Selasa petang 22 Juli 2014 kami menyaksikan para elite politik yang ikut bertarung dari Pilpres memberikan tontonan yang sangat memilukan hati dan menyakitkan hati Rakyat Indonesia, dimana saksi pasangan Prabowo-Hatta Radjasa meninggalkan lokasi rapat perhitungan akhir di Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta.
Rekapitulasi hasil perhitungan resmi di saat provinsi ke-29 dalam proses perhitungan, Saksi Prabowo-Hatta Radjasa dalam pidato akhir kesaksiannya mengatakan banyak kecurangan yang telah dilakukan dalam proses pilpres yang berlangsung tanggal 9 Juli 2014 lalu.
Cedera politik yang dilakukan melalui pidato politik Probowo tanpa didampingi Hatta Radjasa di Rumah Polonia, memberi kesan kalau pasangan Capres No. 1 ternyata tidak bisa menerima kekalahan dan menarik saksinya dari rapat akhir rekapitulasi di KPU Pusat.
Sejumlah pakar hukum dan pakar politik menyesalkan sikap Prabowo yang terkesan mendadak dan tidak siap kalah, amat bertentangan dengan apa yang telah diucapkan diawal pertarungan.
Burhanuddin Murtadi pemilik Lembaga Quick Count yang analisis perhitungan cepatnya mendekati hasil real count KPU. Burhanuddin amat menyesalkan sikap politik Prabowo yang menarik diri dari perhitungan suara, semua ini menunjukkan ketidaksiapan Prabowo menerima kekalahan.
Cawapres Hatta Radjasa yang tidak hadir di rumah Polonia dan Mahfud.MD yang menarik diri dari tim Capres No. 1 menunjukkan bahwa secara tersirat dari beliau sudah mundur.
Kubu Prabowo akan mengambil langkah-langkah hukum dan itu sudah tepat yang penting jangan sampai membuat huruhara karena akan berhadapan dengan Polisi dan TNI, kita sangat berharap untuk tetap menjaga situasi kondusif dan warga masyarakat dapat melakukan aktifitas dengan tenang di sisa akhir ramadan 1435 H.
Dewasa ini kita memang butuh kedewasaan politik ke publik dan para elite diharapkan mampu memberikan sikap kenegarawanan dan kedewasaan dalam berpolitik.
Diharapkan untuk Pilpres dimasa mendatang, kondisi seperti ini hendaknya jangan lagi terjadi peristiwa penarikan saksi di gelanggang perhitungan suara di level nasional, seraya kita mengucapkan terima kepada segenap Bangsa Indonesia yang telah melaksanakan memberikan suara di TPS dan keberhasilan KPU dan Bawaslu adalah kemenangan kita semua, salamaki.