Perjalanan ke Pucak di Maros, dewasa ini sangat lancar karena ditunjang dengan sarana jalan yang mulus, Pucak merupakan ibukota Kecamatan Tompobulu, berjarak 18 km dari ibukota Kabupaten Maros yaitu Kota Turikale.
Pucak dengan batas wilayah sebelah Utara berbatasan Kecamatan Tanralili, Selatan dengan Desa Benteng Gajah, Di Bagian Barat Kecamatan Tanralili dan di Sebelah Timur masuk dalam bilangan Kecamatan Desa Tompulu
Untuk menjangkaunya, Pucak dapat ditempuh dengan berbagai akses yang tersedia, satu diantaranya seperti yang penulis lalui, mulai dari Jalan Hertasning, terus menuju Kampus UIN dan tiba di pertigaan yang mengarah ke Jurusan Malino, Lapangan Golf Gowa atau berbelok ke kiri menempuh jalur Moncongloe.
Di sekitar kawasan ini, Pemerintah Kabupaten Gowa telah mempersiapkan pula menjadi Kawasan Industri Kabupaten Gowa, Pasar utama dan lokasi perkantoran. Ke Depan daerah yang masuk bilangan Kecamatan Pattalassang, direncanakan menjadi Ibukota Kabupaten Gowa.
Memasuki perbatasan Gowa-Maros, pada persimpangan jalan terdapat kawasan Batalion Zeni Tempur di Sakeang, daerah pebukitan yang sangat strategis ini, juga banyak pepohonan rindang, sehingga membuat suasana semakin nyaman.
Jalan aspal yang licin dan rumah panggung yang asri. Terdapat juga beberapa rumah batu dengan assesoris yang menarik, karena cet rumah di padu dengan nuansa alam dan pepohonan yang hijau.
Menjelang masuk kawasan Pucak, Penulis menerima telepon dari suami Bunda Tanti Irwanti, “Hello, posisi dimana sekarang, ucapnya dibalik telepon genggamnya.”
Sudah melewati kawasan Batalion Zeni Tempur 8/SMG di Sakeang, jangan belok kanan, karena akan salah jalan. Akhirnya kami kembali ke posisi semula, sembari menanti kedatangan penjemput. Sejurus kemudian, datanglah Yusuf dan Wahyu, dan mengarahkan perjalanan menuju ke Kantor Camat Tompobulu.
Menjelang Magrib, akhirnya tiba di Kawasan Pucak milik mantan Gubernur Sulawesi Selatan, Bapak H.Zainal Basri Palaguna. Kami disambut Bunda Tanti di tangga rumah panggung dan suaminya, bersama anak-anak dan Panitia dari Radio Syiar 107,1 FM, selanjutnya sholat Magrib berjamaah.
Setelah beristirahat sejenak, lanjut santap malam dan mengikuti rangkaian acara seleksi penjaringan calon penyiar Radio Syiar 107,1 FM.
Di Lokasi alam Agrowisata Pucak atau di kolam Pucak Teaching Farm (PTF), terdapat beberapa obyek wisata yang sering dikunjungi wisatawan lokal yakni kolam renang, kolam ikan, kolam buaya dan kolam pemancingan.
Pada lokasi kolam renang, terdiri dari tiga jenis kolam yakni kolam anak-anak, kolam untuk remaja dan kolam dewasa yang lebih luas.
Pada kolam orang dewasa, terdapat perosotan yang menarik dan menjadi favorit para pengunjung untuk berseluncur dari ketinggian sekitar tiga meter.
Sarana penunjang, terdapat sebuah mushallah dan beberapa villa dan penginapan didalam lokasi agrowisata yang memadukan tiga macam: perkebunan, perikanan dan peternakan. Selain itu, terdapat sebuah lokasi taman burung didepan kolam renang.
Namun sayang, kondisinya sekarang memerlukan biaya perawatan yang besar, sehingga sarana ini membutuhkan investor yang bisa membangkitkan kembali, Kawasan Pucak sebagai Lokasi Agrowisata yang menggiurkan.
Rumah Panggung, Di Pucak Maros semua crew dan calon penyiar ditempatkan di rumah panggung yang disewa dua juta rupiah per malam. Ironisnya, jaringan internet sangat lelet sehingga untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan yang ada di Kota Makassar dan Kota Maros, harus mencari titik-titik yang memungkinkan ada kontak dengan dunia luar.
Suasana di Pucak Maros seakan berada di Jawa Barat, suasananya sangat mendukung untuk menulis, terlebih kondisi dan cuaca sedang hujan rintik-rintik.
Menggapai Pucak Melepas Lelah, merupakan upaya untuk sekedar keluar dari suasana yang membuat Penulis harus berpacu dengan kegiatan yang sambung-menyambung, mulai dari kegiatan di Hotel Aston bersama tamu dari luar provinsi, hingga memeriksa hasil-hasil ujian midsemester.
Di rumah panggung inilah, semua kegiatan dilaksanakan, sebelum santap malam, instruktur Idham melakukan game-game dengan para calon penyiar. Kompetisi dengan sesama anggota kelompok penyiar, semua dilakukan agar tercipta keakraban dengan sesama penyiar, sehingga terbangun suasana persahabatan yang mantap diantara mereka.
Setelah game-game dilaksanakan para calon penyiar bersantap malam dengan para peserta dan segenap crew, sebuah kebersamaan yang luar biasa yang berhasil ditanamkan Bunda Tanti kepada anak asuhnya.
Nasi yang sudah di masak disajikan dalam bentuk dua tumpukan, ikan bandeng yang dibakar oleh Suharyadi (Adhy) dan Dosen Nuryadin alias Tobi, ditumpuk dalam wajan, “Maaf, ini kondisinya darurat”, tutur Bunda Tanti kepada Penulis.
Namun semua itu, justeru disitulah letak kebersamaannya, menyatu dalam kebersamaan tanggungjawab, dengan suasana penuh keriangan.
Usai santap malam dilanjutkan dengan kegiatan pengarahan oleh Direktur Radio Syiar 107,1 FM, Dra. Irwanti Said, M.Pd, acara perkenalan antara penyiar senior dengan para peserta penjaringan calon penyiar 2014/2015.
Berbagai game-game yang membuat peserta bertarung diantara mereka, menjelang Pukul 02.00 dinihari barulah istirahat. Memasuki waktu subuh, mereka dibangunkan kembali untuk sholat subuh lalu melanjutkan kegiatan.
Setelah penyerahan paket kepada pemenang, terdapat enam paket untuk mereka yang disiapkan oleh Penulis, selanjutnya mereka menuju “Kolam Renang” dan mengikuti ritual “Baiat” selaku penyiar baru di Radio Syiar 107,1 FM.
Puncak acara adalah pembacaan doa bersama dan selanjutnya naik ke bus milik PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa dan kembali ke Kampus Peradaban di Samata, dengan membawa kenangan masing-masing.
Salam,
Email : syakhruddin@gmail.com