yang disempurnakan, diantaranya CH menjadi KH.
Demikianlah yang terjadi pada saat selesai pada Sekolah Dasar Negeri Bungaya di Makassar, nama di ijazah tertulis jelas ; SYACHRUDDIN. Seiring dengan perkembangan dan perubahan, maka pada saat akan tamat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah Tahun 1972 di Limbung Kabupaten Gowa, oleh Kepala Sekolah, M.Gassing Saleh,BA menyarankan agar nama menyusuaikan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, maka jadilah SYAKHRUDDIN.
Karena masa itu, banyak yang bernama SYAKHRUDDIN, maka supaya bisa membedakan hasil pekerjaan dengan syakhruddin yang lainnya, maka ditambahlah embel-embel nama orang tua, atas nama Daeng Nassa dan menjadilah, SYAKHRUDDIN.DN, keren kan !!!
Penulisan nama itulah yang melekat, hingga tertulis di Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 1979 pada Kantor WilayahDepartemen Sosial Provinsi KalimantanTimur di Samarinda, hingga memasuki usia pensiun, tanggal 2 Februari 2013 pada Kantor Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan di Makassar.
Selama 32 tahun dalam birokrasi Indonesia, maka kini sudah dua tahun menjadi warga masyarakat biasa dan menjadi Ketua Rukun Tetangga (RT) pada Kelurahan Pa’Baeng-Baeng Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Sabtu, 29 Agustus 2015, salah seorang tetangga yang baru pindah masuk di Kawasan JalanAndi Tonro Makassar, namanya NASIR, beliau adalah blasteran Makassar dan Peranakan Cina (baba-baba), sehingga dimasa kecilnya bernama SI TENG.
Beliau memiliki keahlian khusus yang dia peroleh melalui mimpi dan juga keturunan leluhurnya yang juga dukun terkenal di Jalan Rappocini Raya Makassar.
Setelah memeriksa SyawalAgus Sentosa alias AGUS yang sudah enam tahun belum memiliki keturunan, maka kepadanya diminta jasanya agar AGUS bisa memiliki momongan. Setelah diperiksa beberapa komponen, baik nama – posisi perut isteri dan wawancara terkait dengan cairan spermanya. Maka dari sisi nama harus ada penyusuain, agar bisa mendapatkan keturunan.
Karena sifat dasar nama Syawal Agus Sentosa (SAS) untuk bersifat menyimpan sementara Arfani (A) sifatnya membuat, maka perlu upacara untuk persembahan ke ritual dan membuat sial sehingga diharapkan dengan izin dan restu Sang Maha Pengatur keduanya bisa mendapatkan momongan sebagaimana dengan bukti-bukti yang telah ditunjukkan, baik yang datang dari berbagaipenjuru kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, demikian halnya dengan Cucu dari Keluarga Bapak Haji Yusuf Alwi, dimana anaknya sudah enam tahun usia perkawinan barulah mendapatkan momongan cucu.
Ya namanya juga usaha,tuturku dalam hati. Secara iseng, saya sodorkan nama, dan setelah disusun berdasar alfabet beliau menyarakan agar menggunakan nama awal pada saat di aqiqah dahulu yaitu SYACHRUDDIN.
Saat saya kembali bertanya kepada harus SYACHRUDDIN, katanya nilai itu lebih tinggi ketimbang menggunakan nama SYAKHRUDDIN yang menggunakan kaedah Bahasa Indonesia yang disempurnakan, terlepas dari kedua nama SYAKHRUDDIN atau SYACHRUDDIN yang pasti bahwa tulisan ini, menjadi bahan Inspirasi bagi pembaca, bahwa kelak setelah memiliki nama untuk anak maupun cucu, hendaknya disesuaikan dengan petunjuk yang ada dalam Al-Quranil Kariem, karena sesungguhnya Nama itu adalah sebuah DOA.
Kenapa persoalan ini menjadi hangat dibicarakan orang ??? ini karena adanya seseorang yang bernama TUHAN dari Banyuwangi, SOITAN dari Palembang dan nama seorang gadis yang namanya sangat singkat, Namanya D – bukan inisial tapi itu lah D namanya. Benarlah apa yang disampaikan oleh para pendahulu kita, nama itu adalah DOA, karena itu Berilah anak keturunanmu nama yang bagus, Salamaki….!!!
Wassalam/Penulis,
H.SYACHRUDDIN. DN