Suasana santap sahur di hari keempat bulan suci ramdan 1435 H tepatnya pada Hari Selasa 1 Juli 2014 berlangsung dalam suasana damai dan penuh dengan canda ria, begitu pula saat kami bertiga, Ny.Hj.Nurlia, Tri Puspita Sari dan Penulis menuju Masjid Al-Abrar untuk menunaikan sholat subuh berjamaah.
Namun siapa yang pernah menyangka, kalau dalam perjalanan pulang dari Masjid Al-Abrar, pinggang sang nyonya terasa nyeri namun masih bisa di tahan hingga masuk rumah. Sembari menahan rasa nyeri di pinggang, akhirnya diputuskan untuk menuju rumah sakit. Sejurus kemudian kami menuju Rumah Sakit Stella Maris di Jalan Penghibur Makassar.
Tetapi pihak petugas menolak kami dengan alasan harus ada pengantar dari Puskesmas Jongaya yang terletak di Jalan Andi Tonro. Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit kami kontak suster Asni, tetangga yang kebetulan bekerja di Puskesmas Jongaya.
Begitu kendaraan yang membawa Hj. Nurlia mau masuk Puskesmas Jongaya, suster Asni sudah berdiri menjemput di depan pintu, setelah melakukan pendaftaran di Askes yang kini berubah ke BPJS akhirnya langsung diperiksakan ke dokter yang bertugas jaga hari itu, intinya kami mendapatkan prioritas utama dan perlu antri.
Sang dokter memberikan rekomendasi untuk merujuk ke Rumah Sakit Stella Maris kembali, di pintu masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) kami diarahkan lagi ke bagian depan di pusat BPJS. Selain mengambil nomor antri yang disodorkan pihak security di rumah sakit lalu menuju ke loket pelayanan.
Karena sakit pinggangnya makin menyerang akhirnya tertidur di bangku panjang ruang tunggu, segera kami melapor ke petugas BPJS dan memperlihatkan kondisi pasien. Karena keadaannya darurat akhirnya pihak BPJS menelpon bagian gawat darurat dan segera mengirimkan kursi roda untuk dilarikan masuk ke instalasi gawat darurat.
Menurut analisis sementara ada gangguan pada batu ginjal, dokter jaga dan para perawat segera memberikan pertolongan, semetara Penulis menuju ruang farmasi untuk pengambilan obat sesuai dengan resep dokter.
Pertanyaan dokter, “mau dirawat atau rawat jalan” saya bilang, kami ini butuh pelayanan, kalau memang itu gawat maka dirawat, kalau masih bisa pulang, ya rawat jalan, ujarku.
Setelah di suntik dan diberi obat, akhirnya bisa sedikit mengurangi rasa sakit. Karena di instalasi gawat darurat tidak boleh terlalu lama, akhirnya salah seorang suster mengatakan, “sekarang sudah bisa dibawa pulang, padahal sang pasien masih terasa nyeri dI pinggang”.
Dengan sedikit rasa kesal tapi tetap[ bersabar karena dalam kondisi berpuasa, akhirnya kamimeninggalkan rumah sakit Stella Maris Makassar dan menuju dokter spesialis di Jalan Monginsidi, namanya dokter Syakib.
Setelah pemeriksaan yang teliti, lalu diberi obat dan surat pengantar untuk ke Prodia guna pemeriksaan laboratorium, setelah minum obat, kami bawa pulang ke rumah dan tertidur pulas, semoga saja bisa segera sembuh namun demikian pemeriksaan laboratorium akan terus dilanjutkan.
Begitulah kondisi kekinian, dengan pelayanan di rumah sakit yang makin berbelit, maka sudah sepantasnyalah kita mengucap syukur Alhamdulillah, atas segala rakhmat “kesehatan” dan kesempatan yang kita peroleh, karena itu jagalah kesehatan, Karena Kesehatan itu adalah Rakhmat, selamat berpuasa, salamaki …!!!