Setelah memasuki masa purnatugas, banyak hal yang berubah, termasuk didalamnya, tidak lagi menjadi anggota KORPRI (Korps Pegawai Republik Indonesia) akan tetapi, tergabung dalam Persatuan Pensiunan Pegawai Sosial, disini aturannya juga tidak terlalu mengikat, karena hanya merupakan forum dengan titik berat pada aspek “Silaturahmi”.
Kali ini, Penulis juga memutuskan untuk berhenti sebagai anggota pada koperasi Tat Twam Asi milik Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan. Ada berbagai alasan yang mengakibatkan keluar dari keanggotaan. Pertama, karena sudah tidak aktif lagi sebagai PNS, kedua ketua KPN Tat Twam Asi, Bapak Drs.H.Andi Lukman Hasan sudah meninggal dunia.
Dengan demikian tingkat kepercayaan dan kapabilitas terasa ada yang hilang, hal ini yang membuat banyak anggota yang jadi was-was, sedang faktor ketiga, banyaknya anggota koperasi, baik perorangan maupun perunit atau UPT (Unit Pelaksana Teknis), meninggalkan KPN Tat Twam Asi.
Setelah berembus angin tak sedap, kalau pengurus lama masih banyak utang pada Bank Kesejahteraan, terlebih di koperasi tidak tersedia uang tunai, karena beberapa pengelola kegiatan, meminjam sementara untuk biaya operasional, terutama untuk kebutuhan-kebutuhan yang urgen dan tidak ada dalam DIPA (Daaftar Isian Penggunaan Anggaran). Dimasa lalu sering disebut dengan anggaran yang tidak memiliki mata anggaran.
Nah, bagaimana nasib KPN. Tat Twam Asi dimasa mendatang, kini Pengurus baru harus kerja keras, menunjukkan kreatifitasnya, menjaga kepercayaan dan sekaligus membuka diri akan pengelolaan keuangan secara transparan dan bukan memprioritaskan proses pinjam-meminjam pada mereka yang memiliki kewenangan.
Pengalaman adalah guru yang amat berharga, beberapa koperasi di daerah ini, begitu kepengurusan berganti ke tangan pengurus baru, koperasi itu turut terkubur, seperti KPN Sanggup di Kabupaten Soppeng, beberapa KPN di Kabupaten Takalar.
Begitu ketuanya berganti, semua sistim juga berganti. Semoga KPN. Tat Twam Asi tidak mengukir sejarah kelam seperti pendahulunya. Di tangan pengurus dan Pembina koperasi, dalam hal ini, Kepala Kadis Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, untuk mempertahankan predikat sebagai juara tingkat nasional dalam pengelolaan koperasi pegawai negeri.
Orang bijak selalu berkata, merebut itu gampang tetapi mempertahankan itu amat susah, itulah nasib KPN. Tat Twam Asi (Bahasa Sangsekerta) yang artinya Engkau Adalah Aku. Secara perlahan tapi pasti akan ditinggalkan oleh anggotanya, bilamana tidak mampu menanamkan kepercayaan yang tinggi kepada anggotanya.
Kepercayaan itu adalah mata uang yang berlalu dimana-mana, ungkap Herman dalam sebuah perbincangan dengan salah seorang rekan yang baru di kenalnya di ruang tunggu stasiun otorized PT. Suzuki Makassar.
Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang, maka pada hari Senin, 3 Juni 2013 nomor anggota 331 an. Drs.H.Syakhruddin.DN,M.Si menyatakan keluar dengan resmi menjadi anggota KPN. Tat Twam Asi Makassar. Karena itu, semua dana simpanan termasuk simpanan pokok dan simpanan wajib harus dikembalikan oleh pengurus, dan kini Pengurus meminta waktu untuk mengembalikan dana tersebut minggu depan.
Bilamana semua anggota aktif memiliki pemikiran sama dengan para pensiunan, maka yakin dan percaya, KPN. Tat Twam Asi akan menyusul KPN. Sanggup di Soppeng, yang kini tinggal kenangan.
Kita selalu berdoa, semoga rekan-rekan yang masih aktif bekerja, tetaplah menjadi anggota serta perbanyaklah simpanan sukarela, agar pengurus dapat melakukan berbagai intevensi kegiatan.
Karena kalau tidak, maka Tat Twam Asiakan terkubur dan gagal meraih predikatnya sebagai sang jawara, sebagaimana gagalnya sang pembina meraih tiket sebagai kandidat bakal calon (balon) bupati di salah kabupaten di provinsi yang dipimpin Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Bila semua kondisi tak dapat diatasi dan hanya meratapi kegamangan, maka pada gilirannya semua anggotanya, akan mengambil simpanannya seraya mengucapkan; “Sayonara Tat Twam Asi”, Salamaki.
Salam Takzim,
www.syakhruddin.com
email : syakhruddin@gmail.com
email : syakhruddin@yahoo.co.id
SMS : 081 2424 5938 PIN 2A2 FC 722