SYAKHRUDDIN.COM – Lelaki sejati dari Bumi Turatea yang merantau dan terakhir terdampar di Pulau Babuar di Pangkal Pinang, hari ini Sabtu 12 Januari 2013 menghembuskan nafasnya yang terakhir di tanah rantau, tanpa sanak family, kecuali tetangga dan kenalannya yang sudah dianggapnya sebagai keluarga.
Tagana Yasir dari Pangkal pinang menyampaikan melalui SMS, kalau Daeng Lewa sudah berpulang kerakhmatullah, Pukul 12.00 waktu setempat dan dimakamkan di kampung Sdr. Yasir, anggota TAGANA yang pernah mengantarnya ke Kabupaten Jeneponto 24 April 2012 untuk menemui sanak familinya.
Harapan dan mimpi Daeng Lewa sudah terkabul, kembali ke kampung halaman, tempat dimana masa kecilnya dilalui, namun sanak family di sanak tak sudi menerimanya, apalagi dia sudah terhitung renta dan membutuhkan perawatan, akhirnya Daeng Lewa, memilih kembali ke Pangkal Pinang hingga hayat menjemput dirinya dalam kesendirian.
Kisah petualangannya, berawal saat lelaki Daeng Lewa, sang anak yatim yang meninggalkan Jeneponto sejak berumur 10 tahun, kini kembali mencari sanak famili di Bumi Turatea Jeneponto, masa kecilnya yang kurang bahagia sejak ibunya meninggal dunia saat dirinya masih butuh asuhan, ayahnya yang suka berpetualangan menitipkan pada seorang kerabatnya, bernama Daeng Kanari (almarhumah).
Bersama ibu angkatnya, Daeng Lewa membantu menanam sayur-mayur di bantaran sungai dan hasilnya dijual ke Penjara Jeneponto (Lembaga Pemasyarakatan,red) untuk menu makan para tahanan.
Di usia 12 tahun, Daeng Lewa mendapatkan informasi kalau ayahnya, menjadi penjaga Sekolah Rakyat (SR) di Limbung Kabupaten Gowa, Daeng lewa kecil menyusul ayahnya, setelah menetap di Limbung bersama ayahnya, Daeng Lewa memasuki usia remaja, dengan semangat muda yang membara.
Daeng Lewa memulai melakukan petualangan yang panjang, ikut menumpang di perahu phinisi, mengembara di negeri orang dan terakhir terdampar di Pangkal Pinang dan hidup seorang diri di Pulau Babuar Bangka Belitung.
Tim Tagana Aswin dan Yasir yang membawanya pulang ke kampung halaman, hanya menemukan segelintir keluarga atau kerabat yang pertalian darahnya terbilang jauh, Daeng Lewa nyaris tak di kenal.
Jejak dan riwayat keluarga yang mencintainya tidak diperoleh, terlebih kondisinya semakin renta dan sakit-sakitan, andai saja Pemda atau orang tak bersimpati lagi kepadanya, maka Daeng Lewa, memilih kembali ke Pulau Babuar hingga akhir hayatnya.
Setelah menginap beberapa hari di Bumi Turatea, akhirnya pada hari Sabtu, 28 April 2012 Pukul 12.00 Wita, Daeng Lewa dengan diantar oleh Tagana Yasir dan petugas Sosial an. Yasmin kembali ke Pangkal Pinang.
Daeng Lewa, sudah memutuskan tekadnya untuk terus merantau di telan masa, sebagaimana janji seorang pelaut Makassar, “Kualleangi Tallangga Na Toali” arti harfiahnya, lebih baik karam di dasar laut daripada kembali tanpa hasil, semoga semangat Daeng Lewa tetap bersemayam di dada pemuda masa kini.
Hari Sabtu, 12 Januari 2013, lelaki sejati dari Bumi Turatea, telah menghembuskan nafas terakhir tanpa sanak family, bukti semangat bahari yang tak lekang oleh panas dan tak lapuk karena hujan, selamat jalan Daeng Lewa, Innalillahi Wa inna ilahi Rajiun.
3 thoughts on “Sang Perantau Daeng Lewa Sudah Tiada”
Selamat jalan pak Lewa, semoga diberi tempat yang layak disisi Allah
Selamat jalan pak Lewa, semoga diberi tempat yang layak disisi Allah
Makasih komentarnya Mingky Listiyadhi…. semoga semangat Daeng Lewa memberi penuntun bagi generasi muda
ada rencana untuk membukukan kisah pak Daeng bisakah bpk juga membantu