SYAKHRUDDIN.COM – Hari ini, Kamis 24 Januari 2013, bertepatan dengan “Maulid Nabi Besar Muhammad SAW” genap sudah usiaku diangka 47.
Sebuah angka yang cukup matang dan perjalanan waktu yang cukup panjang dan melelahkan.
Putri semata wayang, kini telah memasuki usia ke-21, Sang Putri yang tengah berjuang di bidang pendidikan, memberi harapan satu-satunya untuk hari esok yang penuh bahagia.
Patut disadari, dalam perjalanan bahtera rumah tangga, memang kurang beruntung,”Guman Linda” dalam rasa kepanasarannya.
Akan tetapi kehadiran Herman disisinya telah menguatkan seluruh jati dirinya sebagai seorang petarung yang memiliki semangat bahari yang pantang surut ke tepian.
Sebagai seorang penopang rumah tangga, hubungan harmonis yang dilakoninya dengan penuh pesona selama 25 tahun, memang memberi ruang tersendiri, sekalipun hanya merupakan penyangga, dari sebuah keruntuhan dari kelelahan yang panjang.
Sementara dalam era peringatan ultah tahun ini, ada sesuatu yang masih menyisahkan harap, sebagaimana ungkapan Herman pada mottonya’ “Percayalah pada harapan, bukan pada ketakutan.”
Mengenang peristiwa saat bertugas di Kota Daeng, usia 25 tahun, memang semuanya masih terasa indah, kondisi tubuh begitu fit, akan tetapi dewasa ini, secara bertahap diakui.
Mengalami sedikit penurunan daya tahan tubuh, tetapi semangat hidup, masih terus tegar, karena kehadiran Herman selalu memberi spirit disisiku.
Dia bukan saja penyangga yang tangguh, tetapi sekaligus merupakan pilar utama, dalam mencapai karier tertinggi, walau kadang rasa khawatir menghinggapi diriku, terlebih Herman sekarang sudah tidak lagi berada dalam kondisi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kini Herman menjadi seorang jurnalis freelance, yang tentu waktu dan kesempatannya semakin jauh dari sistem dan disiplin perkantoran, Herman bebas, laksana merpati yang terbang tinggi, akan hinggap dimana ada tempat bernaung.
Namun ada sesuatu yang menjadi pegangan hidup, bahwa ”Merpati Tak Pernah Ingkar Janji,” dan itu pula yang selalu memberi spirit, dorongan dan semangat hidup, hingga perjalanan usia sudah di posisi yang sekarang.
Sejenak kuhela nafas dalam-dalam, akankah begini terus jalan hidupku, atau kubanting stir kehidupan ini, kalau perlu rem mendadak. “ Akh tidak, sejenak bayangannya berkelebat, tersenyum manis, bahkan teramat manis, sembari berkata “Selamat Ulang Tahun Sayang,.
Lambaian tangannya yang kekar, seakan berkata padaku, “ Jangan cengeng isteri pelaut, tanamkan semangat Daeng Lewa, pelaut ulung dan perantau sejati, yang memiliki etos dan harga diri.
Sebuah sikap tegas dan tegar, tak lekang oleh panas dan tak lapuk karena hujan, Herman mendekatiku seraya mencium keningku, sambil berbisik pelan, “Kursi Rodaaaaaa Sayang” Salamaki