Kondisi Kota Makassar yang kini bertekad mengejar predikat baru dengan tagline, “Makassar menuju Kota Dunia”, tentu memiliki berbagai keunikan dalam pengembangan kotanya.
Satu diantaranya adalah adanya “Bakso Total Gunung Merapi”. Mengapa begitu terkenalnya bakso ini, mungkin karena aroma dan olahannya yang spesifik, sehingga banyak pengunjung yang berjubel disana untuk menyantap “Bakso Total maupun Mie goreng atau Nasi goreng” tapi bagi warga Kota Makassar, “Bakso Total” sudah sangat familiar di telinganya.
Mengingat kondisi cuaca Kota Makassar yang hujan terus menerus di bulan Januari 2014, maka banyak pengunjung yang mendatangi “Bakso Total” yang terletak di Jalan Gunung Merapi Makassar, lokasinya juga tidak jauh dari rumah Jabatan Gubernur Syahrul Yasin Limpo.
Ada yang datang dengan jalan kaki, naik motor bahkan bermobil, dan memarkir kendaraannya di sepanjang Jalan Gunung Merapi. Penjualnya dari Pulau Jawa, ada lima orang pelayan yang setia melayani pembeli dari jam 09.00 pagi hingga 20.00 malam.
Intinya belum lengkap kunjungan ke Makassar kalau belum merasakan nikmatnya “Bakso Total Gunung Merapi”, tutur anak rekan Penulis sembari berpromosi kepada sahabatnya yang datang dari Pangandaran Jawa Barat. Di Makassar memang banyak kuliner yang sering menjadi sasaran para pendatang untuk menikmati kuliner, selain “Bakso Total”, Konro Karebosi atau Pallubasa di Jalan Serigala Makassar.
Begitu juga dengan Coto Makassar atau Ikan Bakar di Paotere yang dilengkapi dengan suguhan elekton. Pendek kata, apa yang anda inginkan, semua tersedia di Kota Dunia, mulai dari kelas “Kentaki alias Kentara Kaki” hingga kuliner yang berharga ratusan ribu rupiah.
Akan halnya “Bakso Total” maka kita penting mengetahui tentang “asal-muasal” kata “BAKSO”. Konon asal mula bakso yang anda sering makan. Kita artikan Kata Bakso berasal dari kata BAK – SO, dalam Bahasa Hokkien berarti “ Daging babi giling “ karena kebanyakan Orang Indonesia adalah muslim maka bakso lebih umum di buat dari bahan halal daging ayam, sapi ataupun ikan.
Pada awal abad ke-17 akhir Dinasti Ming di Fuzhou, Hidup seorang pria bernama Meng Bo yang tinggal di sebuah desa kecil. Meng Bo sangat baik dan sangat berbakti kepada orang tuanya. Kebaikan dan bakti kepada ibunya sudah dikenal di kalangan tetangganya.
Suatu hari, ibunya yang sudah mulai tua sudah tidak dapat makan daging lagi, karena giginya sudah mulai tidak bisa makan sesuatu yang agak keras. Ini sedikit mengecewakan karena dia suka sekali makan daging.
Meng Bo ingin membantu ibunya agar bisa mengonsumsi daging lezat lagi. Sepanjang malam duduk, memikirkan bagaimana mengolah daging yang bisa di makan oleh ibunya. Hingga suatu hari, ia melihat tetangganya menumbuk beras ketan untuk dijadikan kue mochi. Melihat hal itu, timbul idenya.
Meng Bo langsung pergi ke dapur dan mengolah daging dengan cara yang digunakan tetangganya dalam membuat kue mochi. Setelah daging empuk, Meng Bo membentuknya menjadi bulatan-bulatan kecil sehingga ibunya dapat memakannya dengan mudah.
Kemudian ia merebus adonan itu, tercium aroma daging yang lezat. Meng Bo menyajikan bakso itu kepada ibunya. Sang ibu merasa gembira karena tidak hanya baksonya yang lezat, tapi juga mudah untuk dimakan.
Meng Bo sangat senang melihat ibunya dapat makan daging lagi. Cerita bakti Meng Bo cepat menyebar ke seluruh Kota Fuzhou. Penduduk berdatangan terus menerus untuk belajar membuat bakso yang di buat Meng Bo.
Dan resep terus menyebar dari keluarga ke keluarga lain, kota ke kota lain dan bahkan sekarang di Indonesia. Mungkin bentuk dan rasa yang di buat Meng Bo dan kita makan sehari-hari pasti beda. Cuma sama-sama daging empuk yang di buat bulat-bulat.
Di Indonesia bakso sudah dikembangkan resepnya jadi beda-beda. Dari segi warna bakso, resep soup dan lain-lain sudah berbeda dari dulu sampai sekarang. Karena perkembangan dan perjalanan hidup umat manusia akhirnya “Bakso” tiba juga di Kota Daeng dan saat ini sudah menjadi makanan favorit yang di sukai berbagai kalangan.
Akhirnya mari kita bersama-sama menyantap “Bakso” sembari menikmati suguhan tulisan ini, yang enak dibaca dan memang perlu, salamaki.
Salam Takzim,
website : syakhruddin.com SMS : 081 2424 5938
email 1 : syakhruddin@gmail.com Pin BB : 2A2 FC 722
email 2 : syakhruddin@yahoo.co.id Pin Android : 7BCE 92D9
HP Alternatif : 0878 4217 6989 – HP. 0896 9526 7889