SYAKHRUDDIN.COM – Perjalanan karier bagi PNS (Pegawai Negeri Sipil) berada pada kisaran 56 thn, 58 thn atau maksimal 60 thn, kemudian memasuki masa usia pensiun atau dikenal dengan istilah “Purnabakti”.
Penulis berada pada posisi usia 56 thn, pada tanggal 1 Pebruari 2013, bersamaan dengan perhitungan suara Pilgub di KPU Sulsel, yang dipastikan dimenangkan pasangan No.2 DR.H.Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu’mang.
Sebagai calon pensiunan, maka kepada semua staf, kepala seksi, mitra kerja, sahabat dan rekan-rekan Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial (Kabid Banjamsos) seluruh Indonesia.
Saya mengucapkan TERIMA KASIH, atas segala perhatian dan kerjasama selama ini, MOHON MAAF bila dalam pergaulan keseharian kita, ada hal-hal yang tak berkenan, sekali lagi MOHON MAAF.
Seraya pada kesempatan tulisan kali ini, PAMIT dari kegiatan birokrasi dan kedinasan, selanjutnya memasuki masa “Purnabakti”
Seiring perjalanan waktu, maka masih jelas dalam ingatan, pada tanggal 1 Pebruari 1979, sebagai CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) yang ditempatkan pada Kanwil Depsos Prov. Kaltim di Samarinda.
Kemudian mutasi ke Kandep Sosial Kota Balikpapan dan terakhir di Kandep Sosial Kab. Pasir di Tanah Grogot.
Dari Bumi Burneo selanjutnya mutasi ke Kandep Sosial Kab. Takalar yang saat itu dipimpin Drs.H.M.Sewang Thamal.
Kemudian mutasi jabatan, menjadi Kepala Hubungan Masyarakat pada Kanwil Depsos Prov. Sulsel di Makassar yang berujung pada “Pembubaran Departemen Sosial” oleh Presiden Gusdur.
Masa likwidasi itu membawa hikmah dan mengantar Penulis, masuk ke dunia pendidikan Pascasarjana pada Universitas Hasanuddin Makassar, dengan Konsentrasi bidang Antropologi Budaya.
Dengan latar belakang pendidikan S.II inilah yang memudahkan menduduki jabatan, sebagai Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial selama 5 tahun dan pensiun 1 Pebruari 2013.
Terima kasih kepada semua pihak, tidak dapat kami sebutkan satu persatu dalam kolom yang kecil ini, akan tetapi dengan izin dan restu para pembaca, kami akan PAMIT dalam gelanggang birokrasi Indonesia.
Selanjutnya membenamkan diri pada dunia jurnalistik, menjadi “Pemimpin Redaksi” pada Tabloid Bawa Karaeng Sulawesi Selatan, berkantor pusat di Jalan Andi Tonro Kabupaten Gowa di Sungguminasa.
Disanalah, sang Penulis akan melanjutkan pengabdian dengan menjalani berbagai seluk-beluk pemberitaan, menyalurkan hobby lama yang selama ini terpendam, karena tugas birokrasi yang menggunung.
Kini semuanya sudah berlalu, beralih ke profesi lama dan membangun kembali keterampilan menulis, merupakan hobby dalam sejarah kehidupan. Semula pada saat di Kabupaten Pasir.
Bergabung dalam kelompok SKM. Kaltim Post, Mingguan Maranti dan menjadi koresponden lepas, pada media nasional yang saat itu amat ketat, dalam proses penyiaran di bawah kungkungan Orde Baru.
Saat berpindah di Sulawesi Selatan menjadi Koresponden Harian Fajar yang berkantor di Kabupaten Takalar, hal inilah memudahkan lolos menjadi Kepala Hubungan Masyarakat di Kantor Wilayah Departemen Sosial Provinsi SuLawesi Selatan di Makassar,.
Sampai badai reformasi yang menjungkalkan Departemen Sosial terlindas dalam Kabinet Pembangunan yang dipimpin Presiden Gusdur.
Beruntung dengan tampilnya Presiden Megawati ke gelanggang nasional, kembali menghadirkan Kementerian Sosial di Persada Bunda Pertiwi, hingga akhirnya memasuki era OTODA dan menikmati masa Purnabhkati.
Sebuah proses alamiah yang berawal dari nol dan selanjutnya akan berakhir pada nol, itulah kehidupan anak manusia di mayapada ini, semua akan berubah, kecuali perubahan itu sendiri, Salamaki.